8

2.9K 400 14
                                    

Keesokan harinya..

Seulgi dan Irene sedang bersiap-siap dengan pakaian casual mereka. Seulgi mengajak Irene untuk pergi ke cafe dan Irene sangat senang menerima ajakan itu.

Setelah bersiap, Seulgi membawa Irene menggunakan motornya. Masih sama, Irene masih takut dan memeluk Seulgi dengan erat sampai Seulgi tersenyum geli.

Tidak lama kemudian mereka sampai di cafe tersebut. Ternyata teman-teman Seulgi belum datang mengingat hari memang masih pagi.

Seulgi membuka kunci cafe itu lalu mempersilahkan Irene untuk masuk. Cafe itu tidaklah besar, hanya saja Irene akui tempat ini sangat nyaman, ditambah lagi ada beberapa rak yang dipajang dan menyediakan berbagai jenis buku, sepertinya memang dibuat khusus untuk pelanggan, ini terlihat seperti perpustakaan kecil.

"Aku akan bersiap-siap, kau ingin ku buatkan minuman?" tanya Seulgi.

Irene yang sedang sibuk melihat-lihat itu jadi mengalihkan atensinya.
"Hot chocolate."

Seulgi mengangguk,
"Tunggu sebentar." ucapnya dengan senyuman lalu pergi kesebuah ruangan.

Irene melanjutkan sesi mencuci matanya, sampai tiba-tiba saja seseorang wanita datang dan terkejut melihat Irene disana.

"Agassi? Kau datang berkunjung?" tanya orang itu lalu berjalan mendekat kearah Irene.

"Ah iya, aku menemani Seulgi." kata Irene sedikit kikuk.

"Eum.." wanita itu mengangguk, "Seulgi-ah! Eodiya?!" teriaknya kemudian membuat Irene terkejut.

Seulgi datang dengan raut wajah kesal bersama sebuah cangkir ditangannya.

"Yha Son Wendy, jangan berteriak seperti itu." kesal Seulgi sedangkan Wendy hanya terkekeh.

Seulgi meletakan cangkir itu diatas meja.
"Ku taruh disini." ucapnya dan Irene mengangguk. "Gomawoyo."

"Mwoya, kalian berteman tapi kenapa canggung sekali?" kata Wendy membuat Seulgi dan Irene jadi salah tingkah.

"Hanya perasaanmu, ayo bersiap." kata Seulgi lalu menarik tangan Wendy sedangkan Irene duduk dan mengesap minumannya.

Menit-menit berlalu datang Lisa yang perhatiannya langsung tertuju pada Irene.

"Agassi calon istri? Apa kabar?" kata Lisa ramah lalu duduk dihadapan Irene.

"Bb..baik. namaku Irene, panggil saja aku dengan itu." kata Irene sedikit malu.

Bibir Lisa terbuka, "Ahh.. Irene eonnie? Boleh aku memanggilmu begitu?"

Irene mengangguk dengan senyumannya, "Boleh."

Lisa menggelengkan kepalanya.
"Astaga.."

"Kenapa?" tanya Irene.

"Eonnie sangat cantik ketika sedang tersenyum."

Irene tertawa, "Terimakasih, kau juga sangat cantik." ucapnya membuat Lisa jadi malu.

"Lalisa! jangan menggangu pelanggan spesialku." teriak Seulgi dari jarak yang cukup jauh.

Lisa jadi tersadar dan segera berdiri.
"Sampai jumpa lagi eonnie." ucapnya berlalu pergi meninggalkan Irene yang terkekeh.

Beberapa menit kemudian beberapa pelanggan mulai berdatangan, Irene jadi tidak enak kalau hanya terus duduk dan tidak melakukan apapun, jadi ia memutuskan untuk menemui Seulgi.

"Seulgi-ssi." panggil Irene.

Seulgi yang sedang mengaduk kopi itu menoleh padanya.
"Ada apa? Kau bosan? Ingin ku antar pulang saja?"

Semicolon || SEULRENE ✔ COMPLETE ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang