Yuk yuk yuuuuk jangan lupa vote dulu ya sayang sayangkuuu :-*
***
Siang ini Lucas dan Elle sudah berada di apartemen milik kliennya, mereka akan membahas finalisasi gaun pernikahan yang dipesan oleh kliennya itu.Seperti biasa, kliennya itu selalu datang terlambat dan membiarkan Elle masuk terlebih dahulu ke apartemennya.
"Apakah dia selalu datang terlambat seperti ini?!",tanya Lucas jengkel. Namun tangannya tidak pernah lepas dari pinggul Elle yang direngkuhnya dengan posessif.
Sedangkan Elle hanya menanggapinya santai,"aku tidak ada masalah dengan itu, toh aku tidak sedang terburu-buru."
Lucas malah menatapnya sebal,"aku tidak suka kau berada di tempat asing-asing seperti ini, terutama jika kau hanya sendiri. Dan lagi! Orang ini hanya akan membuang- buang waktu kita yang berharga.."
Oh ya, berharga katanya. Tentu Elle tahu betul apa yang dimaksud oleh laki-laki disampingnya itu.
Setelah cukup lama menunggu akhirnya mereka datang, ya mereka. Si calon mempelai, yang ternyata calon mempelai laki-lakinya adalah Nathan. Elle cukup terkejut saat mengetahui itu semua hingga ia tidak bisa melepaskan tatapannya dari Nathan.
"Hai Miss Elle!",ada keterkejutan yang sama pada kedua kliennya itu.
Bagaimana bisa ada Lucas disini? Shit! Kenapa akhir-akhir ini laki-laki itu selalu menempel pada Elle.,batin Nathan tidak suka. Jika Lucas selalu menempel pada Elle bagaimana ia akan melancarkan rencananya? Ya, rencananya, bukan Tiffany.
"Hai. Oh ya Lucas, bukankah dia temanmu? Nathan.", Elle menatap ke arah Lucas dan Nathan secara bergantian.
Lucas mengernyitkan dahinya, ia tidak merasa pernah berteman dengan laki-laki bernama Nathan itu. Well, menurutnya laki-laki itu nampak seperti seorang brengsek dan Elle harus bekerja sama dengannya???
"Aku tidak merasa pernah berteman dengannya.",kata Lucas tanpa basa-basi.Elle memejamkan matanya, yang benar saja. Laki-laki ini benar-benar tidak mengerti caranya basa-basi!
"Ah, mungkin anda hanya lupa..",si klien wanita mencoba untuk mencairkan suasana. Kemudian mereka berempat duduk dan membahas segala hal yang diperlukan. Setelah mereka benar-benar selesai membahas segalanya, Elle dan Lucas pun segera berpamitan dan pergi meninggalkan apartemen kliennya itu.
"Aku tidak suka jika kau sering-sering ke apartemen si brengsek itu.",tandas Lucas dalam sekali tarikan nafas saat mereka sudah berada di dalam mobil.
Elle cukup terkejut melihat reaksi Lucas yang menurutnya sangat berlebihan,"Lucas, mereka adalah klienku dan Key! Bagaimana bisa aku tidak bertemu mereka?"
"Kau bisa membahas segalanya melalui Skype bukan.",Elle menarik nafasnya berat. Ia tidak akan bisa melawan Lucas.
"Sudah lah, aku juga tidak akan menemui mereka lagi. Kita sudah membahas segalanya dan kini semua masalahnya akan menjadi tanggung jawab Key.", Elle menyandarkan kepalanya sambil memejamkan matanya, lelah.
Tiba-tiba dirasakannya genggaman tangan Lucas,"kalau begitu besok kita kembali ke New York.",Elle masih memejamkan matanya tidak ingin mengambil pusing tawaran Lucas karna jika ia menolaknya ia tahu ia akan kalah.
"Ya sayang?",tanya Lucas lagi saat masih tidak mendapatkan jawaban yang diinginkannya. Dan kemudian Elle mengangguk.
"Good girl, kau akan tinggal bersamaku mulai besok."
KAMU SEDANG MEMBACA
His Shadow (Completed)
RandomTidak lagi... pikirku seketika setelah menyadari siapa yang ada dihadapanku. Bagaimana mungkin aku terjebak di lubang yang sama, bahkan kali ini lubang itu lebih dalam dan gelap. Dan mungkin tidak akan ada yang dapat menolongku kali ini. - Elle Kisa...