30

1.6K 265 30
                                    

Rumah sakit, Seulgi sangat tidak suka dengan tempat itu. Sejak kecil ia harus berurusan dengan obat dan pisau bedah, Seulgi sangat muak berada disana. Tapi sekarang ia malah berjalan masuk dengan perasaan berkecamuk dihatinya.

Langkah Seulgi terhenti saat melihat seorang pria sedang duduk cemas sembari menggigiti jari-jemarinya, Seulgi masih memiliki perasaan takut itu. Itu yang membuatnya berhenti melangkah.

"Kajja." ucap Irene pelan yang sedari tadi menggenggam tangannya.

Seulgi hanya diam dan memperhatikan Yongsun dan Moonbyul yang jalan lebih dulu menghampiri pria itu.

Seulgi menghela napasnya dan mengeratkan tangannya disela-sela jari Irene.
"Tetap berada disampingku." kata Seulgi lalu mereka lanjut berjalan.

"Jangan khawatir paman, bibi pasti akan sembuh." ucap Yongsun.

"Ini operasi yang kedua, paman sangat cemas." ucap ayah Seulgi.

Begitu Seulgi berjalan mendekat, pria paruh baya itu langsung memusatkan matanya pada Seulgi. Dia langsung mengenali Seulgi karena Seulgi sudah lebih populer sekarang.

"Seulgi-ah..." gumam ayah Seulgi tidak percaya bisa melihat anaknya lagi dengan sedekat ini setelah sekian lama.

"Aa-apa eomma baik-baik saja?" tanya Seulgi cangung.

Manik ayah Seulgi tiba-tiba saja berkaca-kaca.
"Eo, dia akan baik-baik saja karena anaknya sudah datang dan ingin bertemu dengannya." ucapnya lalu memalingkan wajah untuk menyeka sudut matanya yang berair.

Seulgi menggigit bibirnya dan tidak lama kemudian air matanya menetes.

Irene yang melihat itu langsung memberikan pelukan pada Seulgi.

"Gwaencana, semuanya akan baik-baik saja." ucap Irene menenangkan.

"Aku belum sempat berbicara dengannya Joohyun-ah.." lirih Seulgi pelan lalu memeluk Irene dengan erat.

Ayah Seulgi terdiam dan menunduk sendu, ia dan rasa bersalahnya terus membuatnya tidak bisa menatap Seulgi, anak yang sudah ia buang dan ia sia-siakan selama ini.

"Paman, sepertinya operasinya akan lama. Bagaimana kalau kita cari kopi saja? Mereka akan menunggu bibi disini." ucap Moonbyul karena mengetahui Seulgi membutuhkan waktu sejenak.

Dan seakan mengerti, akhirnya ayah Seulgi mengangguk lalu pergi bersama Moonbyul. Padahal mereka belum saling mengenal.

Didetik selanjutnya Irene melepaskan pelukannya dan menyuruh Seulgi untuk duduk dibangku.

"Kita tunggu sama-sama hm? Dokter pasti melakukan yang terbaik." kata Irene menenangkan.

Seulgi mengangguk lalu menatap lantai dengan kosong.

Yongsun duduk disamping Irene lalu melihat gelang yang tadi pagi diberikan oleh ibu Seulgi.

"Kau belum memberikannya pada Seulgi?" tanya Yongsun sedikit berbisik.

Irene jadi tersadar dan memegangi gelang itu.
"Apa sekarang waktu yang tepat?" bisik Irene balik bertanya.

"Lebih baik sekarang, aku takut kau terlambat." kata Yongsun membuat manik Irene melebar.

"Yha, jaga ucapanmu." geram Irene masih berbisik.

"Kita tidak tahu takdir seseorang, cepat berikan saja." desak Yongsun.

Irene menghela napasnya lalu melepaskan gelang itu. Ia menoleh pada Seulgi yang masih tertunduk sendu.

Dengan perlahan Irene meraih tangan Seulgi lalu memasangkan gelang itu, hal itu membuat Seulgi tersadar lalu menatap manik Irene.

Semicolon || SEULRENE ✔ COMPLETE ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang