16 [+]

6.5K 386 18
                                    

Acara konferensi pers perilisan album Joy baru saja berakhir. Joy terlihat sangat bahagia dihadapan para awak media, namun setelah acara benar-benar selesai, dia tiba-tiba saja menghilang. Semua orang mencarinya termasuk manajernya dan juga Seulgi.

"Apa dia sudah pergi ke mobil?" tanya Seulgi.

"Aku tidak tahu, sebaiknya aku memeriksanya saja." kata Sungjae, Seulgi mengangguk lalu pria itu pergi.

Karena masih belum yakin, akhirnya Seulgi masih mencoba mencari disetiap sudut. Ia pergi ke sebuah pintu yang membawanya menuju tangga darurat.

Seulgi menusuri setiap anak tangga sampai rungu nya mendengar sebuah isak tangis. Seulgi melihat ke tangga bawah dan ternyata ada seorang wanita yang sedang berjongkok dan menangis. Itu adalah Joy.

"Sooyoung-ah." panggil Seulgi lalu menghampiri wanita itu.

Joy mendongak lalu berdiri, ia dengan cepat menyeka wajahnya yang berantakan.

"Apa yang terjadi?" tanya Seulgi khawatir.

Tapi kata-kata itu membuat Joy kembali menangis dengan sesegukan.

"Aku lelah.." lirih Joy lalu memeluk tubuh Seulgi.

Seulgi mencoba menenangkannya dengan memberikan tepukan pelan.

"Aku lelah berpura-pura baik-baik saja." kata Joy lalu mengeratkan pelukannya.

Mendengar itu Seulgi jadi ingat saat neneknya meninggal, tentu saja Seulgi paham bagaimana perasaan wanita itu.

"Gwaencana, kau tidak sendiri Sooyoung-ah, kau bisa bercerita padaku." ucap Seulgi tanpa menghentikan gerak tangannya.

Joy melepaskan pelukan lalu menyeka air matanya.

"Ada apa hm?" tanya Seulgi sembari menyugar rambut Joy.

"Kenapa..kenapa dia menciumku jika tidak membalas perasaanku.." lirih Joy.

Kening Seulgi mengernyit.
"Siapa yang menciummu?"

"Wendy... Aku menyatakan perasaanku padanya tapi dia tidak menerimanya, dia malah menciumku dan mengatakan aku tidak boleh pergi darinya, saat aku mengungkapkan perasaan ku lagi..dia tetap tidak menerimanya.. aku tidak mengerti..." air mata Joy kembali turun.

Seulgi tersentak, selama ini yang ia tahu kedua gadis itu hanya sepasang sahabat yang saling mendukung, tapi ternyata ada perasaan lebih diantara mereka.

"Wendy sangat menyayangimu sebagai sahabatnya, tentu saja dia tidak mau kau pergi." kata Seulgi.

"Dia berbohong, nyatanya dia sendiri yang meninggalkanku dan tidak menghubungi sama sekali." ucap Joy.

Setelah Wendy menciumnya, Joy kembali menyatakan perasaannya, tapi Wendy tetap menolaknya dan Joy memutuskan untuk pergi dari apartemen Wendy.

Seulgi mengusap lengan Joy.
"Aku yakin Wendy memiliki alasan tersendiri, kau tidak boleh menilainya dengan buruk secara langsung."

"Tapi-"

Sebelum Joy menyelesaikan ucapannya, Seulgi dengan cepat memeluknya lagi.

"Jangan khawatir...kalian akan baik-baik saja, aku akan bicarakan hal ini dengannya nanti." kata Seulgi menenangkan.

Joy mengangguk dalam pelukan itu.
"Gomawo eonnie.."

.

.

"Ini bekas lipstik siapa?"

Seulgi terdiam sesaat, mungkin saja tanda itu ia dapatkan dari Joy.

"Ah..ini, tadi Sooyoung- maksudku Joy menangis lalu aku memeluknya dan menenangkannya. Mungkin menempel saat itu." jelas Seulgi lalu berjalan mendekat dengan tangan yang direntangkan.

Semicolon || SEULRENE ✔ COMPLETE ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang