Bab45. Luciana

8 2 0
                                    

Beberapa hari berlalu setelah pertemuan di istana waktu itu. Keputusan juga sudah dibuat, Eve mendapatkan surat yang berisi tentang sebuah perintah, siapapun yang menemukan si pemberontak harus segera menangkapnya dan menyerahkan kepada pihak kerajaan. Kurang lebih begitulah isi perintahnya. Perintah untuk menangkap Damian.

Eve telah berangkat ke perbatasan untuk mengumumkan perintah itu kepada semua prajurit disana, dan para prajurit perbatasan akan menyebar luaskan ke seluruh desa yang menjadi bagian negeri ini. Itu artinya, semua penghuni wilayah kerajaan Vanburg, seluruh vampire yang ada di negeri ini mengejar Damian. Tak hanya itu, aku mendengar bahwa mereka telah mempersiapkan ratusan kertas bergambar sketsa wajah Damian untuk disebarkan di seluruh kota.

Baiklah ini sedikit mengganggu pikiranku.

Aku memiliki keyakinan bahwa Damian masih bisa berubah, begitupun Stefan. Itulah alasannya mengapa Stefan membiarkannya hidup. Sekarang, aku harus melakukan sesuatu.

Mengetuk pintu kamarnya, aku ingin meminta bantuan darinya untuk melakukan sesuatu. Karena hanya dia yang bisa, William tidak akan mau membantuku karena dia membenci Damian.
Pintu terbuka perlahan, Stefan melihatku dengan kedua alisnya terangkat menungguku berbicara.

"Kamu sibuk? Aku ingin mengatakan sesuatu", ucapku.

Dia tidak menjawab, melainkan mempersilahkan aku untuk segera memasuki kamarnya. Aku memang sedikit ragu, tapi lebih baik kami berbicang disini agar tidak ada orang lain yang mendengar.

Stefan duduk disalah satu kursi yang berada didalam kamarnya sedangkan aku berdiri dihadapannya. Mengehela nafas sesaat aku berkata, "Aku ingin mencari Damian"

Aku telah mempersiapkan diri untuk mendapatkan jawaban yang mungkin akan membuatku kecewa darinya, namun setelah beberapa saat dia tidak menjawab. Stefan hanya menggelengkan kepalanya yang aku yakini berarti 'Tidak' untuk menjawab keinginanku.

"Ayolah Stefan, kita harus memperingatkan dia untuk berhati-hati"

"Kita?", Jawab Stefan bingung. "Kenapa kau sangat peduli padanya? Apa kau lupa kalau dia mengancam akan membunuhmu?",ucapnya lagi.

"Karena aku yakin dia bukan orang jahat, dia masih bisa berubah, kaupun juga memiliki keyakinan yang sama bukan? mengingat kaulah yang membiarkannya hidup sampai sekarang" , jawabku yang membuatnya mengehela nafas gusar.

"Dengarkan", ucap Stefan sembari beranjak berdiri, "ini semua berada diluar kendalimu Luciana, kau jangan ikut campur, dan melihat bagaimana dia sekarang sepertinya dia tidak mau berubah. Sepertinya memang lebih baik dia ditangkap"

Kini giliranku yang terdiam, perkataan Stefan ada benarnya. Waktu telah lama berlalu semenjak kejadian itu tapi Damian masih sama, dia malah berniat untuk membalas dendam. Tapi itu juga bisa terjadi karena Damian tidak mengetahui alasan sebenarnya, bukan?

"Baiklah, tapi paling tidak aku ingin menjelaskan padanya apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa kalian harus membunuh mereka semua dan mengapa kau membiarkannya hidup", jawabku pada akhirnya. "Dia pantas mengetahui itu,Stefan".

"Jika memang nantinya Damian ditakdirkan untuk tertangkap, paling tidak kesalahpahaman diantara kalian sudah hilang" ucapku lagi.

Stefan tidak menjawab, dia hanya memandangiku. Aku pasti terdengar seperti gadis terlalu ikut campur sekarang, tapi aku tidak perduli. Aku melakukan ini untuk kebaikan semua orang.

"Baiklah, aku akan pikiran nanti. Sekarang kau kembali ke kamarmu dan jangan sekalipun kau berpikir untuk pergi mencarinya seorang diri", ucap Stefan pada akhirnya.

Aku tersenyum simpul mendengar ucapannya. Mengangguk sekilas, aku segera pergi dari kamarnya. Akhirnya aku berhasil meyakinkan Stefan. Tentu saja aku tidak akan pergi sendiri, aku tidak bodoh. Selain itu, aku tidak ingin melakukan hal berbahaya tanpa sepengetahuan Stefan.

LUCIANA ALEXANDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang