16. Sibuk

2.9K 51 1
                                    

Kehidupan Ara dan Bara berjalan dengan penuh kebahagiaan sampai tidak terasa waktu berlalu begitu cepat, sudah satu tahun berlalu semenjak Bara dan Ara bersama.

Seperti halnya Ara yang sekarang sudah sukses menjalankan bisnis onlinenya hingga sekarang sedang menjalankan bisnis baru yaitu bisnis caffe minuman susu dan kopi dengan berbagai macam rasa. Keinginan Ara sejak dulu memang ingin menjadi pebisnis yang sukses seperti kedua orang tuanya.

Ara juga di sibukkan dengan adanya berbagai macam lomba di kampusnya, sedangkan Bara sibuk dengan urusan di perusahaan karna Bara sudah dipercayakan untuk mengelola bisnis terbaru.

"Nak Ara, sarapannya sudah bibi siapin yaa. Jangan lupa di makan sampai di kampus". Ucap bi Ira kepada Ara yang sedang memasukan laptopnya di tasnya.

"Iyaa bi makasih yaa".

Bi Ira hanya mengangguk. "Yaudah bi, Ara jalan yaa jangan lupa tutup pintu bi".

Bi Ira mengantarkan Ara ke depan, sampai didepan sudah ada mobil Tasha disana.

"Hati hati nak". Kata bi Ira ketika Ara masuk kedalam mobil Tasha.

Ara melambaikan tangannya kepada bi Ira sebelum masuk kedalam mobil. Barulah mobil Tasha jalan untuk ke kampus.

"Ara sumpah yaa tante gue, om gue plus keponakan gue tuh tambah suka sama baju yang pesen ke lo Ra". Ucap Tasha didalam mobil.

"Bagus dong Sha kalo mereka suka".

"Satu tahun ini bisnis lo berjalan dengan lancar ya, sampe lo renov taman belakang karna bisnis lo laris manis".

"Tasha, rejeki udah ada yang ngatur kali. Gue renov taman belakang yaa karna biar tambah bagus aja".

"Itu juga termasuk hasil dari bisnis lo kan Ra".

"Lumayan lah Sha".

Keduanya sampai di kampus dan turun dari mobil. "Ara, baju yang gue beli di lo tuh keren abis!! Gue suka". Ucap mahasiswi menghampiri Ara.

"Wah iyaa thanks yaa udah belanja di toko gue".

"Okee Ra, nanti gue pasti beli lagi. Yaudah gue duluan ya Ra, Sha". Mahasiswi itu pergi dari hadapan Ara juga Tasha.

"Ciiieee udah terkenal sebagai pebisnis yaa temen gue".

"Heheee smoga gue tambah sukses yaa Sha".

"Pastii Ra, gue do'ain". Keduanya jalan menuju ke kelas.

"Eh Bar, lo kemaren ikut meeting sama perusahaan yang dari Amerika kan?". Tanya Bastian yang kini berada di kantin bersama Bara juga Ray.

"Iyaa, knapa?".

"Seharusnya mereka lebih lama menetap di Indo gak sih karna kita kan perlu turun ke lapangan untuk mengecek jalannya bisnis baru kita".

"Mereka juga gak bisa ninggalin perusahaan nya Bas, lagian mereka udah mempercayai nya sama kita kan".

"Bener tuh kata Bara, lo pikir mereka cuma ngurus bisnis yang ada di Indo apa". Sahut Ray membuka laptopnya.

"Bar, gue kirim email yang dari Mr. Smith ke lo ya".

"Okee Ray, kita ada kelas berapa menit lagi?". Kata Bara yang masih menatap layar laptopnya.

"Masih lama 30 menit lagi". Jawab Bastian.

"File pengeluaran bulan ini udah gue email ke lo ya Bas, lo tinggal cek ulang".

"Siaapp Bar, kita minggu lalu udah kasih bonus sama para sales kan".

"Udah Bas, kan Ray yang ngatur". Sahut Bara.

"Heeiii.. Kalian lagi ngapain nih". Ocha datang duduk disamping Bara.

My Protective BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang