26

1.8K 283 12
                                    

Seulgi menatap Moonbyul dengan lekat. Pikirannya langsung berpencar dan berspekulasi tentang apa yang sudah terjadi pada Joy.

"Ada apa dengannya?"

Moonbyul menghela napas.
"Sooyoung melakukan siaran langsung tadi pagi, dan penggemarnya khawatir karena dia menangis saat berpamitan."

Kening Seulgi mengernyit.
"Kenapa dia menangis?"

Moonbyul menggeleng.
"Yang ku tahu selama siaran dia bercerita banyak dengan penggemarnya, setelah itu mengucapkan banyak terimakasih dan menangis saat di akhir."

Seulgi menghela napasnya berat.
"Apa yang harus kita lakukan? Satu-satunya yang bisa mengobati adalah Wendy, sedangkan Wendy tidak ada disini. Bahkan bisa jadi penyebabnya adalah Wendy."

"Aku juga tidak tahu. Ku dengar dari manajernya dia bahkan tidak mau keluar kamar." sendu Moonbyul.

Manik Seulgi membesar.
"Aku harus segera kesana. Apa eomma tahu hal ini? Bagaimanapun juga eomma adalah produer utama untuknya."

"Sepertinya Sungjae masih belum memberitahu hoejangnim. Dia lebih dulu memberitahuku karena aku sahabat Sooyoung, Sungjae pasti sedang bingung sekali." kata Moonbyul dengan tatapan sedihnya mengingat Joy yang sudah berteman dengannya sejak SMA.

"Sekarang aku malah mencemaskan Wendy. Kau tahu sendiri Wendy selalu menyaksikan apapun konten tentang Sooyoung. Wendy pasti sangat sedih karena melihat dia menangis." ucap Seulgi.

"Kau benar." setuju Moonbyul.

"Kalau begitu aku akan pergi menemui Sooyoung, dan kau cobalah untuk menghubungi Wendy dan hibur dia."

Moonbyul mengangguk, "Arrasseo, aku tahu apa yang harus aku lakukan."

.

.

Seulgi ditemani Irene pergi ke dorm milik Joy. Ternyata disana sudah ada Sungjae yang sedang duduk disebuah sofa. Sangat santai dengan kaki yang disilangkan.

"Dia ada didalam kamar dan tidak mau keluar meskipun aku sudah membujuknya." ucap Sungjae dengan raut wajah malas bahkan sebelum Seulgi bertanya.

Sepertinya lelaki ini sudah mengibarkan bendera putih karena tidak bisa merayu Joy.

"Aku akan mencobanya, mungkin dia akan mendengarkan ku." kata Seulgi lalu menarik tangan Irene menuju pintu kamar, sedangkan Sungjae tidak ikut, dia lelah.

"Sooyoung-ah.." panggil Seulgi sambil mengetuk pintu itu.

Sudah berkali-kali melakukannya tapi tetap saja tidak ada sahutan.

"Sooyoung-ah, ini eonnie. Mau masak bersama?"
Seulgi tersenyum karena Irene mau membantunya membujuk Joy.

Tidak lama kemudian terdengar bunyi kunci dan akhirnya pintu itu terbuka juga.

"Joohyun eonnie.." panggil Joy dengan nada lemah namun dengan manik berbinar.

Wanita Park itu dalam keadaan benar-benar tidak baik, rambutnya berantakan dan matanya sembab seperti sudah menangis selama berjam-jam.

"Sooyoung-ah ada-"

Ucapan Seulgi terpotong karena Irene tiba-tiba saja memegang tangannya dan mengisyaratkan untuk diam.

"Bagaimana? Mau masak bersama eonnie?" tanya Irene sekali lagi.

Joy tersenyum tipis lalu mengangguk.

"Kalau begitu kau harus mandi dan ganti baju dulu, tidak mungkin kau akan memasak dalam keadaan kacau seperti ini kan?" kata Irene dengan senyumnya.

Perlahan tangan Joy tergapai dan menggenggam tangan Irene.
"Ikut aku eonnie."

Semicolon || SEULRENE ✔ COMPLETE ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang