27

2K 244 4
                                    

Hyera hendak pergi ke kantor seperti biasanya, tapi langkahnya terhenti saat melihat seorang pria yang berdiri didepan pintu.

"Untuk apa Tuan datang kemari?" tanya Hyera datar membuat pria itu membalik badan menghadapnya.

"Annyeonghaseyo, Hoejangnim." ucap pria itu ramah dengan membungkukkan sedikit tubuhnya.

"Saya sedang sibuk, tolong jangan berbasa-basi Tuan Kim." kata Hyera sembari melangkah lebih maju.

Pria itu terkekeh.
"Anda sangat tidak sabaran. Saya hanya ingin bertemu dengan Seulgi."

Hyera berdecih. "Untuk apa? Setelah selama ini anda baru mencarinya. Baru sadar sekarang anda membutuhkannya?"

Pria itu menghela napasnya dan wajahnya terlihat sendu.
"Ada yang ingin saya katakan padanya. Biarkan saya menemuinya sebentar saja."

"Seulgi tidak ada disini, dan saya yakin dia tidak ingin bertemu lagi dengan anda." ucap Hyera lalu berjalan melewati

"Hh..hoejangnim."

Hyera dengan cepat menepis tangan pria yang dengan lancang memegang tangannya.

"Jj-jeosonghamnida. Saya benar-benar ingin bertemu dengan Seulgi. Bagaimanapun dia anak kandung saya." mohon

Hyera tersenyum miring.
"Seulgi anak saya, saya yang merawatnya sampai sebesar itu. Sekarang anda datang dan mengklaim dia sebagai anak anda? Seulgi bahkan masih memiliki luka yang anda buat ditubuhnya." kata Hyera dengan sedikit geram.

"Saya ing-"

"Pergi." potong Hyera dengan cepat. "Silahkan pergi dari rumah saya sebelum saya berteriak."

Dengan tangan yang terkepal disamping tubuhnya, berlalu pergi.

Hyera menghela napasnya dengan mata berkaca-kaca.
"Eomma tidak ingin kau merasakan sakit lagi Seulgi-ah.."

.

.

"Seulgi-ah.." panggil Irene saat selesai mencuci tangannya pada Seulgi yang sedang mengeringkan wajahnya dengan handuk setelah mencuci wajah.

"Hm." balas Seulgi singkat lalu keluar dari kamar mandi.

"Sayang, kau marah?" tanya Irene lalu mengikuti langkah Seulgi yang tiba-tiba saja berhenti.

Seulgi menghela napas lalu berbalik jadi menatap Irene.
"Anniya."

"Lalu kenapa wajahmu seperti itu? Kau ingin tanganku bekerja lagi untukmu?"

Seulgi menggeleng lalu memeluk tubuh Irene.
"Gwaencana, aku sudah puas."

Tangan Irene terangkat untuk mengusap kepala Seulgi dengan lembut.

"Saranghae Joohyun-ah.." ucap Seulgi lirih.

"Nado saranghae.." balas Irene tanpa menghentikan tangannya.

"Wae? Ada apa hm?" heran Irene karena Seulgi mengeratkan pelukannya.

"Molla." ucap Seulgi sembari mengeluarkan napasnya lalu melepaskan pelukan.

Irene melihat wajah Seulgi sangat melas dan pucat. Ia jadi khawatir dengan kondisi Seulgi.
"Kau sakit?" tanya Irene lalu menangkup sebelah pipi Seulgi.

Seulgi tidak menjawab, ia hanya menarik sudut bibirnya kebawah lalu maniknya menjadi berkaca-kaca. Seulgi kembali memeluk Irene setelah itu.

"Tidak usah bekerja hm? Aku juga tidak akan pergi ke cafe." ucap Irene mengelus punggung ringkih itu dan Seulgi hanya mengangguk.

Semicolon || SEULRENE ✔ COMPLETE ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang