"Astaghfirullah ini knapa jadi kotor seperti ini!!!".
"Siapa yang melakukan ini Tuhan...".
"Loh bi Ira, bi ini knapa jadi kayak gini bi?!!". Tasha datang menghampiri bi Ira yang berada di depan rumah Ara.
Bi Ira menggelengkan kepalanya dengan wajah sedihnya. "Bibi juga tidak tau neng, ini bibi keluar rumah untuk nunggu neng Tasha, tapi bibi malah lihat ini".
Tasha memotret tembok gerbang depan yang telah di corat coret oleh orang yang tidak bertanggung jawab serta beberapa telur yang juga menempel di tembok gerbang rumah Ara.
"Iyaa udah bi, pintu udah di kunci kan bi?".
"Sudah neng".
"Kita sekarang ke Bramasta Hospital dulu bi, nanti aku kasih tau kak Bara".
Bi Ira dan Tasha pergi dari rumah Ara dengan mobil yang Tasha kendarai.
"Bar, knapa Ara bisa kecelakaan?!!". Ujar Ray datang bersama Bastian.
"Gue juga gak tau, Eyang yang bawa Agatha ke sini. Kata saksi yang melihat, Agatha adalah korban tabrak lari". Sendu Bara memijat pelipisnya.
Bastian menepuk nepuk pundak Bara. "Gue yakin Ara pasti bisa melewati masa kritisnya, dan gue akan selidiki kejadian ini".
"Gue juga akan bantu". Sahut Ray.
"Thanks, lo berdua selalu ada buat gue". Ucap Bara menatap keduanya.
"Lo kayak baru kenal kita aja Bar". Cicit Bastian.
"Nak Bara... Gimana keadaan nak Ara?!! Apa dia baik baik saja??!!". Bi Ira sudah datang bersama Tasha.
"Bi Ira...".
"Bibi boleh masuk kan?!! Bibi mau ketemu sama nak Ara". Hendak bi Ira mau masuk ke IGD tapi di cegah oleh tangan Bara.
"Ara kritis bi".
Bi Ira menjatuhkan air matanya dengan tatapan kosong. Bara langsung memeluk bibi yang sudah dianggap seperti ibunya itu. Bara tau bahwa bi Ira sudah menganggap Ara seperti anaknya sendiri. Maka jelas bi Ira sangat terpukul mendengar Ara berada di dalam IGD dalam keadaan kritis.
"Hikss... hiks... nak Ara...".
"Knapa nak Ara jadi seperti ini... Siapa yang melakukannya nak Bara?!".
"Tenang bi Ira... Ara pasti sedih kalau bibi seperti ini". Kata Tasha mengelus pundak bi Ira.
Bara menuntun bi Ira untuk duduk. "Bara minta maaf, Bara gagal menjaga Agatha bi".
"Bar lo jangan nyalahin diri lo sendiri lah, ini kecelakaan". Sahut Ray.
"Bi Ira mau ketemu Agatha kan? Ayo kita ketemu Agatha bi". Keduanya berjalan memasuki ruang IGD dengan perlengkapan baju medis yang berwarna hijau itu.
Bi Ira menutup mulutnya dengan kedua tangannya setelah melihat Ara terpejam dalam keadaan pucat serta luka yang ada di badannya.
Bi Ira berjalan berdiri disamping Ara, mencium kening Ara. "Nak.. bibi ada disini... bibi mau jemput nak Ara untuk pulang...".
Bibi mengelus rambut Ara sembari tersenyum. "Kita pulang yaa... bibi udah nyiapin makanan kesukaan nak Ara di rumah.... kita makan bersama, sama nak Bara juga".
Bara yang melihat ketulusan bi Ira pun meneteskan air matanya, begitu besar rasa sayang bi Ira kepada Ara padahal mereka tidak mempunyai hubungan apa apa.
"Agatha bisa mendengar kita bi". Kata Bara memberitahu bi Ira.
Bi Ira mengangguk memegang tangan kanan Ara. "Nak Ara... bibi akan nunggu nak Ara pulang, nak Ara sendiri yang bilang kalau nak Ara seneng ditemenin bibi kan...".
![](https://img.wattpad.com/cover/324816364-288-k425738.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protective Boyfriend
Teen FictionUniversitas Internasional Lentera "Lo mahasiswa baru, kedepan!!!". Tunjuk salah satu panitia yang sedang mengadakan ospek. Wanita yang di tunjuk menoleh ke kanan dan kirinya. "Gue?". Tanya wanita tersebut. "Yaiyalah elo!!! Maju sini!!!". Wanita i...