4

2.7K 410 18
                                    

Beberapa hari kemudian...

Setelah kondisi Irene pulih dan lambungnya sudah tidak bermasalah lagi, pagi ini Seulgi mengajaknya ke apartemen. Irene ingin menolak, tapi uang nya akan semakin menipis jika ia tinggal di penginapan lagi. Jadi ia menerima bantuan Seulgi selama ia akan mencari pekerjaan baru.

"Sepertinya kau harus membeli baju baru." kata Seulgi saat mereka sampai di kamar.

Saat ini Irene bahkan sedang mengenakan pakaiannya yang kebesaran, yang tentunya milik Seulgi.

"Eung. Aku akan membelinya saat sudah mendapatkan pekerjaan."

Seulgi terkekeh, "Tidak perlu, aku akan membawamu keluar dan kita berbelanja."

Kening Irene mengernyit.
"Aku tidak mau menghabiskan uang mu sia-sia, itu membuatku merasa seperti seorang parasit." ucap Irene lugas.

Seulgi menghela napasnya, "Tidak sia-sia. Kau akan ikut bekerja di cafe untuk membayar semua itu."

"Mwo? Jadi aku akan bekerja tanpa dibayar?" tanya Irene polos.

Seulgi tertawa, "Sudahlah, kita bersiap-siap saja dulu, aku akan menjelaskannya padamu nanti."

Seulgi membuka lemari pakaiannya dan mengeluarkan baju dari sana.

"Pakai ini dulu, nanti jika kau sudah punya yang baru, kau boleh mengembalikannya." kata Seulgi.

Irene menerimanya, "Gomawoyo."

Mereka bersiap-siap lalu setelah itu Seulgi membawa Irene menggunakan motornya. Tak ayal Irene memeluk perut Seulgi dengan erat karena motor itu melaju cukup kencang dan Irene sedikit takut, ia belum terbiasa.

Sesampainya dipusat perbelanjaan, mereka masuk dan langsung menuju toko pakaian.

Irene tentu membeli pakaian dalam serta beberapa kaos dan celana dasar biasa yang harganya masih bisa dijangkau oleh tabungan Seulgi.

Setelah mereka selesai memilih baju, Seulgi mengajak Irene untuk membeli buku di toko langganannya.

"Aku ingin membeli buku penulis itu lagi, ceritanya sangat bagus." kata Seulgi dengan langkah semangat.

Irene tersenyum tipis melihatnya, tapi begitu ia melihat seorang pria yang ia kenal, Irene langsung menarik tangan Seulgi dan membawanya kesebuah gerai.

"Yha, ada apa?" tanya Seulgi heran karena Irene terlihat mengendap dan bersembunyi dari sesuatu.

"Ssstt diam, nanti kita ketahuan." kata Irene seperti anak kecil.

Seulgi ikut mengintip dan melihat seorang pria muda sedang melihat-lihat sekeliling. Dilihat dari tampangnya cukup tampan.

"Kekasihmu?"

"Bukan, dia anak dari pimpinan produksi tempatku bekerja dulu." jawab Irene dan Seulgi hanya mengangguk.

Setelah Bogum melewati mereka, Irene dengan cepat menarik tangan Seulgi menjauh dari lokasi itu sampai mereka tiba ditempat yang menjual berbagai macam buku.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Semicolon || SEULRENE ✔ COMPLETE ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang