"kudengar Stefan mengajarimu cara berkuda?".
Aku sedang berada di perpustakaan bersama William, tak sengaja bertemu dengannya saat aku hendak mengembalikan buku yang kubaca kemarin.
"Iya. Stefan yang mengajariku", aku menyahut.
"Bagaimana apakah sulit?".
Dia bertanya tapi matanya masih fokus membaca buku. William duduk disalah satu kursi dan aku duduk di kursi seberang.
"Sangat jauh berbeda dengan apa yang kubaca dibuku".
"Hmm.. menurutku, kau tidak perlu membaca agar bisa berkuda, kau hanya perlu keyakinan dan percaya diri yang tinggi", William sedikit tertawa mengucapkannya. Tawa yang manis
Aku ikut tersenyum. "Kurasa kau benar".
"Kuda mana yang kau pakai?".
"Ash". Jawabku singkat.
"Yang benar?", kini pandangan William beralih dari buku yang dia baca kearahku.
"Kenapa?", aku mengerutkan kening.
"Ash adalah kuda yang kurang ramah. Dia hanya mau menurut pada Stefan, kurasa lebih dari 50 tahun dia melihatku selama itu juga dia masih belum mau akrab denganku", William menjelaskan.
Aku sedikit terkejut, benarkah yang dia katakan. Tapi memang saat aku pertama kali melihat Ash dia sedikit berbeda. Hanya terdiam melihat langsung ke arah mataku, bukankah jika merasa tidak nyaman seekor kuda akan berontak, setidaknya itulah yang kuketahui dari buku yang kubaca.
"Mungkin karena ada Stefan Ash mau akrab denganku", jawabku asal. "Apa yang kau baca sejak tadi Will?", aku mengalihkan pembicaraan.
"Buku tentang obat-obatan", dia menunjukkan buku bersampul coklat tua yang tidak terlalu tebal. Ada beberapa buku bersampul serupa diatas meja.
"Eh?", aku terkejut mengetahui selera baca William.
"Sebenarnya aku tidak terlalu suka membaca, apalagi kata-kata didalam buku ini sulit kupahami", dia menggeleng.
"Lalu kenapa kau masih membacanya Will", aku mulai tertawa.
"Karena aku harus memastikan sesuatu", William terdiam sejenak, "bukankah kau cukup lama tinggal bersama Rosmeri, Lu? Apa kau tau tentang racun?"
"Entahlah Will, aku tidak belajar lebih mendalam tentang racun, ada apa sebenarnya?". aku mulai penasaran.
"Beberapa hari yang lalu", William mulai menjelaskan. "Sekitar 7 prajurit vampire menyusup ke markas manusia, mereka sempat ketahuan dan terjadi perkelahian. Semua selamat tapi ada dua vampire yang mengalami hal aneh. Tubuh mereka berkeringat, bibirnya membiru begitu juga jari-jari tangan mereka, Saat diperiksa ada beberapa luka sayatan pedang pada lengan mereka, luka itu tidak menghilang".
"Sejak itu, mereka berhalusinasi dan terus menggigil. Kami tidak tau harus berbuat apa karena setahu kami, luka pada tubuh vampire bisa sembuh dengan sendirinya. Jika lukanya cukup parah biasanya kami hanya memperban dan meminum darah sesering mungkin lalu luka akan cepat sembuh".
"Apakah menurutmu vampire bisa terinfeksi racun, Lu?", William mengerutkan keningnya.
Aku hanya bisa terdiam mendengarkan. Dari ciri-ciri yang disebutkan William itu memang gejala tubuh yang keracunan. Dulu ada seorang pasien yang datang kerumah nenek dengan wajah pucat, bibir membiru, nafas yang dangkal dan terus menggigil. Pasien itu digigit ular saat pergi keladang, untungnya dia datang tepat waktu jika tidak mungkin dia tidak akan tertolong.
"Pengetahuan ku tidak sejauh itu Will, tapi bolehkah aku meminjam buku itu", aku menunjuk buku yang ada ditangan William.
Buku ini berisi tentang berbagai jenis racun, dampak yang terjadi jika seseorang mengalami keracunan dan ada juga daftar bahan-bahan yang digunakan untuk membuat penawaran racun tergantung jenis racun yang dipakai. Saat aku melihat bagian belakang buku ini tertulis nama Rosemari, ternyata buku-buku ini adalah milik nenek.
"Ini buku nenek?". Aku bertanya.
"Ya. Dulu Rosemari pernah tinggal disini selama beberapa tahun hingga dia menulis buku". Oh jadi nenek pernah tinggal bersama mereka.
Aku terus membaca buku ini dengan teliti. Disini hanya menjelaskan tentang rancun yang menginfeksi tubuh manusia bukan vampire. Tidak ada yang menjelaskan tentang vampire yang keracunan. Vampire keracunan, itu sedikit lucu jika dipikirkan.
"Apa kelemahan vampire will?". Aku memandang William yang terus memeriksa buku yang lain.
"Vampire tidak memiliki kelemahan Lu, bukan bermaksud sombong tapi memang begitu adanya. Biasanya para manusia akan menyirami senjata mereka dengan air suci. jika mereka ingin membunuh seorang vampire, mereka harus bergerak cepat lalu memenggal bagian kepala, dengan begitu vampire akan mati dan berubah menjadi abu", William sedikit meringis, itu memang terdengar mengerikan.
"Bagaimana dengan menusuk tepat pada jantung?"
"Itu juga bisa menjadi penyebab kita terbunuh tapi tetap sama saja, manusia harus bergerak dengan cepat, kau tau sendiri kalau kita bisa bergerak dua kali lebih cepat dari manusia".
William benar, sangat sulit membunuh seorang vampire dengan semua kemampuan yang kami miliki. Itulah mengapa kami dijuluki makhluk abadi, karena memang sulit untuk mati.
Aku terus memikirkan semua kemungkinan yang bisa terjadi.
"Bagaimana dengan sejarah para vampire?".
Ya, mungkin saja tertulis sesuatu mengenai kelemahan para vampire.
William bergegas menuju rak dan mengambil sebuah buku bersampul hitam tebal dan mulai membacanya, sedangkan aku terus mencari jenis racun berdasarkan ciri-ciri yang disebutkan William.
"Ini dia!",
Aku menoleh pada William menunggunya melanjutkan,
"Kita sedikit lemah dengan tumbuhan semak yang memiliki bunga berwarna biru. Tunggu dulu, aku sering mencarikan bunga ini untuk Rose dulu", William membelalak terkejut.
Aku teringat, nenek mencampurkan serbuk berwarna biru saat hendak melakukan perpindahan bayi waktu itu. Jadi serbuk itu adalah kelemahan para vampire?
Aku mengamati bentuk bunga yang ada dalam gambar lalu segera mencari dibuku nenek, tapi hasilnya nihil. Buku ini tidak menjelaskan mengenai bunga biru yang dimaksud.
"Sedikit lemah tapi tidak membunuh bukan?". William menatapku.
"Tapi itu tetap berbahaya will, jika sudah terinfeksi, seorang vampire akan melemah dan itu memudahkan manusia untuk langsung menyerang organ vital kita", aku sedikit khawatir.
"Baiklah untuk sekarang anggap saja manusia sudah tau kelemahan kita bahkan sudah mengembangkannya. Kita harus segera memberitahukan ini kepada Eve, akan sangat berbahaya jika salah satu dari kita terkena racun ini". William benar dan aku harus segera mencari penawarannya.
Kami berdua bergegas ke kamar Eve membawa beberapa buku yang sudah kami baca. Ini adalah masalah serius untuk kami, aku juga harus mulai memikirkan tentang keselamatan hidupku sebagai vampire.
Terlepas dari apapun yang diperebutkan oleh bangsa manusia dan vampire, aku dan keluargaku harus tetap bertahan hidup.
~~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCIANA ALEXANDER
Vampiros"... selama aku masih berada didunia ini aku akan terus berusaha menjaga Luciana." Perkataannya mengejutkanku. Selama dia masih berada didunia ini? Dia adalah seorang vampire yang hidup abadi, apakah itu berarti dia akan menjagaku selamanya?