Helloo
Happy Reading 🥰
Kalian lihat laki-laki yang duduk di sofa? matanya menatap seorang wanita paruh baya yang ia pikir akan segera keluar dari tempat berbau bahan kimia ini? Laki-laki yang dalam hatinya tak lepas dari untaian doa agar wanita yang ditatapnya itu bisa segera kembali ke rumah yang nyaman. Bagaimana caranya Darren menjelaskan sosok nenek hebat dan luar biasa ini. Nenek Arum, wanita paling hebat karena ia bisa menjadi pendamping kakeknya yang begitu keras, melahirkan tiga orang anak yang sukses, mendidik anak-anaknya dengan baik.
Kalian pernah mendengar kalimat "seorang ibu akan menyayangi anaknya tapi seorang nenek akan mencintai cucunya melebihi anaknya" kalimat itu Darren akui kebenarannya. Nenek Arum selalu mengajarkan cucu-cucunya untuk menjadi orang yang disiplin, bertanggung-jawab dan tidak pengecut. Pribadi Nenek Arum yang mudah akrab, gaul, dan berpikir terbuka membuat keenam cucunya sangat menyayangi Nenek Arum. Nenek Arum selalu berkata pada anak-anaknya 'mendidik anak itu tidak perlu harus memukul, cukup kamu tahu apa yang mereka inginkan beri pengertian ajarkan kebenaran'
Darren dan lima sepupunya selalu merasa memiliki pelindung. Tapi bukan berarti mereka menjadi pribadi yang tidak tahu diri. Itulah kenapa, Darren dan lima sepupunya sangat menyayangi nenek Arum. Masa kecil Darren banyak dihabiskan dengan nenek Arum dibandingkan dengan Mama Diana. Bukan karena apa-apa, Mama Diana adalah seorang ibu yang bekerja, jadi dengan terpaksa Darren harus banyak tinggal dengan Neneknya. Ini menjadi alasan kenapa Darren lebih dekat dengan Neneknya di banding sepupunya yang lain.
Sekarang, melihat neneknya yang terbaring lemah dengan alat bantu pernafasan jelas membuat Darren sedih. Siang ini tiba-tiba nenek Arum drop, nenek Arum sesak nafas dan harus dibantu dengan alat pernafasan. Neneknya yang penuh semangat, neneknya yang tidak pernah mengeluh sakit, neneknya yang senang bercanda. Sekarang terlihat tidak baik-baik saja.
"Kalau mau nangis, nangis aja kali"
Celetukan seseorang membuat Darren tersadar dari pikirannya. Laki-laki itu menggerakan kepalanya ke kanan dan kiri karena terkejut. Sosok Raka masuk dengan diikuti oleh Bella, Gavin dan Devira.
"Sialan lo" kata Darren.
"Sepi banget, pada kemana?" Tanya Raka.
"Kita gantian" jawab Darren.
Mereka berempat memeluk Darren bergantian. Meskipun Darren bisa merasakan tatapan Gavin yang menusuk saat Devira bergerak memeluknya. Kalau ini bukan Rumah Sakit Gavin sepertinya akan melarang Devira melakukan itu. Tapi karena tempat ini tidak boleh ada keributan, laki-laki itu menahan emosinya. Darren tahu. Karena setelah Devira melepas pelukannya Gavin segera menarik tangan Devira lembut untuk ia genggam selalu.
"Nenek lo gimana?" Tanya Gavin
"Kemarin dokter bilang gak kenapa-kenapa, cuma tunggu infus abis aja. Tapi keadaannya belum membaik jadi harus tambah infusan. Terus tadi siang tiba-tiba sesek nafas" jelas Darren.
"Lo percayain ke dokter aja" kata Raka
Darren menganggukkan kepala pertanda menyetujui ucapan Raka. Tidak lama dari itu Tante Pudjia dan Om Reza -suami tante Pudjia- datang. Darren jadi bisa keluar dan mengobrol lebih nyaman dengan keempat temannya itu.
"Ren, gue denger kasus yang lagi lo tanganin itu makin gede" kata Raka membuka pembicaraan ketika mereka memutuskan untuk diam di kafetaria.
Darren menaikan alis.
"Kasus gue banyak pea"
"Korupsi, si Gavin kemaren rugi 2 M gara-gara perusahaan itu. Yakan?" Raka sampai meminta persetujuan Gavin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth in Life (ON GOING)
RomanceDarren Jeff Alaric, seorang pengacara muda berbakat yang tampan dan playboy. Orang bilang, Darren punya pesona tersendiri dimata para perempuan cantik. Elmeira Zalika Adine, seorang akuntan berbakat yang galak tapi gampang nangis. Orang bilang, si...