27. Bara si Paling Cerdik

1.9K 36 2
                                    

Sudah seminggu Ara dan Bara berada di Villa, kini saatnya keduanya akan kembali ke Jakarta. "See you lain hari ya Villa, aku mau pulang dulu". Ucap Ara sebelum masuk ke dalam mobil melihat ke Villa.

Bara menggeleng gelengkan kepalanya melihat kekasihnya itu. "So cute baby, udah yuk masuk bibi udah nungguin kita". Keduanya masuk ke dalam mobil yang di sopir oleh bodyguard dari Bara.

"Eyang, keluarganya Naomi nanti malam ada acara makan malam dan kita di undang". Vio menghampiri Eyang dan duduk disampingnya.

Eyang sedang membaca koran di ruang tamu. "Eyang sedang tidak enak badan, kamu saja yang mewakili keluarga Adelio".

"Tapi Eyang.. Kita kan besan mereka..".

Eyang menoleh menatap menantunya itu. "Besan? Eyang tidak pernah menganggap mereka besan, kamu kalau mau hadiri acara mereka silahkan saja datang".

Keluarga Naomi memang sudah berada di Indonesia, maka dari itu Vio diundang untuk acara makan malam bersama.

"Vio tidak habis pikir sama Eyang, mereka baru datang ke Indo dan mengajak kita untuk lebih dekat tapi Eyang menolaknya".

"Terserah kamu mau bilang apa Vio!!". Akhirnya Vio pergi dari ruang tamu.

Suasana kampus sekarang sedang sibuk sibuknya karna ada acara lomba majalah dimana Tasha yang ikut serta dalam lomba itu.

"Tasha semangat mewakili kelas kita yaa!! Nih gue ada makanan buat lo nanti pas lo istirahat". Putri memberikan sekotak makanan kepada Tasha.

"Wah thanks yaa Putri, lo tenang aja kelas kita pasti juara kok".

"Tasha!! Lo di panggil dosen katanya udah mau mulai". Salah satu mahasiswa memanggil Tasha.

Tasha beranjak dari duduknya. "Yaudah Put gue ke atas dulu ya". Putri hanya mengangguk sambil memberikan semangat untuk Tasha.

"Hufttt semoga harapan gue tercapai", Batin Tasha menuju lantai atas.

"Jadi kita harus mencari kekurangan saingan kita yang akan kita jadikan kelebihan di produk kita nanti". Bastian sedang melakukan presentasi di depan teman kelasnya.

"Dengan strategi itu apa lo yakin produk lo akan bisa menyaingi?".

"Harus yakin, kita harus optimis dalam menjalankan bisnis dan jangan takut gagal karna bisnis itu berputar". Jawab Bastian yang langsung di berikan aplaus oleh semuanya terutama dosen yang ada disana.

Setelah melakukan presentasi itu Bastian kembali duduk untuk kembali mendengarkan penjelasan dosennya. Bastian memang sangat pandai dalam berbicara, meskipun Bastian dikenal dengan nakal tapi dia bisa atur dimana harus nakal dan dimana harus serius.

"Mulut lo emang licin banget Bas". Kata Ray sambil mengacungkan jempolnya. "Nakal harus berkelas bro". Balasnya sambil tersenyum.

"Bastian!! Good job".

"Thanks babe". Cicit Bastian membalas pujian cewek di sampingnya.

••|••

"Nak Ara!! Bibi kangen nak". Bi Ira memeluk Ara yang sudah kembali ke rumah.

Ara mengelus punggung bi Ira. "Iyaa bi.. Ara juga kangen bangettt sama bi Ira, sama rumah ini. Bibi baik kan?".

Bi Ira melepas pelukannya. "Bibi baik nak, kamu gimana? Sudah sehat sepenuhnya kan?". Ara mengangguk.

Bi Ira menuntun Ara dan Bara untuk duduk di ruang tamu dan mengambilkan minuman untuk keduanya. "Minum dulu nak".

My Protective BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang