Bab36. Luciana

43 2 0
                                    

"Kau terlihat bosan"

Suara seorang pria membuyarkan lamunanku, aku menoleh ke asal suara, dan ternyata itu adalah Hugo.
Dia terlihat lebih menawan di tempat terbuka seperti ini. Cahaya redup matahari membuat kulitnya terlihat lebih pucat sempurna. Tapi, sejak kapan dia berdiri dibelakang ku?

"Ya", jawabku "Stefan dan William tidak mengizinkan aku melakukan sesuatu yang berguna disini".
Dia mendekat lalu duduk di sampingku.
Kuamati dirinya yang memakai setelan seperti orang yang hendak melakukan perjalanan.

"Kau sudah mau pergi?"

Memandang penampilannya sekilas dia mengangguk, "Ya, Eve memintaku pergi ke kota untuk mengambil beberapa pesanan"

Oh, jadi dia juga membantu disini, batinku. Aku kira dia hanya melakukan tugas-tugas penting yang berkaitan dengan Raja dan istana, ternyata tidak.

"Tidak ada salahnya sesekali membantu pekerjaan disini", gumamnya dan aku hanya mengangguk setuju.
Awalnya aku juga berfikir begitu, ingin sedikit berguna di perbatasan, tapi kenyataan berkata lain.

"Kau mau ikut?"

Aku menoleh ke arahnya, "Bolehkah?".
Ajakan Hugo membangkitkan semangatku, tapi aku juga takut jika Stefan dan yang lain kebingungan mencariku.

"Aku akan mengantarmu pulang nanti jika teman-teman mu sudah pulang terlebih dahulu"

Akhirnya aku mengangguk setuju. Stefan pernah berpesan padaku agar aku berhati-hati dengan Hugo, tapi sepertinya dia tidak akan melakukan hal buruk padaku.
Tidak ada salahnya juga berteman denganya, dengan vampire yang memiliki ketampanan diatas rata-rata.
Kami mulai berjalan ke arah belakang gedung perbatasan, tempat diamana letak kuda-kuda berada. Hugo melepaskan seekor kuda putih lalu menuntunnya.

"Kita berkuda sendiri-sendiri atau berdua?", Aku bertanya

"Kita akan naik kereta"
Hugo berjalan ke arah kereta kuda yang biasa digunakan untuk mengangkut barang.
Setelah selesai mengikat dua ekor kuda untuk menarik kereta ini, Hugo mengulurkan tangannya untuk membantuku naik.

Aku meraih tangannya, "terimakasih", ucapanku.

Kami duduk berdampingan, Hugo menyentakkan kendali kuda sekali lalu kereta mulai bergerak meninggalkan perbatasan. Kami melewati jalan setapak yang berada dipinggiran hutan, tidak jauh dari jurang pemisah yang melintang membelah kedua wilayah. Langkah kaki kuda dan derap roda kereta menghiasi perjalanan ini.
Hening, tidak ada perbincangan diantara kami. Kami larut dalam pikiran masing-masing.

Dalam keheningan ini aku teringat sesuatu.
"Jadi, kau adalah vampire murni?", Aku menoleh pada Hugo.

"Kata siapa?", Dia menjawab tanpa melihat ke arahku.

Dia terus melihat ke arah depan, entah dia sedang menatap kosong atau memang sedang memperhatikan jalanan.
Kereta berbelok pada pertigaan, membuat sedikit guncang. Kini kami memasuki jalan setapak yang berada di dalam hutan.

"Kau sendiri yang mengatakan bahwa kau dulu bukan manusia", aku bertanya berusaha menghilangkan kesunyian diantara kami berdua.

"Memang bukan", dia menjawab tenang.
Aku menghela nafas pelan, baiklah, sepertinya memang sedikit sulit berbincang dengan Hugo, atau dia tidak mau membicarakan masalah ini?

"Kau benar-benar ingin tau aku ini apa?"
Pertanyaannya membuatku menoleh, dia sedang melihat ke arahku dengan seulas senyum menghiasi wajahnya.

"Jika kau tidak keberatan", ucapku
Aku memang tidak akan memaksa jika dia tidak ingin membicarakan tentang dirinya.
Tapi tiba-tiba dia mencondongkan tubuhnya ke arahku. Aku yang sedikit terkejut hanya bisa diam terpaku ditempatku, dia mendekatkan wajahnya lalu membisikkan sesuatu pada telinga ku.

LUCIANA ALEXANDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang