Nanasmu ?

160 8 0
                                    

Chapter 12
Happy reading

Perpisahan ini hanya sementara saja
Pasti akan datang waktu buat bersama

Kita lepaskan rindu yang terpendam lama
Bergandengan tangan seiring seirama

Salam rindu buatmu disana ..

Suara tepuk tangan memeriahkan seisi Cafe malam minggu ini. Dengan bertema *GaaSaku SatNigt Rindu. Banyak orang yg berkunjung untuk menyaksikan penampilan Sakura dan Gaara  yang membawakan lagu barunya. Sampai-sampai kini Cafe benar-benar terasa sesak saking penuhnya pengunjung yg mungkin sudah rindu pada suara merdu GaaSaku yg memang beberapa hari terakhir libur menghibur dikarenakan ujian sekolah dan acara perpisahan disekolah.

Namun ada sedikit kekecewaan dihati Sakura. Saat pandangannya terus menelisik mencari kian kemari sosok sahabat pirangnya. Ya sepertinya Ino tidak datang. Padahal sahabat pirangnya itu selalu datang lebih awal agar mendapat tempat duduk paling depan untuk menyaksikan penampilannya itu. Tapi kenapa tidak ada ? Apakah Ino sakit lagi ? Batin Sakura. Ia benar-benar mencemaskan Ino sekarang.

***
Malam semakin larut Sakura pulang diantar Gaara sampai depan rumahnya. Tidak banyak yang dibincangkan. Mungkin karena suasana hati Sakura saat ini masih terpaku pada keberadaan Ino yang tidak dilihatnya ditambah sahabat pirangnya itu menonaktifkan ponselnya.

Setelah berucap terimakasih pada Gaara dan kemudian Gaara berpamitan dan berlalu pergi. Kini Sakura hendak membersihkan diri dan membaringkan tubuhnya dikasur empuknya. Bukan hanya tubuhnya yang terasa lelah tapi kini pikirannya juga.

***
Matahari menyapa lewat jendela kamarnya. Kicauan burung ikut mengalun merdu menambah kesan ceria pagi hari. Namun tidak dengan Sakura yang baru saja terbangun dari tidurnya 10 menit yg lalu. Hoaamm ,, ia menguap beberapa kali, mengucek-ngucek matanya. Wajahnya nampak sangat kusut sekarang. Namun ia harus bangkit dan membersihkan diri karena hari ini ia akan bergegas menuju rumah sahabat pirangnya untuk mencari tahu keadaan serta alasan ketidakhadirannya semalam.

Setelah mandi dan memakai dres, ia keluar kamar hendak sarapan. Hanya 2 lebar roti dengan selai coklat dan segelas susu hangat. Mungkin mood nya yang buruk mempengaruhi nafsu makan sang gadis bersurai merah muda itu.

Sakura pun pamit untuk mengunjungi Ino.

***
Sesampainya di rumah Ino. Ternyata toko bunga Yamanaka tidak buka hari ini. Menambah perasaan cemas yang mendalam dihati Sakura. Ia buru-buru menekan bel yang ada disana.

Ting tong ~

Pintu pun dibuka perlahan, menampakan sosok yang tak lain adalah Ayah Ino. Sakura pun menyapa dan masuk setelah dipersilahkan. Dan langsung menuju kamar Ino setelah mendapat ijin dari Ayah sahabatnya itu.

"Inooo .. ? " Nadanya dibuat panjang namun pelan sembari menampakkan kepala merah mudanya dibalik pintu kamar yang terbuka sedikit.

Ino memandang ke arahnya dan mempersilahkan sahabat merah mudanya untuk masuk "Masuk Jidat" Suara Ino terdengar serak. Dan lihat kantung matanya itu, apa dia sudah menangis ? Batin Sakura.

Sakura pun kini telah duduk tepat disamping Ino yang telah bangun dan menegakkan tubuhnya.

"Heii Pigg kau kenapa ? Kau habis menangis ya ? Apa pinggangmu sakit lagi ? Sampai-sampai kau tidak datang untuk melihat penampilan ku di Cafe semalam"

Ucap Sakura walau pun ia berkata dengan nada kesal yang dibuat-buat. Namun sepasang emerld nya mengatakan dengan jelas bahwa ia sedang khawatir pada sahabat pirangnya itu.

"Tidak ko aku tidak apa-apa Jidat jangan terlalu khawatir"
Ino terkekeh pelan melihat kecemasan yang semakin jelas diwajah Sakura saat ini.

"Hei Pigg kau selalu saja bilang begitu. Tidak bisakah kau jujur kali ini" Ucap Sakura yang terdengar menuntut.

Ino pun menghela nafas sebelum akhirnya ia mencoba bercerita

"Jadi semalam aku sudah tiba di Cafe seperti biasa aku datang lebih awal agar mendapat tempat duduk paling depan. Namun sebelum aku memesan sesuatu, tanpa sengaja aku melihat sosok yang terasa sangat familiar dimataku. Dengan sedikit ragu namun penasaran yang tinggi aku memberanikan diri untuk menghampiri orang tersebut"

Ino terdiam sesaat. Air matanya tiba-tiba meluncur dengan cepat ia menghapusnya. Lalu bertanya sebelum melanjutkan

"Kau tau Jidat siapa yang ku lihat semalam di Cafe ?"
Sakura yang sedari tadi diam mendengarkan. Kini terlihat berpikir setelah mendengar pertanyaan Ino. Namun tak mendapat jawaban apapun dikepalanya, ia segera menggelengkan kepalanya seolah memberi jawaban tidak tahu pada sahabat pirangnya itu.

Dengan perasaan berat Ino melanjutkan

"Dia kekasih nanasku Jidat"
"Nanasmu ? Benarkah ? Dan kau pasti senang sekali kan karena akhirnya kalian bertemu setelah LDR 3 tahun ini"
Sekarang Sakura terlihat antusias. Namun tidak lama setelah mendengar lanjutan cerita Ino.

"Harusnya begitu. Tapi faktanya aku dibuat kaget, marah, kecewa dan juga sakit secara bersamaan. Karena .."
Ino menjeda, lagi-lagi air matanya turun tanpa aba-aba.

"Karena di Cafe malam itu aku melihatnya sedang berbincang mesra dengan seorang wanita lain yang tidak aku kenal"

Sakura tampak kaget sekarang. Tapi ia mencoba menenangkan sahabat pirangnya.

"Mungkin wanita itu temannya, teman dekat maksudku teman sekolahnya atau mungkin .. " Belum sempat menyelesaikan perkataannya Ino telah memotong ucapan Sakura

Ino menggeleng sesaat sambil terus menghapus air mata yang semakin membasahi pipinya.

"Tidak Jidat, tidak. Meski awalnya aku juga berpikiran yang sama dengan mu. Namun saat aku datang menghampirinya dan meminta penjelasan padanya. Dia membuat pengakuan yang benar-benar mencengangkan"

Sakura terdiam tidak berani menyela lagi. Jujur saja ia juga kaget mendengarnya.

"Dia hiks dia bilang bahwa wanita itu adalah pacarnya hiks"
Ino kini benar-benar tak kuasa menahan tangisnya. Sakura lalu mengusap-ngusap punggung Ino berusaha menenangkan gadis berambut pirang itu.

"Selama ini hiks dia hanya menganggap ku hiks sebagai adik nya hiks dia menyayangiku layaknya hiks kakak pada seorang adik hiks itu katanya Jidat. Hwaaaaa "

Akhirnya tangis Ino pecah. Sakura segera meraih dan memeluknya, membiarkan Ino mengeluarkan seluruh rasa sakit dihatinya lewat air matanya.

Sampai akhirnya Ino tertidur. Sakura dengan hati-hati membaringkan tubuh Ino yang terlihat semakin kurus saja. Perlahan ia merilex kan tubuhnya yang terasa pegal karena menopang tubuh Ino.

Hening menyelimuti kedua sosok berbeda surai itu. Sakura masih terdiam memandangi Ino yang sudah benar-benar terlelap dalam tidurnya. Sepertinya gadis itu tidak tidur dan menangis semalaman. Sakura jadi penasaran dengan sosok yang telah tega membuat sahabat pirangnya seperti ini.

Kini pandangannya beredar mengitari sekeliling kamar Ino. Hingga sepasang emerald itu berhenti pada sebuah poto yang berada diatas nakas. Sudah berkali-kali ia mengunjungi kamar Ino tapi baru kali ini ia sadar bahwa disana bukan hanya poto dirinya dan Ino saja yang dipajang tapi ada satu poto Ino dan seseorang berambut hitam mencuat keatas bak nanas.

 Sudah berkali-kali ia mengunjungi kamar Ino tapi baru kali ini ia sadar bahwa disana bukan hanya poto dirinya dan Ino saja yang dipajang tapi ada satu poto Ino dan seseorang berambut hitam mencuat keatas bak nanas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Apakah dia kekasih nanas yang Ino maksud selama ini ?

Demi Sahabat (Ino x SasuSaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang