#10 - Lost in Lust

49.3K 2.1K 93
                                    

hai hai my lovely readers...

setelah part #9 kemarin kok author makin digentayangin sama rasa penasaran kalian yang selalu nanyain kenapa Lucas menghilang, kapan Lucas muncul...hihi sabar ya sista-sista, nggak lama lagi kok^^

yauda deh ya, langsung cuuus aja! happy reading :-*

WARNING!! 18+
UNTUK YANG SEDANG PUASA SILAHKAN BACA DI MALAM HARI..SERIUSAN!!

***

Elle masih duduk berdua dengan seorang laki-laki bernama Justin, yang ternyata adalah teman Lucas. Mereka terus saja mengobrol sampai tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul sebelas. Elle menikmati perbincangannya dengan Justin, karena ternyata Justin sangat menyenangkan untuk menjadi teman bicara, lagi pula pembicaraan mereka tidak melulu mengenai hubungannya dengan Lucas sehingga tidak membuatnya merasa terbebani. Elle masih ingin berbincang ketika dirasakannya ada seorang laki-laki yang menatapnya intens dari kejauhan, Max.

Elle menggigit bibir bagian bawahnya, gugup,"eehm Justin, kurasa perbincangan kita sampai disini dulu. Aku harus menghampiri Max. Bye.", Elle beranjak dari duduknya hendak pergi, namun kemudian Justin menarik tangannya dan menghentikan langkahnya, kemudian ia sedikit berdiri untuk mencium pipi Elle.

Max's PoV

Aku sangat tidak suka melihat pemandangan itu. Lelaki itu berani-beraninya mencium pipi Elle. Sedetik kemudian kulihat Elle sudah berjalan mendekatiku,"hai sayang. Siapa laki-laki itu?", kataku menyambut kehadirannya.

"hai Max. Dia Justin, teman lamaku dan sekarang rekan bisnis ayahmu.", ia menggenggam jemariku erat, seolah merayuku agar tidak marah atas kejadian yang baru saja kulihat. Malam ini kau milikku! Akan kupastikan aku mendapatkan apa yang kuinginkan malam ini juga!, aku berteriak frustasi pada diriku sendiri, kemudian kuraih segelas Sarajevsko Pivo yang ada di hadapanku dan kutenggak sampai tak tersisa. Kutatap mata indah gadisku itu,"kau milikku Elle!", aku tahu kata-kataku itu membuat Elle cemas karena kulihat ia mengginggit bibir bawahnya dan itu cukup untuk menyulut gairahku. Kupaksa wajahnya untuk mendekat kemudian kucium bibir itu dengan sedikit kasar, tak kusadari jika aku menggigit sudut bibir Elle terlalu keras sampai kudengar Elle menjerit tertahan diantara ciuman kami lalu ia mendorong tubuhku menjauh,"hentikan Max! kau menyakitiku.", kulihat ada sedikit darah di sudut bibirnya itu dan aku tidak peduli. Kutinggalkan Elle begitu saja menuju lantai dansa.

Max's PoV end

Tiffany menemukan Elle yang sedang sendirian di bar, "hai darling, bagaimana pestanya?", membosankan.., pekik Elle dalam hati. Ia tidak pernah suka dengan suasana pesta dan keramaian, semua itu membuatnya pusing. Namun Elle lebih memilih mengangkat bahunya sambil tersenyum, "yah seperti yang kau lihat Tiff, pestamu meriah. Tapi sepertinya ini tidak cocok untukku.", Tiffany hanya menahan senyum melihat kejadian tadi, ia tahu bahwa kakak laki-lakinya itu sangat geram melihat Elle yang berduaan dengan Justin. Dipandanginya sudut bibir Elle yang sedikit mengeluarkan darah, ia semakin menahan rasa gelinya. Max sedang bergairah, ini akan sempurna, pikir Tiffany dalam hati. Elle sedang mengamati Max yang sedang berdansa bersama beberapa gadis berbaju minim, tapi anehnya ia merasa biasa saja, bahkan rasanya ia tidak peduli jika mereka akan berakhir di ranjang, aneh. Tiffany hanya bisa bersyukur karena sepertinya Elle sedang larut dalam lamunannya sehingga tidak memperhatikan dirinya yang sedang mencampurkan beberapa tetes Liquid sex ke dalam segelas Vodka & Orange yang telah ia siapkan untuk Elle. Ya, beberapa tetes Liquid sex rasanya cukup untuk membuat Elle terangsang berat, semua teman lelakinya yang brengsek selalu menggunakannya pada wanita-wanita incaran mereka dan itu selalu berhasil. Jadi, coba kita lihat apakah ini akan berhasil..., batin Tiffany dalam hati. Seulas senyum terukir di wajahnya,"Elle, minumlah ini. Aku meraciknya khusus untukmu.", Tiffany menyodorkan gelas itu ke arah Elle

His Shadow (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang