Aku terbangun dari tidurku yang amat lelap, sejenak aku terdiam dan tersadar bahwa aku sudah tidak berada dikamarku yang dulu.
Aku bangkit dudut. Kupandangi kedua kaki ku yang biasanya bersih kini dipenuhi luka goresan ranting-ranting pohon yang kulalui semalam.
Keluar dari kamar kulihat nenek yang sedang duduk disofa sudut ruang tamu sambil menyesap secangkir teh ditangannya.
"Selamat pagi nek", sapaku.
"Pagi luci, kau sudah bangun rupanya, kenapa kau tidak berganti pakaian? Pakailah baju-baju yang ada di lemari itu. Kuyakin pas dengan ukuran tubuhmu", sahut nenek setelah melihatku yang masih menggunakan pakaian lusuh.
"Ah iya nek, aku belum berani menyentuh nya karena nenek belum mengizinkan. Aku akan segera mandi dan berganti."
Aku berjalan menuju kamar dan mengambil baju asal. Lalu aku pergi menuju bagian belakang rumah ini tempat kamar mandinya berada. Setelah selesai, kupandangi diriku dicermin, aku terlihat lebih segar. Rambut hitam panjang ku masih basah, aku memakai gaun putih tulang sederhana yang tidak terlalu panjang. Gaun yang indah dan sangat pas dengan tubuhku.
Di depan rumah, nenek sedang menjemur daun-daun yang kuyakini adalah daun mint.
Nenek menoleh melihat ku."Benarkan baju itu pas denganmu", ucapannya seraya tersenyum.
"Ngomong-ngomong baju siapa ini nek?"
"Tentu saja bajuku saat masih muda, aku masih menyimpan semuanya. Baju-baju itu terbuat dari bahan yang bagus dan tidak mudah rusak dimakan usia". Jawabnya.
Seperti biasa,aku mengerjakan pekerjaan rumah seperti yang biasa aku lakukan dirumah Earl dulu. Hanya saja sekarang aku juga harus membantu nenek membuat obat-obatan dan mecari tanaman-tanaman obat dihutan, tidak terlalu sulit karena nenek mengajariku dengan sangat sabar dan telaten.
Aku juga sering membantunya mengobati pasien yang datang. Nenek memiliki ruangan tersendiri untuk merawat pasien. Ruangan ini berada tepat disebelah ruang tamu. Berisi satu ranjang ditengah nya, diruangan ini terdapat lebih banyak peralatan dan obat-obatan dibanding yang berada di ruang tamu.
Seperti sekarang ini, ada seorang pria yang datang dengan luka terbuka dibetis sebelah kanannya. Luka itu sedikit parah menurut ku.
Dengan sendirinya aku mengambil air hangat diember dan membawa kain untuk membersihkan luka dibetis pria itu. Sedangkan nenek meracik obat dimeja seberang,setelah selesai nenek memberikan perban kepadaku lalu mengajari cara untuk menutup luka, dan pekerjaan pun selesai. Aku sudah seperti asisten dokter sekarang. Sangat keren.
Hari-hari berlalu begitu saja. Tidak terasa hampir 5 bulan lamanya aku tinggal bersama nenek. Semua berjalan dengan lancar. Aku bersyukur.
Bahkan kemampuan ku sekarang sudah jauh lebih baik. Aku bisa membedakan jenis-jenis tanaman oba, meramu obat-obatan sederhana, terkadang nenek menyuruh ku untuk mengobati pasien sendiri. Tentu saja pasien dengan luka ringan karena kemampuan ku belum sempurna. Aku masih sedikit takut dan ragu jika harus menjahit luka, menurut ku itu terlalu menyakitkan, tapi kata nenek aku akan mampu melakukannya seiring berjalannya waktu dan jika sedang dihadapkan dengan keadaan yang mendesak.
Aku membersihkan ruangan pasien ini bersama nenek. Hampir seharian kami bekerja, ada 3 orang pasien yang datang hari ini.
Meskipun nenek tinggal didalam hutan, kemampuan nya terkenal hingga ke kota Wisburg-ibukota Rainburg. Tidak sulit untuk menemukan rumah nenek karena hanya ada satu dihutan."Cukup melelahkan", gumam nenek
"Aku akan segera menyiapkan makan, nenek istirahat saja dulu." Aku berjalan menuju dapur.
Setelah makan malam. Kami hanya bersantai dan memilah-milah daun herbal yang sudah kami keringkan.
Terdengar suara kereta kuda berhenti didepan rumah. Nenek berjalan menuju pintu dan mengintip lewat jendela. Dia terkejut.
"Astaga lord Cristian!". seru nenek dengan segera membuka pintu.
Aku berjalan mengikuti nenek. Kulihat diluar ada seorang pria yang sepertinya adalah bangsawan sedang mambantu seorang wanita keluar dari kereta kuda, wanita itu adalah istrinya. Sangat cantik dengan rambut merah panjang sepinggang. Dia tetap terlihat cantik meskipun sedang kesakitan.
"Rosemari cepat bantu Isabell!". Suara lord itu terdengar sedikit terengah.
Nenek segera membantu lord Cristian yang sedang memapah istrinya berjalan menuju rumah. Aku berlari dan menyiapkan ruang pasien untuk lady Isabell.
Nenek dengan sigap memeriksa lady Isabell yang terus mengerang memegangi perutnya.
"Apa lagi yang sudah terjadi Cristian?". Tanya nenek kepada sang suami.
"Dia terus kesakitan sejak pagi ini Rose, padahal kami sudah melakukan semua hal yang kau anjurkan, Isabell terus menjaga kesehatan dan tidak pernah melakukan pekerjaan yang berat." Jelas lord Cristian.
"Sudah kukatakan berulang kali. Kondisi Isabell yang sangat lemah tidak memungkinkan nya untuk hamil, Cristian. Sangat kecil kemungkinannya, dia sudah kehilangan anak lebih dari 2 kali. Jika ini terjadi lagi bisa saja nyawa Isabell juga terancam." Nenek terus memeriksa perut lady Isabell, seperti ada asap yang keluar dari tangan nenek. Asap putih yang terlihat menenangkan, dan benar lady Isabell sudah tidak kesakitan seperti sebelumnya.
Apa itu? Apakah nenek menggunakan sihirnya? Aku belum pernah melihat nya selama aku tinggal disini.
Aku hanya terdiam disudut ruangan ini mendengar mereka berdebat mengenai kondisi sang lady. Dia sudah sedikit lebih baik. Nenek terduduk dikursi sambil terus membolak-balikan buku yang ada ditangannya. Dia sedang mencari sesuatu.
Beberapa saat berlalu. Nenek berdiri dari kursi dan berkata.
"Sebenarnya ada satu cara yang bisa dilakukan, tapi aku sendiri tidak yakin karena aku belum pernah mencoba nya."
"Apa itu Rose?", tanya lord Cristian.
"Mantra pemindah".
"Mantra pemindah?" Lord membalas
"Ya, aku akan memindahkan janin itu ke rahim wanita lain yang lebih mampu untuk hamil, tapi ini juga beresiko sangat tinggi" , jawab nenek.
"Resikonya hanya satu, jika tidak berhasil, bayi itu akan tiada".
Seketika hening menyelimuti ruangan ini.
"Rose" . Suara lady Isabell terdengar sangat lemah. "Rose aku mohon,coba saja mantra itu lakukan sebisamu selamatkan bayiku. Aku yakin kau bisa melakukannya, akan kuberikan apapun yang kau minta sebagai imbalan. Aku akan melakukan apa saja agar bayi ini tetap hidup rose aku mohon". Lady Isabell sudah tak mampu menahan isak tangisnya.
"Rose. Aku bersumpah akan menjamin hidupmu jika kau mau menolong kami". Kata lord Cristian bersungguh-sungguh seraya menengangkan istinya.
Mereka tampak sangat serasi dan saling mencintai. Lord Cristian tidak pergi meninggalkan istrinya untuk mencari wanita lain yang lebih sehat, yang lebih mampu memberikan keturunan untuknya.
Cinta sejati. Itulah yang tergambar dari kedua sosok yang sedang saling menguatkan ini.
"Aku tau kalian akan melakukan apa saja untuk bayi itu, tapi aku hanya belum yakin dengan kemampuanku , terlebih lagi, dimana kalian bisa menemukan seorang wanita yang mau menjadi wadah untuk bayi kalian, tidah hanya sehari dua hari, tapi 9 bulan lamanya." Sahut nenek sedikit putus asa.
Mereka semua terdiam. Aku merasakan ada sesuatu yang menguaik hatiku hatiku, aku merasa iba melihat sepasang suami istri yang sedang putus asa. Aku melangkah maju mendekati mereka. Tanpa kusadari aku hanya berjalan begitu saja.
"Aku mau menjadi wadah dari bayi itu."
~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCIANA ALEXANDER
Vampire"... selama aku masih berada didunia ini aku akan terus berusaha menjaga Luciana." Perkataannya mengejutkanku. Selama dia masih berada didunia ini? Dia adalah seorang vampire yang hidup abadi, apakah itu berarti dia akan menjagaku selamanya?