Hai hai..finally kita tiba di part terakhir His Shadow :')
Engga nyangka akhirnya bisa nyelesein kisah cinta Elle dan Lucas kesayang author ini.
Oke deh tanpa perlu berlama-lama lagi kita langsung cuusss to the last part ya, yuuuk
***
Tiffany's PoV
Aku menatap enggan ke arah Elle dan Diana yang sedang sibuk mengobrol di tepi pantai setelah mereka selesai mempersiapkan sarapan untuk kami. Mereka terlihat begitu akrab satu sama lain. Coba kalian bayangkan. Elle adalah mantan tunangan kakakku, dia adalah gadis yang dicintai oleh Max, dia juga merupakan gadis yang telah menghancurkan kakakku. Dan disampingnya ada Diana, seorang psikiater yang merawat Max selama ini. Gadis itu yang telah dengan sabar menerima sikap Max yang penuh dengan pemberontakan. Max benar-benar hampir gila saat itu. Aku bersyukur ada Diana disampingnya disaat aku sibuk merencanakan hal untuk mendapatkan Elle kembali, demi kakakku. Tapi kini, sepertinya semua itu sudah tidak berguna. Pikirku jengkel.
Rencanaku dengan Nathan sudah tidak dibutuhkan lagi saat melihat reaksi Max kemarin. Kakakku itu memilih untu melepaskan Elle dan tanpa sepengetahuanku dia justru merencanakan pernikahan dengan Diana. Hah! sempurna, kepalaku rasanya ingin meledak. Semua yang kurencanakan sia-sia, jika aku tahu Max pada akhirnya akan melepaskan Elle seperti ini maka untuk apa aku melakukan itu semua. Aku harus bekerja sama dengan seorang brengsek seperti Nathan. Aku tahu Elle bekerja pada Emerald Geraldine, maka dari itu aku meminta Nathan dan seorang gadis bayaran untuk bepura-pura memesan gaun pada butik mereka. Aku mencoba memasukkan Nathan ke dalam hidup Elle agar hubungannya dengan Lucas bisa hancur berantakkan sehingga memudahkanku untuk menggiringnya kembali ke pelukan Max. Tapi sekarang lihatlah. Arrgh!!!
Muak melihat mereka berdua akhirnya aku berjalan menuju bar terbuka yang ada di dekat cottage-ku. Bar itu begitu sepi karna memang itu bar pribadi milik kami. Tidak ada orang lain disana kecuali satu orang, seorang laki-laki yang hampir membuat jantungku terlonjak kaget. Nathan. Untuk apa laki-laki itu ada disini!?
Dengan langkah cepat kehampiri dirinya yang sudah berseringai menatapku.
"Apa yang kau lakukan disini!?", brengsek! laki-laki itu justru menertawai pertanyaanku.
"Aku disini karena gadis incaranku ada disini.", ucapnya dengan nada sinis kemudian kembali meneguk martininya.
Gadis incaran? rupanya Nathan sudah tidak bisa dikendalikan lagi, si brengsek ini sungguh-sungguh penasaran untuk meniduri Elle. Dan bagaimana ia bisa berada disini? Apa dia mengikuti Elle?,"What! kau engikutinya kemari? Apa yang kau inginkan? bukankah sudah kukatakan bahwa kau harus menjauhinya?"
Nathan menggeleng-gelengkan kepalanya perlahan,"Oh, so sory babe. Tapi itu tidak akan pernah terjadi. Karna aku menginginkannya. Setidaknya aku ingin merasakannya sekali saja.",ia menguntai jemarinya menjadi satu seakan sedang memohon kepadaku. Dasar laki-laki gila!
"Nathan, kuperingatkan kau sekarang juga. Sebaiknya kau pergi!"
Ia memasang wajah sedih yang dibuat-buat,"kau mengusirku baby? ouch! itu sakit.", ia meraba bagian dadanya seakan ia baru saja ditembak.
"Aku tidak ingin berurusan denganmu lagi. Sebaiknya kau pergi atau Max akan membunuhmu jika ia sampai melihat wajahmu disini.", tanpa berkata-kata lagi aku segera pergi meninggalkan Nathan. Aku tidak ingin membuat keributan dan membuat Max melihatnya disini. Kakaknya itu sudah pasti akan membunuh Nathan. Karna ia adalah laki-laki yang menyentuhku untuk pertama kali. Max tidak mengenalnya, tapi ia pasti akan mengenali wajah Nathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Shadow (Completed)
RandomTidak lagi... pikirku seketika setelah menyadari siapa yang ada dihadapanku. Bagaimana mungkin aku terjebak di lubang yang sama, bahkan kali ini lubang itu lebih dalam dan gelap. Dan mungkin tidak akan ada yang dapat menolongku kali ini. - Elle Kisa...