Sudah lima hari dari penggeledahan tiba-tiba di kantor Adine. Darren mendatangi kejaksaan. Salah satu temannya ada yang bekerja disana. Sedikit banyaknya Darren bisa bertanya akan kasus yang sedang ia tangani. Sebenarnya Darren bukan tipe orang yang akan menghubungi siapapun untuk kepentingan kerja. Dalam artian menghubungi orang dalam untuk perkembangan kasus.
Darren lebih suka hasil secara real dilapangan tanpa ada campur tangan informasi dari pihak manapun. Tapi, kasus Darren kali ini berbeda. Silakan kalau kalian ingin mengata-ngatainya kurang profesional. Darren merasa harus memastikan sendiri bahwa clientnya bersih. Sebenarnya ia terlalu terpengaruh karena title Adine sebagai anak Pak Arga. Kalau bukan, Darren tidak akan mau repot mengurusi sampai sedetail ini. Kalau kata Bani. Bukan lo banget.
Buktinya sekarang, Darren dengan sengaja mengunjungi Naufal, salah satu temannya yang menjadi jaksa, untuk menggali informasi lebih cepat tentang perkembangan kasusnya. Meskipun Darren tahu sebenarnya cukup sulit karena jaksa yang menangani kasus ini adalah seniornya yang terkenal sangat teliti dan tidak bisa diintervensi dalam bentuk apapun. Bukan, bukan maksud Darren ingin mengintervensi supaya nama Adine dibersihkan, Ia hanya ingin mengawal lebih ketat dan memastikan Adine benar-benar bersih dari kasus ini. Jadi ia butuh informasi lebih cepat.
Darren sudah didepan gedung kejaksaan. Tangannya merogoh saku celana dan mengambil ponsel, mencari nama Naufal lalu menelpon laki-laki itu.
"Fal...Hallo....Gue dikejaksaan nih" kata Darren saat Naufal mengangkat telepon darinya.
"Langsung keruangan gue aja" sahut Naufal dari sebrang telepon.
Naufal belum diberitahu tentang maksud Darren mengunjunginya tiba-tiba. Tapi laki-laki itu akan selalu meminta Darren segera menemuinya.
Darren segera memasuki kantor kejaksaan. Melewati lobi dan memasuki lift. Menuju ruangan Naufal.
"Gue butuh bantuan lo" kata Darren to the point saat ia sampai di ruangan Naufal.
"Anjing lo dateng ada maunya" komentar Naufal. "Kenapa?" Lanjutnya
Darren tersenyum manis dan memberikan sebuah dokumen kearah Naufal. Naufal membacanya dengan seksama.
"Siapa jaksanya?" Tanya Naufal
"Bang William" kata Darren.
"Nanti gue tanyain" kata Naufal.
Seolah mengerti maksud Darren, Naufal langsung mengatakan itu. Hal yang paling Darren sukai dari temannya ini. Tidak suka basa basi dan langsung mengerti tepat sasaran. Insting Naufal bagus, makanya ia bisa jadi jaksa yang selalu ditunjuk sebagai orang yang memberikan bimbingan bagi calon-calon jaksa. Laki-laki itu juga sering kali diberi kasus-kasus besar. Tingkat analisisnya tinggi sampai kasus-kasus yang ia tangani sering kali ditangani dengan cepat dan tepat.
"Lo kapan-kapan ikut ngopi kali. Sibuk mulu" kata Darren. Ia akhirnya duduk di sofa ruang kerja Naufal. Mode bekerja sudah beres.
"Pertengahan tahun gini gue heran kenapa orang bikin masalah mulu, bikin gue sibuk" kata Naufal.
"Gue, Bani sama Arya rencana mau party akhir bulan ini. Ditempat biasa. Lo dateng. Jangan sampe engga" lanjut Darren.
"Iyaa ntar gue dateng kalo istri gue kasih izin" Kata Naufal.
Darren mengangguk-anggukkan kepala sambil tangannya menepuk-nepuk sofa, ia lupa kalau Naufal adalah pengantin baru. Mana mungkin juga bisa ikut pesta akhir tahun dengan bujang-bujang. Tapi, gak ada salahnya kan ikut. Ya untuk hiburan aja. Senang-senang setelah satu tahun bekerja keras mencari nafkah.
"istri lo bawa aja" kata Darren.
"Mana dia mau ke pesta bujang" sahut Naufal.
"Ya itung-itung perayaan..." omongan Darren berhenti. Jarinya bergerak dari ibu jari sampai jari manis. Menghitung berapa lama Naufal menikah. "4 bulanan pernikahan kalian" lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth in Life (ON GOING)
RomanceDarren Jeff Alaric, seorang pengacara muda berbakat yang tampan dan playboy. Orang bilang, Darren punya pesona tersendiri dimata para perempuan cantik. Elmeira Zalika Adine, seorang akuntan berbakat yang galak tapi gampang nangis. Orang bilang, si...