13. Terluka

3.8K 70 0
                                    

Disaat Ara dan bi Ira ngobrol, bel berbunyi berkali kali.

"Biar Ara aja bi". Ucap Ara pergi untuk membuka pintu utama rumahnya.

"Iyaaa tunggu sebentar!!!". Kata Ara buru buru membuka pintu karna bel berbunyi berulang kali.

Baru saja Ara membuka pintunya, seseorang langsung memeluknya.

"Loh kak Bara knapa". Ujar Ara kaget ketika Bara langsung memeluknya erat.

"Kak Bara...".

"Masuk dulu sayang..". Lembut Ara mengelus punggung Bara.

Bara melepas pelukannya tapi tangannya masih melingkar di pinggang Ara. Ara mengunci kembali pintu utamanya lalu berjalan menuju kedalam rumah.

"Loh nak Bara knapa".

"Bii tolong ambilin air yaa bi". Bi Ira langsung mengambil air di dapur.

Bara dan Ara duduk di ruang tamu dengan posisi Bara memeluk Ara menelusupkan kepalanya di ceruk leher Ara.

Ara mengusap punggung Bara yang bergetar, Bara menangis dalam pelukan kekasihnya.

"Gak papa sayang... keluarin semuanya biar tenang yaa". Kata Ara merasakan lehernya sudah basah karna air mata Bara.

Bi Ira datang membawa air meletakkannya di meja. "Bibi kedalem yaa nak, kalau butuh apa apa panggil bibi". Tutur bi Ira yang mengerti mereka butuh waktu berdua.

Ara mengangguk. "Makasih bii".

Dirasa Bara sudah sedikit tenang, Bara melepas pelukannya dan menatap Ara dengan air mata di pipinya.

Ara tersenyum mengusap bekas air mata di wajah kekasihnya. "Mau cerita nggak?". Lembut Ara.

Cup!

Ara mengecup bibir Bara singkat. "Cowo aku bisa nangis juga ternyata yaa".

Bara menceritakan semua kejadian yang dia alami tadi dirumahnya. Setelah mendengar itu Ara mengusap dada Bara.

"Lo hebat bisa laluin semua masalah yang ada tanpa bantuan orang lain".

"Lo adik yang hebat kak Bara".

Bara kembali memeluk kekasihnya. "Gue gak sekuat yang lo kira Agatha".

Ara mengangguk. "Iyaa gue tau, tapi lo adalah laki laki hebat yang gue miliki".

"Jangan pergi dari hidup gue yaa Agatha".

"Gak akan pernah kak Bara. Gue akan selalu sama lo".

Bi Ira yang melihat mereka berdua dari dapur tersenyum dibuatnya. "Bibi tau nak Bara pasti berdebat lagi dengan bu Vio kan. Dan ini adalah pertama kali Bibi liat nak Bara setenang ini dalam pelukan seseorang". Ucap bi Ira.

"Udah yaa.. jangan sedih lagi". Kata Ara tersenyum dan mengelus kepala Bara.

"Gue tidur disini yaa". Ara mengangguk dan berdiri.

Keduanya berjalan ke atas menuju kamar Ara. "Kak Bara ganti baju dulu yaa, gue ada kok kaos yang kayaknya sih pas buat lo".

"Ambilin sayang". Manja Bara.

"Iyaa iyaa tunggu gue sekalian ganti pakaian juga". Ara berjalan menuju lemari untuk mengganti pakaiannya dan mengambilkan kaos untuk Bara.

Ara mengenakan baju tidurnya.

Ara mengenakan baju tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Protective BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang