Aku tidak tahu apa yang telah aku tawarkan padanya semalam, mungkin karena mabuk. Tapi aku yakin bahwa aku bisa melakukannya. Aku bisa menyenangkan hatinya, itu yang terpenting. Entah sejak kapan aku takluk padanya, entah sejak kapan aku merasakan cinta laki-laki itu.
Elle masih menunggu Lucas menghubunginya untuk meminta hal yang ditawarkannya malam itu, namun seminggu telah berlalu dan Lucas belum juga menagih hal itu. Ternyata Lucas laki-laki yang cukup baik, pikirnya.
Hari ini Elle sudah berjanji untuk menemani sahabatnya berbelanja dan makan bersama, Tiffany juga mengatakan padanya bahwa ia ingin memperkenalkan seseorang padanya. Mereka sudah sepakat untuk bertemu di butik langganan mereka pada pukul 03.00 sore.
"Hai Elle", sapa Tiffany ceria ketika ia melihatku turun dari taksi, kemudian aku melambai padanya dengan tidak kalah ceria, "Hai Tiff!"
Tiffany terlihat bingung melihatku turun dari taksi,"kau naik taksi? dimana mobilmu?"
Aku tersenyum kecut padanya,"Ayah tidak mengijinkanku membawa mobil karna semalam aku meminum alkohol, dia takut jika aku akan menabrak sesuatu."
Tiffany menatapku tidak percaya," Kau meminum alkohol? sejak kapan? ini pasti ulah Lucas! Karena dirinya sahabatku yang seorang gadis baik-baik ini sampai bisa meminum alkohol.", Tiffany berseru dengan nada mengejek.
"Sudahlah hentikan, ayo sekarang kita berebelanja.", aku menariknya memasuki butik dan dalam sekejab ia hanyut melihat semua koleksi baju di butik itu.
Aku bukanlah gadis seperti Tiffany yang sangat suka melihat baju-baju bagus dan mewah kemudian menghabiskan uang dalam sekejab hanya untuk membeli baju-baju tidak berguna itu. Maka disinilah aku, di sudut butik itu menatap Tiffany yang sibuk memilih-milih baju ini dan itu. Aku hampir saja ketiduran karena bosan ketika tiba-tiba Tiffany dengan tidak sengaja menyenggol pelayan sehingga orange juice pesananku tumpah tepat di gaun putihku,"Oh my God!", aku sibuk membersihkan baju putihku sambil mendengarkan pelayan butik itu terus meminta maaf,"Ya..ya..ya tidak masalah, ini bukan salahmu.", kemudian aku menyuruh pelayan itu kembali bekerja.
"Ya Tuhan Elle, maafkan aku! Aku tidak sengaja.", kemudian dia meninggalkanku sejenak dan kembali lagi,"Ini..ini..ini..pakai ini!",Tiffany menyodorkan padaku sebuah dress manis bewarna navi blue,"Baiklah", jawabku menurut karena tak dipungkiri Tiffany cukup paham dengan seleraku.
Dari dalam ruang ganti aku mendengar Tiffany berbicara dengan seseorang yang dari suaranya bisa ditebak bahwa dia seorang laki-laki. Aku sudah siap dengan dress baruku dan keluar dari kamar ganti.
"Beautiful", aku sangat terkejut mendengar pujian itu, bukan Tiffany yang mengatakannya tapi laki-laki yang berdiri tepat di samping Tiffany.
Aku hanya tersenyum mendengar pujian itu ketika Tiffany menarik tanganku,"Elle kenalkan, ini kakakku..Max. Dan Max kenalkan, ini sahabatku yang baru saja kau puji, Elle.", aku menjabat tangannya singkat kemudian kami berdua duduk sedangkan Tiffany kembali melanjutkan aktifitasnya memilih-milih baju.
Aku haya diam menatap orange juiceku yang sudah terisi penuh kembali, aku merasakan tatapan intens dari Max yang membuatku merasa risih sehingga kuberanikan diri untuk menegurnya," Maaf, kenapa anda terus menatapku?"
Seperti baru tersadar ia baru menjawabku,"Ah ya, maaf. Aku selalu suka menatap gadis cantik.", baiklah, jadi Tiffany memiliki kakak seperti ini, dasar player!
Jam sudah menunjukkan pukul 7.30 malam. Kami sudah berada di Lovacasta, restoran itali pilihan Max dan kami sedang menunggu pesanan datang. Entah itu kesengajaan atau tidak, tapi Max terus saja menatapku dengan intens sehingga membuatku ingin melarikan diri dari tatapannya itu.
"Ehmm, jadi Max. Apa pendapatmu tentang Elle?", Whatt!? Tiiff!! apa kau gila?, aku menatap Tiffany tajam, pertanyaan macam apa itu, dengusku dalam hati. Max tersenyum menatap adiknya dan baru saja akan membuka mulut ketika ponsel Tiffany bergetar di atas meja sehingga menimbulkan suara yang khas kemudian Tiffany menghindar sebentar untuk mengangkat panggilan masuknya.
***
Next 👉
KAMU SEDANG MEMBACA
His Shadow (Completed)
RandomTidak lagi... pikirku seketika setelah menyadari siapa yang ada dihadapanku. Bagaimana mungkin aku terjebak di lubang yang sama, bahkan kali ini lubang itu lebih dalam dan gelap. Dan mungkin tidak akan ada yang dapat menolongku kali ini. - Elle Kisa...