Bab50. Luciana

23 1 0
                                    

Hari-hari berjalan dengan normal setelahnya. Setelah tragedi Damian, anggap saja begitu. Berita tentang menghilangnya Damian dari penjara telah tersebar luas, hal ini membuat Eve pusing. Aku harus meminta maaf padanya nanti, karena sebenarnya akulah penyebabnya.

Damian sudah pergi untuk memperbaiki dirinya. Aku tidak tau pasti kemana tujuannya tapi yang pasti aku berharap dia baik-baik saja.

Sebenarnya aku masih harap-harap cemas sekarang. Semoga saja tidak ada yang melihatku dipenjara waktu itu. Akan berakibat fatal padaku maupun anggota keluargaku tentunya.

Jadwal penjagaan untukku sudah berakhir, aku bisa bernafas lega sekarang. William dan Stefan mulai menjalankan aktivitas seperti biasanya. Hugo juga sesekali mampir kesini untuk menemui Eve. Eve memang lebih sering berada di rumah, tapi meskipun begitu aku jarang menemuinya. Dia wanita yang sibuk, aku takut mengganggunya.

Sekarang, disinilah aku. Di perpustakaan besar membantu Lizi menata buku-buku baru yang datang tadi pagi. Aku tidak tau darimana datangnya, tapi menurut Lizi semua buku ini pesanan Eve dari kota.

Pintu terbuka perlahan, ada William diambang pintunya. Seketika senyum cerah terukir diwajahnya ketika pandangan kami bertemu.

"Hai", sapaku

"Hai.. wah sepertinya kalian berdua sedang sibuk", sahutnya

"Seperti yang kau lihat. Aku mengizinkanmu jika kau ingin membantu", timpalku yang diikuti gelak tawa ringan dari Lizi.

"Baiklah.."

"Kau baru saja kembali?", tanyaku setelah dia ikut bergabung bersama kami

"Ya, tidak banyak yang bisa dikerjakan diperbatasan." sahutnya

"Sebenarnya aku masih penasaran, bagaimana bajingan itu bisa kabur dari penjara", gumam William seraya menata buku di rak-rak kayu.

Aku memilih diam tidak menanggapi, takut salah bicara. Selain itu, aku mengharapkan hal lain lagi.

"Stefan juga kembali, dia sedang bersama Eve", lanjutnya sembari tersenyum penuh arti padaku. William memang peka dalam beberapa hal.

Pintu terbuka perlahan-lagi-kini Eve dan Stefan diambang pintunya. Mereka ikut masuk lalu bergabung bersama kami.

"Buku yang kupesan sudah sampai rupanya", ucap Eve sembari meraih salah satu buku.

Aku diam-diam melihat Stefan. Dia terlihat menawan dengan rambut hitamnya yang sedikit berantakan, sepertinya sudah saatnya untuk memangkas rambut. Pandangannya yang tertuju pada buku-buku perlahan beralih padaku. Sedikit gelagapan saat pandangan kami bertemu, aku segera melihat ke arah lain.

Aku tertangkap basah, batinku

"Banyak buku tentang pengobatan disini, aku sengaja memesannya untukmu, Luciana", suara Eve membuyarkan lamunanku.

Tergagap aku menjawab, "Benarkah? Terimakasih. Aku pasti akan membacanya nanti" sahutku

Aku meraih sebuah buku yang disodorkan oleh Lizi, buku tentang bagaimana cara menjahit luka dengan benar. Ini buku yang tepat, aku membutuhkan ini. Mungkin dengan membacanya akan memberikanku keberanian lebih untuk melakukannya. Meskipun sekarang sudah jelas pasienku adalah para vampire yang tubuhnya bisa sembuh dengan sendirinya, paling tidak aku bisa mempercepat proses penyembuhan itu sendiri.

"Pergilah besok, ajak Luciana", suara Eve yang membuatku segera menoleh. Kulihat dia sedang berbincang dengan Stefan sembari duduk di sofa besar. Stefan tampak mendengarkan dengan seksama, sepertinya mereka sedang membicarakan hal yang penting.

"Luciana, kemarilah" ucap Eve. Aku segera mendekat lalu duduk disalah satu sofa yang tidak jauh dari mereka.

"Aku memesan sesuatu dikota, kau bisa kesana mengambilnya?"

LUCIANA ALEXANDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang