UYEAH, AUTHOR KEMBALI MINGIRIM SEDIKIT GODAAN BUAT KALIAN^^
SEMOGA SUKA :-*
PART #1 - VENUS
***
Venus's PoV
Sore ini aku berjalan di bawah langit yang terlihat begitu mendung menuju tempat kerjaku. Mungkin sebentar lagi akan turun hujan, tebakku santai dengan rasa tidak suka. Aku tidak begitu menyukai hujan, karna hujan akan membuatku terjebak lebih lama di tempat kerjaku.
Aku tersenyum melihat seorang remaja laki-laki melambai pada seorang gadis manis berkacamata di pinggir sebuah taman. Gadis itu begitu mengingatkanku pada diriku sendiri saat aku masih seumurannya. Venus belia berumur 17 tahun yang begitu manis dan polos, ia juga begitu pandai dengan sebuah kacamata yang makin memperjelas image-nya sebagai anak yang rajin belajar. Venus yang dilimpahi kekayaan kedua orang tuanya. Venus yang...bodoh..
"Bodoh.", ucapku pada diri sendiri. Aku selalu merasa bodoh jika mengingat masa-masa itu. Venus yang naif, bodoh, nerd as fuck!
Bagaimana bisa aku memiliki image seperti itu padahal sudah sangat jelas jika gadis seperti itu adalah gadis yang paling dihindari oleh Victor.
Victor.., senyumku mengembang. Laki-laki yang aku cintai. My first love. Or I should say that he was my crush. My very first crush. Because that day I was so into him, tetapi dia memiliki kekasih yang begitu sempurna, Jessica. Semua orang yang mengenal atau bahkan pernah melihat Jessica berani bertaruh jika suatu saat gadis itu akan menjadi seorang model papan atas. Definitely!
Dan aku? Yeah, tentu saja tidak akan pernah mendapatkan Victor. Laki-laki itu berada di luar jangkauan, membuatku harus segera mengambil tindakan, wake up and move on!. Semuanya semakin tidak mungkin karna sekarang aku hanya seorang gadis miskin yang menjadi pelayan di sebuah club.
Sebuah tempat yang dipenuhi kegelapan segaligus gemerlaban, juga kesedihan dan nafsu manusia, semua melebur menjadi satu di tempatku bekerja saat ini. Sebuah club malam paling digandrungi di kota ini. The Salvatore's."Ve! Cepatlah. Kau selalu seperti ini, memperlambat langkahmu saat tiba di sini. Apa kau sudah bosan bekerja!",suara Natalie memekik memenuhi indra pendengaranku begitu aku memasuki ruang ganti Salvatore's.
Argh! Gadis itu selalu berisik sepanjang hari. Bitch!
"Apa kau bilang!?",ups..sepertinya mulutku kelepasan mengatakan umpatan untuknya itu. Namun tidak kuhiraukan sama sekali. Ia memang sangat cocok dengan sebutan itu.
Aku telah berganti menggunakan pakaian kerjaku saat Dave melintas.
"Oh hai Dave!",sapaku sambil menghampirinya yang terlihat sedang terburu-buru.
"Venus? Kau masuk hari ini? Kukira kau sedang mengambil cuti? Apakah ujianmu sudah selesai?",too much. Itu lah Dave, dia sudah seperti kakak ku sendiri, selalu bertanya ini itu. Hhhmm. Aku hanya tersenyum menanggapinya. Kemudian perhatianku kembali terfokus padanya, laki-laki itu terlihat begitu bingung.
"Dave, apa kau ada masalah?", dan laki-laki itu mengangguk ragu. Ada apa, pikirku. Tidak biasanya dave murung seperti ini. Dan wait! Aku melihat pipinya yang terlihat sedikit merah dan agak bengkak?
Aku mencoba meraih pipinya itu,"Dave? Apa yang terjadi?! Katakan padaku, apakah ada seseorang yang berbuat kasar padamu?", ia hanya menunduk tidak berani menatap mataku dan aku segera mengetahui jawabannya, ada yang menampar wajahnya,"Siapa? Siapa yang melakukannya?"
"Mr.Salvatore..",ucapnya lirih membuatku membulatkan mata tidak percaya.
"Untuk apa ia menampar wajahmu?",tanyaku dengan menahan emosi yang mulai muncul. Bagaimana bisa bosnya itu menampar karyawan terbaik di club ini.
"Aku memang salah Ve, ia menamparku karena sebuah alasan. Hari ini adalah hari besar baginya karena sahabatnya akan mengunjungi club ini. Kau tahu bukan bahwa kita akan kedatangan tamu penting? Maka segalanya telah dipersiapkan, aku lah yang bertanggung jawab untuk semua persiapan ini. Namun hari ini aku baru mengetahui bahwa penyanyi yang akan menemani acara mereka tidak bisa datang. Aku sudah mencoba mencari penggantinya namun karena waktu yang mendadak maka tidak ada yang bisa melakukannya. Lalu aku melaporkan hal ini pada Mr.Salvatore dan ia marah besar. Aku mengecewakannya.",Dave mencoba menjelaskan hal itu panjang lebar padaku. Namun tetap saja, apa bosnya itu harus sampai menampar karyawan terbaiknya? Sungguh keterlaluan!
"Tetap saja Dave! Aku tidak suka jika ia menamparmu seperti ini.", aku benar-benar ingin melempar tinju ke wajah tampan bos kami yang brengsek itu.
"No no no!",ucap Dave mencoba menghalangi langkahku,"Kau bisa membantuku dengan cara lain. Apa kau mau membantuku agar aku tidak dipecat?"
Aku sedikit curiga dengan permintaan Dave ini, tapi demi dia aku akan membantu sebisaku.
"Bagaimana?",tanyaku ingin tahu. Aku harap ia tidak memintaku untuk tidur dengan bos kami yang terkenal playboy itu.
"Kau yang akan menyanyi untuk acara malam ini.", mataku melebar. Menyanyi? di depan Salvatore si penjahat kelamin dan sahabat-sahabatnya yang sudah pasti sejenis dengannya??! NO WAY!,"Aku tahu kau memiliki suara yang indah Ve, jadi tolong bantu aku sekali ini saja. Aku membutuhkan pekerjaan ini."
Urrgh!! Aku tidak akan tega membiarkannya kehilangan pekerjaan ini, ia bekerja untuk adiknya yang sakit.
Aku menarik nafas dengan kasar,"Fine! Aku akan melakukannya demi dirimu.", senyum mengebang dengan cepat melintasi wajah Dave. Ia bahkan tidak bisa menyembunyikan kebahagiannya
Aku akan melakukannya. Aku pasti bisa, karena aku adalah Venus!
***
Oh iya, cerita ini sudah ongoing ya. Jadi kalo kalian berminat baca bisa langsung cus ke lapak.
SAMPAI KETEMU DI LAPAK ESCAPED :-*
DON'T FORGET TO VOTE AND COMMENTS^^
XOXO
KAMU SEDANG MEMBACA
His Shadow (Completed)
RandomTidak lagi... pikirku seketika setelah menyadari siapa yang ada dihadapanku. Bagaimana mungkin aku terjebak di lubang yang sama, bahkan kali ini lubang itu lebih dalam dan gelap. Dan mungkin tidak akan ada yang dapat menolongku kali ini. - Elle Kisa...