"Elisabeth Mueller Daniswara...mulai sekarang, saat ini, detik ini. Kau milikku.", dengan kalimat terakhirnya ia dan gerombolannya meninggalkan aku dan Tiffany.
Aku saling bertatapan dengan Tiffany, namun lebih dari apapun Tiffany menatapku lebih dalam dan berkata, "Maafkan aku Elle"
Aku menatapnya, "Tidak apa, ini bukan salahmu. Tenang saja", kemudian aku dan Tiffany segera pergi menuju sebuah cafe, PIACEVOLE CAFE
"oh, not bad Tiff, nice place..", pujiku ketika memasuki cafe itu. Kemudian kita memilih tempat duduk di sudut terjauh dan paling sepi dari cafe itu.
Kami sudah menghabiskan sajian pembukanya ketika Tiffany mulai menatapku dengan aneh," I'm sorry.."
"Untuk apa Tiff, ayolah. Kau tidak harus merasa bersalah seperti ini."
"Aku sungguh minta maaf padamu Elle. Kau tidak mengerti, kau tidak tahu siapa dia, kau tidak tahu apa yang baru saja terjadi padamu.", Tiffany menatapku iba.
"Dia hanya menanyakan namaku Tiff dan dia pergi stelah mengetahui apa yang dia ingin ketahui, sudahlah, lupakan saja.", aku mencoba menenangkan Tiffany dan tersenyum lebar padanya.
"Kau tidak akan bisa tersenyum seperti ini lagi, akan kuberi tahu. Masa kuliahmu akan terasa seperti di neraka", aku tertawa kecil mendengar penjelasan Tiffany yang berlebihan itu
"Apakah separah itu? jangan berlebihan Tiff. Aku akan baik-baik saja."
Sudah pukul sebelas malam dan aku sudah siap untuk tidur, namun aku kembali teringat percakapanku dengan Tiffany.
"Laki-laki itu, Lucas Adam Hoffmann", saat Tiffany menyebutkan nama itu aku seperti pernah mendengarnya tapi entahlah, kemudian Tiffany melanjutkan ceritanya.
"Dia adalah senior kita, dia tinggi, tampan, kaya, pandai dan sexy." ,oh c'mon Tiff, batinku," kau tahu, dia adalah kalangan atas di kampus kita, semua gadis menginginkannya, namun tidak benar-benar menginginkannya karna dia sangat berbahaya. Dia akan melakukan apa yang dia inginkan tanpa ada yang menentangnya dan dia akan mendapatkan apa yang dia inginkan, selalu!"
"Selalu?", aku bertanya pada diriku sendiri, "dan apa yang dia inginkan? aku?", Elle tertawa atas jawabannya sendiri karna ia mulai berfikir berlebihan seperti Tiffany, "sebaiknya aku tidur sekarang"
Elle tidur dengan pulas malam ini tanpa memperdulikan apa yang akan terjadi padanya esok hari.
"Tidurlah sayang...", ucap Lucas dari jarak berkilo-kilo setelah orang suruhannya berhasil memasang kamera pengintai yang sengaja dipasang di jendela kamar Elle agar ia bisa mengamati gadis baru incarannya.
***
Yuk lanjut lagi. Jangan lupa VOTE dan COMMENTS ya :-*xoxo
KAMU SEDANG MEMBACA
His Shadow (Completed)
RandomTidak lagi... pikirku seketika setelah menyadari siapa yang ada dihadapanku. Bagaimana mungkin aku terjebak di lubang yang sama, bahkan kali ini lubang itu lebih dalam dan gelap. Dan mungkin tidak akan ada yang dapat menolongku kali ini. - Elle Kisa...