Kami berkuda menembus hutan saat fajar belum menampakkan sinarnya. Aku menyadari perubahan sifatnya saat aku memaksa untuk ikut ke tempat ini. Dia pasti tidak akan mengizinkanku ikut jika dia tau alasan sebenarnya mengapa aku sangat ingin bertemu Damian. Ya, aku akan memberitahu Damian bahwa dia akan dihukum mati, aku harus memperingatkannya.
Stefan menghentikan langkah kaki Ash dibalik pepohonan dan memintaku untuk segera turun. Dari tempatku berdiri, aku bisa melihat sebuah bangunan besar menyerupai benteng berada ditengah padang rumput yang tidak terlalu luas. Bangunan itu terlihat suram, ditambah lagi gumpalan awan hitam dilangit yang menambah kesan menyeramkan. Penjagaannya tidak terlalu ketat untuk sebuah bangunan penjara, tapi itu bagus karena akan memudahkanku untuk masuk tanpa ketahuan.
"Dengarkan baik-baik", kini Stefan berdiri dihadapanku, "Kau akan masuk kesana melewati pintu rahasia yang berada disisi kiri bangunan. Kau cari Damian, katakkan apa yang ingin kau katakan lalu segera pergi dan bersembunyi disini sampai aku kembali".
"Aku akan mengalihkan para penjaga dengan kedatanganku membawa pesan tentang putusan hukum untuk Damian. Jangan sampai ada yang melihatmu Luciana", ucap Stefan lagi, tapi aku masih diam terpaku melihat bangunan besar yang berdiri kokoh itu. "Kau mendengarkanku,Luciana?"
"Ya", jawabku cepat. Stefan memandangku dengan tatapan yang tak bisa ku artikan. Aku yakin telah membuatnya khawatir lagi dengan tindakanku. Mengehela nafas sekilas dia mengulurkan tangannya membelai kepalaku dengan lembut,
"Kau harus bergerak cepat"
Aku menjawabnya dengan sebuah anggukan kecil lalu memberikan senyuman terbaikku, dan Stefan membalasnya. Dia tersenyum lalu segera bergerak menuju pintu gerbang bersama Ash.
Aku mulai bergerak diantara pepohonan hutan menuju sisi kiri bangunan. Setelah memastikan keadaan aman, aku melesat cepat melewati padang rumput terbuka dan segera mencari pintu rahasia yang Stefan maksud. Aku menyisir setiap gundukan tanah sembari sesekali melihat sekeliling, sampai aku menemukannya. Pintu kayu ini sengaja ditimbun dengan tanah agar tidak ada yang melihatnya.
Siapa yang dengan sengaja membuat pintu rahasia ini?, batinkku.
Saat aku membukanya, seketika hidungku diserbu dengan bau khas ruangan yang lembab. Perlahan aku memasukinya lalu menutup pintu kembali. Sekarang aku berada disebuah ruangan kecil dan kosong, ada pintu diujungnya. Ragu-ragu aku mendekat dan mencoba untuk melihat apa yang ada dibalik pintunya. Sebuah lorong panjang dan sedikit gelap segera menyambutkku.
Berjalan tanpa suara menyusuri lorong aku mencoba mencari Damian dibalik setiap jeruji besi. Penjara ini tidak memiliki tahanan didalamnya, atau aku yang berada di lorong yang salah. Tidak peduli dengan hal itu, aku terus mencari Damian sampai aku mendengar ada suara seseorang terbatuk. Tanpa pikir panjang lagi, aku segera mendekati asal suara dan disana, aku meliha seseorang dengan rambut pirang yang kukenal, terduduk lesu disudut tembok dengan rantai yang melilit tangan dan kakinya.
"Damian", bisikku yang telah berlutut didepan jeruji besi tempat dia ditahan. Untuk sesaat tidak ada jawaban darinya.
"Hey, Damian lihat kesini", aku berusaha agar dia segera melihatku, karena aku tidak memiliki banyak waktu.
Perlahan Damian mengangkat kepalanya melihat tepat ke arahku. Hatiku seolah teriris melihat keadaannya yang menyedihkan, tapi aku segera menutupinya dengan seulas senyum yang kutujukan padanya. Sesaat dia hanya memandangku dengan tenang, mungkin dia mengira bahwa aku hanyalah halusinasinya sampai dia membulatkan matanya melihatku.
"Luciana", gumamnya dengan bersusah payah mendekat ke arahku. "Kau datang", dia tersenyum melihatku.
Melihatnya masih bisa tersenyum dalam keadaan tubuh yang baru saja mendapat siksaan bertubi-tubi membuatku sedih, "Tentu saja aku datang", jawabku setelah dia berada di hadapanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCIANA ALEXANDER
Vampiro"... selama aku masih berada didunia ini aku akan terus berusaha menjaga Luciana." Perkataannya mengejutkanku. Selama dia masih berada didunia ini? Dia adalah seorang vampire yang hidup abadi, apakah itu berarti dia akan menjagaku selamanya?