"Aku mau akhiri hubungan kita ini Ca".
"Knapa Bas?? Lo udah bosen sama gue?! Gue gak bisa!!".
"Gue yang gak bisa Ca, sorry slama ini gue udah mainin perasaan lo. Dari awal juga gue udah bilang kan kalo gue kayak gini sama semua cewek, bukan lo doang". Kata Bastian yang memang berbicara fakta tentang dirinya dengan cewek lain.
Caca meneteskan air matanya. "Knapa sih Bas?!! Knapa lo gak bisa tulus sama gue padahal cuma lo cowok yang gue punya, gue nyaman sama lo Bastian!!".
Bastian memeluk Caca untuk yang terakhir kalinya. "Sorry Ca, setelah ini gue harap lo bisa nemuin seseorang yang tulus sama lo, gak kayak gue".
"Lo jahat Bas, lo jahat sama gue hiks... hikss...". Bastian melepas pelukannya.
"Gue pergi ya Ca, jaga diri lo baik-baik".
Bastian keluar dari rumah Caca dengan keadaan Caca masih menangis, hubungan seperti apa yang mereka jalani sampai Caca tidak bisa melepas Bastian begitu saja.
••|••
"Bi, Ara berangkat ya. Nanti sekitar jam 9 ada temennya kak Bara ke sini untuk pasang CCTV".
"Iyaa nak Ara, hati hati ya". Bi Ira mengantar Ara hingga depan, tak lama Tasha datang.
Mereka berdua ke kampus bersama menaiki mobil Tasha. "Ra, lo udah tau apa penyebab kebakaran rumah lo??". Tanya Tasha sambil menyetir.
"Belum Sha, kak Bara masih cari tau penyebabnya".
"Gila ya Ra, bisa bisanya rumah warisan kakek lo jadi hangus gitu aja padahal rumah itu banyak kenangannya kan Ra".
Tasha benar, rumah itu warisan dari kakek Ara yang akhirnya Ara renovasi menjadi rumah impian Ara tapi seketika ada saja kejadian kebakaran itu. Tapi Ara selalu ingat ucapan kakeknya, kalau 'semua di dunia ini hanyalah titipan dan hanya sementara, Tuhan yang mengatur semuanya'.
"Iyaa mau gimana lagi Sha, semua ini cuma titipan makanya gue gak mau terlalu larut dalam kesedihan. Gue akan mulai semuanya lagi dari awal".
Tiiittttt.....
"WOYYYY!!! MABOK YAA LO!!!". Teriak Tasha yang hampir menabrak pengendara didepannya karna ada mobil dari belakang yang menyalip sembarangan tanpa lihat keadaan yang lumayan ramai.
"Huuffttt udah Sha, slamet slamet... Hampir aja". Ujar Ara yang benar benar kaget karna hampir menabrak pengendara didepannya.
"Gila kali tuh ya orang, mabok sih gue yakin. Dia gak liat apa segini ramenya nih jalan malah ngebut tanpa peduliin disekitarnya!!". Cerocos Tasha kesal.
"Tapi kayaknya gue gak asing sama tuh mobil deh Sha. Yaa gak sih??".
Tasha mengangguk sambil memutar setirnya belok ke kiri jalan menuju kampus, tak lama mereka sampai.
"Ra, gue langsung ke ruang dosen ya". Kata Tasha beriringan jalan dengan Ara.
Ara mengangguk. "Okee Sha, sibuk banget nih yaa sekarang".
"Yaa lo tau sendiri kan Ra, keluarga gue gimana".
"Iyaa sih, yaudah byee Sha. Semangatt Sha!!". Ara melambaikan tangannya kepada Tasha yang berbelok ke kanan menuju ruang dosen, sedangkan Tasha hanya tersenyum semangat.
"Ra!! Gue kemaren pesen 20pcs di SkyDrink, temen gue pada suka". Teman kampus Ara menghampiri Ara di tempat duduknya.
"Wahh thanks yaa, sering sering ke SkyDrink nanti lo bisa dapet voucher diskon".
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protective Boyfriend
Teen FictionUniversitas Internasional Lentera "Lo mahasiswa baru, kedepan!!!". Tunjuk salah satu panitia yang sedang mengadakan ospek. Wanita yang di tunjuk menoleh ke kanan dan kirinya. "Gue?". Tanya wanita tersebut. "Yaiyalah elo!!! Maju sini!!!". Wanita i...