Bab53. Stefan

13 2 0
                                    

"Katakan apa yang terjadi!"

Aku membentak cukup keras kepada siapapun yang berbeda di Hall Manor house ini. Bahkan, aku bisa melihat tatapan terkejut Lizi dan pelayan lainnya. Tapi tentu saja, keterkejutannya tidak sebanding dengan terkejutnya diriku melihat pasukan Duke Alexander membawa Luciana pergi tepat didepan mataku.

"Tenangkan dirimu Stefan", William menyahut.

Ini aneh. Mengapa dia terlihat begitu tenang, bukankah dia juga peduli pada Luciana? Aku memandang Eve, dia terlihat begitu frustasi melihat kesegala arah sembari terus mengatur nafasnya. Apakah kejadian ini membuatnya lupa bahwa dia tidak butuh bernafas?

"Kalian, tinggalkan kami"

Para pelayan segera berderap pergi menjawab perintah Evangelin, sang pemilik rumah. Eve memberikan isyarat untuk kami agar mengikutinya masuk kedalam kamar. Sepertinya ini masalah yang cukup penting. Tapi aku masih heran, mengapa mereka begitu tenang.

Setelah Eve mengunci pintu kamarnya, dia membuka suara, "Duke Alexander telah mengetahui hubungan antara Luciana dan Rosemari", ucapnya.

Aku membulatkan mataku tak percaya. Jadi ini semua masalah Rosemari?

"Aku tidak tahu persis bagaimana dia bisa mengetahuinya, tapi aku menduga bahwa Hugo yang telah memberitahunya", lanjut Eve

"Aku akan membunuhnya", William bergumam.

Bukan hanya dia tentunya, aku juga akan membunuhnya jika memang benar dia yang membocorkan semua ini.

"Jangan terburu-buru, Hugo pasti memiliki alasan", ucap Eve lagi.

Evangelin benar, Hugo adalah Vampire yang cukup teliti. Dia selalu memikirkan segalanya sebelum mengambil tindakan. Tapi bukan berarti aku memujinya, dan apapun alasan yang dia miliki tidak mengurangi niatku untuk membunuhnya saat ini.

"Sekarang apa? Kita diam saja seperti orang bodoh disini sedangkan Luciana disiksa disana?"

"Disiksa?", ulang William

"Kau tidak akan pernah tau apa yang dilakukan Duke Alexander demi sebuah informasi", jawabku

Membayangkannya saja berhasil membuat pikiranku kalut. Aku memang jarang merasakan takut, tapi jika menyangkut tentang Luciana, dia selalu berhasil membuatku merasakan hal-hal yang belum pernah kurasakan sebelumnya.

Entah apa yang akan Duke Alexander lakukan pada Luciana. Aku tidak memiliki daya untuk melawan Duke Alexander, kali ini sepertinya aku akan membiarkan Eve melakukan sesuatu.

Biarkan saja aku bertindak seperti seorang pengecut kali ini, karena aku lebih takut jika melakukan kesalahan dan membuat Luciana dalam keadaan yang lebih berbahaya.

**

Hari-hari berjalan begitu lambat. Sudah berkali-kali kami pergi ke kediaman Duke Alexander tapi hasilnya sama. Mereka tidak mengizinkan kami melewati gerbang. Pikiranku semakin kalut. Aku tidak bisa berfikir jernih, terlalu takut dengan apa yang Luciana alami didalam sana sendirian.

Eve sempat pergi mengunjungi Manor house milik ayahnya. Aku yakin, dia sedang mengusahakan segala cara untuk menyelamatkan Luciana. Tapi aku tahu, William pun juga tahu. Ayah Eve tidak akan turun tangan dalam masalah ini karena sejak awal semua ini bukan tanggung jawabnya, melainkan tanggung jawab Duke Alexander.

Seorang pelayan mengetuk pintu kamarku, dia memberi tahu bahwa Hugo datang kemari. Tanpa pikir panjang lagi aku segera melesat ke drawing room tempat mereka semua berkumpul.

Kudobrak pintu cukup keras, "Kau pikir apa yang kau lakukan?", tanyaku sembari menarik kerah kemejanya.

Aku merasakan amarah memenuhi diriku, mataku pasti sudah berubah warna sekarang. Aku tersengal menahan emosi melihatnya tenang tanpa rasa bersalah sedikitpun diwajahnya.

"Eve, tertibkan anggota keluargamu atau .."

Belum sempat dia melanjutkan kalimatnya, aku merasakan sentuhan tangan Eve pada bahu kiriku. "Stefan, tenangkan dirimu. Biarkan Hugo menjelaskan semuanya terlebih dulu"

Aku melepaskan genggamanku dengan kasar. Hugo membenahi kemejanya sekilas lalu duduk di salah satu kursi yang berada di ruangan ini.

"Aku terpaksa melakukan semua ini", dia memulai. "Ini satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah yang diciptakan oleh Rosemari".

"Satu-satunya cara katamu? Menjadikan Luciana sebagai kambing hitam?", Ucap William sinis.

"Lalu apa yang harus aku lakukan? Coba katakan. Apa menurutmu aku harus membokar tentang persahabatan kalian dengan manusia itu? Atau aku harus membongkar tentang kau lah yang membantunya menemukan bunga Azul?", Jawab Hugo tak kalah sinisnya.

"Kau tahu sendiri, Stefan. Duke Alexander akan melakukan apapun agar tugas yang dia miliki selesai. Dan ini adalah cara yang tepat untuk menyelesaikannya", lanjutnya

Kami semua saling bertukar pandang. Ucapan Hugo tidak salah, tapi aku tetap tidak setuju jika menggunakan Luciana sebagai kambing hitam adalah cara yang tepat.

"Sekarang", Hugo kembali berucap, "Kita harus menemukan cara yang tepat untuk meyakinkan Duke Alexander bahwa Luciana benar-benar tidak ada kaitannya dengan tindakan Rosemari, dan biarkan bagaimana Rosemari bisa menemukan bunga Azul tetapi menjadi misteri, anggap saja begitu".

"Luciana memang tidak ada kaitannya dengan apapun yang dilakukan Rosemari", aku menyahut.

"Jika berhasil, kupastikan aku sendiri yang akan menutup masalah ini", ujar Hugo

Kami semua terdiam. Lagi-lagi Luciana harus menanggung akibat dari apa yang telah kami lakukan. Pertama dengan Damian, sekarang akibat dari hubungan kami dengan Rosemari.

Aku menoleh melihat Eve. Dia terlihat begitu bingung. Aku mendekatinya, "Kita pasti akan membebaskan Luciana"

"Ini semua salahku", Eve bergumam

"Syukurlah jika kau sadar. Tidak ada gunanya bergaul dengan manusia", Hugo menyahut

"Sekarang kita harus bergegas. Kita berikan alasan paling masuk akal untuk menyelamatkan Luciana", William berucap

"Sayangnya itu tidak mudah", suara Hugo membuat kami segera menoleh ke arahnya.

"Hanya Eve yang diizinkan pergi, dan sebenarnya aku kesini untuk menjemputnya"

~~~~~

LUCIANA ALEXANDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang