"Justin, tolong lakukan yang terbaik untuk cucu saya ini ya". Ucap Eyang kepada Justin, dokter sekaligus teman Bram cucu pertama Eyang Tita.
"Baik Eyang, saya akan melakukan semaksimal mungkin. Tolong suster, bawa pasien ini ke ruang IGD".
Dua suster itu pun membawa Ara yang sudah terbaring tak sadarkan diri. "Eyang, saya permisi". Pamit Justin di angguki Eyang.
Eyang duduk di kursi tunggu mengeluarkan handphonenya dari tasnya.
"Bara, tolong kamu segera ke Bramasta Hospital".
".......".
"Nanti kamu akan tau setelah sampai disini, segera Bara".
".......".
"Eyang tunggu".
Tuuttt....
Eyang kembali melihat ke pintu IGD, pintu IGD masih tertutup.
"Kamu adalah wanita yang sering cucu saya ceritakan. Dia bercerita betapa bahagianya saat bertemu dengan kamu. Dia juga bercerita bahwa kamu lah sumber kebahagiaan dia". Eyang sambil tersenyum tapi matanya berkaca kaca.
"Kenapa kita bertemu di waktu seperti ini Ara. Bukan ini yang saya harapkan, saya ingin bertemu dengan kamu dalam keadaan bahagia. Bukan saat kamu tidak sadarkan diri seperti ini".
"Eyang!!! Siapa?!!! Siapa yang ada di sini?!!!". Bara datang dengan nafas yang tidak teratur.
Eyang menyuruh Bara untuk duduk disampingnya, Bara pun duduk.
"Kamu yang tenang yaa nak. Semuanya pasti akan baik baik saja".
Bara dibuat bingung dengan ucapan Eyangnya ini. "Maksud Eyang gimana? Tolong kasih tau Bara sebenernya siapa yang ada didalam Eyang?".
Eyang Tita menarik nafasnya panjang lalu mengelus pundak Bara. "Ara kecelakaan".
Deg!!
Bara terdiam mendengar ucapan Eyangnya. "Pacar kamu yang sering kamu ceritakan sama Eyang, dia ada di dalam nak". Lanjut Eyang meneteskan air matanya.
Bara menggeleng gelengkan kepalanya sambil menatap pintu IGD. "Nggak mungkin.. Eyang pasti salah orang. Mungkin dia bukan Agatha pacar Bara. Bukan Eyang, gak mungkin". Kata Bara tidak percaya.
Eyang mengangguk memeluk cucunya. "Eyang harap juga seperti itu. Tapi dia menyebut nama kamu sebelum dia tidak sadarkan diri, Bara".
Bara tersenyum dengan mata yang sudah memerah. "Nama Bara bukan hanya Bara saja Eyang. Agatha pasti lagi kerumahnya Tasha, iyaa pasti".
Bara berdiri dan mengeluarkan handphonenya untuk menelfon Tasha.
"Tasha, lo lagi sama Agatha kan?".
"Agatha? Nggak kak, gue lagi dirumah temen gue nih ngerjain tugas".
Bara meneteskan air matanya. "Agatha gak hubungi lo? Lo tau gak Agatha sekarang dimana?".
"Terakhir kali sih tadi siang pas Agatha lagi di SkyDrink, nanyain pesenan tante gue. Emang knapa kak?".
"Oke thanks Sha".
Bara menutup telfonnya langsung berjalan ke depan pintu IGD. "AGATHA!!!!". Teriak Bara menempelkan kepalanya ke pintu IGD sambil menggedor gedor pintu IGD.
"BUKA!!! BUKA PINTUNYA ANJNG!!!!".
"GUE MAU LIAT CEWE GUE!!!!".
Bara tidak sanggup menahan air matanya yang sudah membasahi pipinya, sangat sakit ketika Bara tau kekasihnya mengalami kecelakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protective Boyfriend
Roman pour AdolescentsUniversitas Internasional Lentera "Lo mahasiswa baru, kedepan!!!". Tunjuk salah satu panitia yang sedang mengadakan ospek. Wanita yang di tunjuk menoleh ke kanan dan kirinya. "Gue?". Tanya wanita tersebut. "Yaiyalah elo!!! Maju sini!!!". Wanita i...