Pagi ini Halim berangkat untuk mondok, ia akan meneruskan pendidikan di pondok pesantren milik orang tua nya, ya itu kemauan dari Abi nya mau tidak mau ia harus menuruti nya.
"Umi" pekik nya dari atas
"Iya kenapa" jawab sabrani
"Umi di mana" jawab nya sembari menurunkan kaki nya satu persatu dari anak tangga rumah nya.
"Umi di sini di ruang depan"
"Umi Abi udah siap?"
"Udah"
"Sekarang di mana Abi, umi?" Tanya nya
"Itu di depan, angkat telfon kata nya dari orang ndalem"
"Oh oke umi"
Tak lama kemudian datang lelaki paruh baya menghampiri mereka.
"Halim udah siap?"
"Udah Abi"
"Ya udah yuk berangkat"
Halim mengangguk pelan, lalu mendekati ibunda nya. "Umi, Halim berangkat dulu, umi jaga diri baik-baik ya, jangan terlalu kecapean umi, Halim berangkat dulu, doakan Halim selalu umi, biar Halim bisa buat Abi sama umi bangga" ucap nya sembari mencium ibunda nya.
"Iya nak, umi akan selalu doakan kamu, jaga kesehatan kamu ya, ikuti peraturan pondok dengan baik, meskipun kamu adalah anak dari pemilik pondok itu, umi akan menjenguk kamu nanti nya." pesan Sabrani.
Meskipun mereka memiliki pondok pesantren itu, mereka tetap memiliki rumah di luar pesantren.
Halim mengangguk, lalu ia menitipkan pesan kepada ibunya untuk adik satu-satunya itu. "Umi tolong sampaikan pesan Halim ke Ira ya".
Kemana Fahira ? Kenapa saat kakak nya berangkat dia tidak ada ?, Fahira ada study tour di luar kota, karena itu lah Halim menitipkan pesan untuk nya.
Mobil keluarga Halim mulai keluar dari perkarangan rumah nya, terasa berat bagi Halim untuk meninggalkan rumah tersebut, rumah yang banyak kenangan di sana, kini ia harus pergi dari rumah itu, ya meskipun ia pergi ke pondok milik keluarga, tapi akan ada rasa yang berbeda.
*****
Di posisi lain, bila juga berangkat untuk pondok untuk meneruskan pendidikan nya juga, ia masuk pondok pesantren di luar daerah nya, ini juga kemauan orang tua nya, mau tidak mau billa harus menuruti nya, ini juga untuk masa depan nya.
"Bunda hiks billa, gak mau mondok Bun"
Rengek nya."Loh gpp sayang, ini demi masa depan kamu" ucap Ainun berusaha membujuk anak bungsu nya itu.
"Tapi nanti bunda sama ayah bakalan jenguk billa terus kan" tanya billa
"Ya gak terus jugak kali, kapan mandiri nya Lo" jawab abizard dari atas tangga rumah nya.
"Apaan sih Lo, mau ikut campur juga" ketus billa
Abizard mendengar itu langsung memutar kan bola mata nya.
"Iya iya nanti bunda bakalan sering jenguk billa"
"Yey janji Bun" ucap nya lalu mengajukan jari kelingking nya, kearah Ainun.
Melihat jari kelingking itu, Ainun pun langsung menyambung kan jari Kelingking nya dengan jari kelingking anak bungsu nya itu."Nah Lo kan udah gak ada, otomatis gue yang bakalan manja ke bunda" ucap abizard menjahili adik nya itu.
"Aaa bunda, pokok nya cuman billa yang bisa manja ke bunda, TITIK." ucap nya dengan kesal ia tak mau ada yang mengganti kan posisi manja nya ke pada Ainun.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIBATAN MIN ALLAH (Selesai)- REVISI
Roman pour Adolescents"assalamualaikum Billa, ini saya halim Maaf sebelumnya Billa saya tidak bisa Menepati janji saya untuk menikahi mu Saya sudah di jodoh kan oleh orang tua Saya, maaf jika nanti kamu melihat pesan Ini kamu akan sakit hati, saya minta maaf Sebesar-besa...