PART 21

176 14 0
                                    

Sedang asik menikmati pemandangan pondok pesantren, tiba-tiba ada yang menabraknya dari depan.

"Bruk" hantaman tersebut membuat Halim terjatuh.
Halim spontan berdiri lalu melihat siapa yang menabraknya.

"Mbak gak kenapa-kenapa kan?" Tanya Halim kepada seorang wanita.

"Aw, sakit" rintih wanita itu.

"Bisa berdiri mbak?" Tanya Halim

"Bisa kok" wanita itu berdiri lalu menoleh ke arah Halim.

"Mbak ada yang luka?"

"Eh kamu Halim kan, kita pernah ketemu di komplek"

"Eh mbak yang waktu itu, jatuh dari sepeda itu ya?"

"Iyaa, ya ampun gak nyangka bisa ketemu disini, kamu ngapain di sini, mondok juga?"

"Iya mbak saya mondok disini, mbak nya juga?"

"Gak usah panggil mbak, panggil aja fio, iya aku juga mondok disini"

"Oh, ya udah mbak saya duluan, assalamualaikum"

"Ternyata dia juga mondok di sini kesempatan aku deh buat deketin dia" batin Fiolisa Aletha

Ada yang Ingat Fiolisa Aletha itu siapa? Nah Fiolisa ini, orang yang waktu itu Halim bantu, cerita nya ada di part 17 ya.

*******

Tak butuh waktu lama, kini tiba Halim di kamar nomor 2, perlahan ia membuka pintu sembari mengucapkan "Assalamualaikum". Ada jawaban serentak dari segerombolan orang "waalaikumussalam".

"Afwan, perkenalkan nama saya Muhammad Abdul Halim, saya santri baru di sini, dan tadi kata pengurus ponpes kamar saya di sini"

"Oh, kenalin nama aku Fadil Aariz Ahsan, dan ini teman ku Faqih Asyraf Hufaza"

"Santri baru juga?" Tanya Halim

"Iya, aku di pondokan sama ibu ku" jawab Fadil

"Kalau aku, memang mau lanjut ke pondok" jawab faqih

"Kalian ini beda kota ya?"

"Iya kalau aku dari Sumatra barat" jawab Fadil

"Kalau aku dari Bandung" jawab faqih

"Jauh banget ya kalian"

"Loh emang nya teh kamu dari mana?" Tanya faqih

"Saya dari kota sini sih, cuman rumah saya sekitar 3 jam lah dari pondok ini"

"Ooo" jawab faqih

"Ya sudah saya permisi dulu ya, mau rapikan barang saya"

"Oh Na'am"


*********

Di sisi lain, Billa sudah sampai di pondok nya sejak beberapa jam yang lalu, dari sejak orang tua nya pamit ia terus-menerus menangis, sampai teman dan pengurus pondok binggung harus memenangkan nya dengan cara apa lagi.

"Hikss, bunda billa kangen huwaaa" tangisan nya benar benar membuat geger asrama santriwati.

"Bil udah dong, jangan nangis lagi kan ada kita" ucap salah satu teman nya sambil menenangkan teman nya itu.

HIBATAN MIN ALLAH (Selesai)- REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang