H min sekian menuju ending :')
Yuuuk cuus
***
Lucaa's PoVIni lah kebahagian yang sesungguhnya, batinku saat akhirnya bisa meluruskan semua masalah yang ada..
saat akhirnya terungkap bahwa ketakutan yang selama ini memenuhi hidupku hanya lah fiktif belaka..
saat akhirnya aku bisa dengan tenang membalas pelukan mama..
Wanita paruh baya ini masih memelukku sayang, aku tahu kenapa..Karna dia merindukanku seperti aku merindukannya.Tangisku telah berhenti dan berganti dengan senyum kelegaan. Mama terus membelai kepalaku lembut. Dan setelah cukup lama berada dalam pelukan mama akhirnya aku tersadar, Elle tidak berada disampingku.
Kuedarkan pandanganku dan yang kutemukan adalah ia sedang memunggungi kami, memeluk seseorang, Alex!
Melihat itu membuat mataku menatapnya malas, modus terselubung! Aku begitu heran kenapa kembaranku itu masih saja mengganggu calon kakak iparnya, dasar bocah!
Aku butuh sesuatu yang kuat untuk menjauhkan Elle dari jangkauan Alex.
"Ehhem!",sirdirku dengan deheman yang cukup membuat Elle terlonjak kaget namun tidak dengan Alex, dengan santainya ia melepaskan pelukannya pada Elle namun kemudian ia merangkulkan tangannya pada pinggang gadisku, sialan!
"Alex! Lepaskan tangan nakalmu itu.",tanpa diduga justru mama lah yang memerintah dengan nada tegas pada kembaranku itu.
"Kenapa? Alex juga ingin dipeluk ma!",jawab Alex manja sambil mengerutkan dahinya. Sedangkan Elle justru terhibur dengan sikap manja Alex, dia mengembangkan senyum manisnya karna sikap kembaranku yang manja. Aku benar-benar membutuhkan sesuatu untuk menjauhkannya dari Alex.
"Lucas, kau mau pergi kemana?",tanya Elle terkejut saat tiba-tiba aku melangkah pergi.
"Aku akan kembali.",kataku singkat sambil terus berjalan keluar, memasuki mobil kemudian melajukannya pergi.
Kuraih ponselku dan memasang hands free lalu mulai menghubungi seseorang,"aku akan mengunjungi tokomu jadi tolong siapkan barang terbaru, terindah, tercantik dan hanya satu-satunya.",ucap Lucas tanpa basa-basi pada seseorang diujung telpon.
"Wah wah wah, kau sungguh parah sobat. Tidak bisakah kau menyapaku terlebih dahulu? Bagaimana bisa kau langsung menyebutkan keinginanmu begitu saja."
"Aku sedang buru-buru bro.",balas Lucas singkat, tapi memang benar. Ia memang sedang terburu-buru.
Laki-laki diujung telpon itu hanya menggeleng sambil tersenyum meskipun Lucas tidak bisa melihatnya,"iya aku tahu. Jadi barang apa yang kau inginkan? Anting? gelang? atau kalung?"
"Cincin.",jawab Lucas singkat dan jelas membuat sahabatnya terpana mendengar jawaban itu,"apa kau mendengarku? Aku butuh cincin tunangan. Sudahlah! Kau siap kan saja barangnya. Aku akan segera tiba di tokomu.",click. Dengan seenaknya Lucas memutus sambungan telponnya secara sepihak.
Tak lama kemudian ia tiba di basement sebuah toko. Toko yang dimaksud oleh Lucas adalah sebuah bagunan megah dan bergaya clasik dengan cat hitam legam namun penuh dengan cahaya lampu yang membuat gedung itu terlihat begitu anggun juga high class.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Shadow (Completed)
RandomTidak lagi... pikirku seketika setelah menyadari siapa yang ada dihadapanku. Bagaimana mungkin aku terjebak di lubang yang sama, bahkan kali ini lubang itu lebih dalam dan gelap. Dan mungkin tidak akan ada yang dapat menolongku kali ini. - Elle Kisa...