Chapter 26
Happy reading2 hari pasca kepulangan Ino dari Rumah sakit. Sasuke kembali mengunjungi kediaman Yamanaka. Karena hari ini Ino harus check-up seperti yang disarankan Dr. Tsunade.
Rumah Sakit Konoha
Ino ditemani Hana memasuki ruangan Dr. Tsunade, sedangkan Sasuke mengekori dibelakang.
"Ohayou Yamanaka-san"
"Ohayou mou"
"Bagaimana hari ini ? Merasa lebih baik ? Atau ada yang terasa sakit pasca operasi ?"
"Tidak ada dok"
"Baiklah, mari berbaring biar saya periksa"
"Ha'i"Beberapa menit kemudian pemeriksaan selesai. Ino kembali duduk berdampingan dengan Hana.
"Hasilnya lumayan, Ino-san berangsur-angsur membaik. Namun saya sarankan sebaiknya Ino-san menjalani kemoterapi. Karena kita tidak tahu kedepannya akan seperti apa. Dan pasien pengidap kanker berat setelah dioperasi sebaiknya menjalankan kemoterapi"
Keduanya terdiam saling memandang seolah meminta pendapat masing-masing. Ino mengangguk pelan, seolah setuju-setuju saja.
"Baiklah dok, lakukan apapun untuk kesembuhan adikku"
**
Selagi Ino menjalani kemoterapi, Hana menghubungi Deidara dan Izumi, hendak memberitahu keduanya.Setelah beberapa jam kemudian. Ino selesai menjalani kemo. Namun raut wajahnya terlihat meringis, seperti menahan sakit. Hana segera mendekat dan bertanya
"I-Ino ka-kau baik-baik saja, kan ?"
"Tidak hiks rasanya sakit hiks Hana-ni. Sakiiiiit ..." ucap Ino, gadis pirang itu terisak karena ia benar-benar kesakitan.Hana pun menangis melihatnya. Begitupun dengan Sasuke yang sedari tadi mengekori Hana, ia menitikkan air mata melihat tubuh kecil gadis pirang yang sedang kesakitan.
Deidara dan Inoichi pun datang dan langsung menghampiri ketiganya. Inoichi mengelus lembut kepala anak gadisnya sambil terisak, "Kau kuat sayang. Kau kuat" bisiknya.
Deidara dan Hana, saling memeluk dan menangis bersama. Hati keduanya sangat sakit melihat Ino saat ini.
**
"Bagaimana dok ? Bagaimana keadaan putriku ? " Tanya Inoichi saat Dr. Tsunade telah selesai menangani Ino."Dia sudah tenang sekarang, rasa sakitnya perlahan-lahan menghilang. Namun Ino-san harus dirawat selama beberapa hari kedepan"
**
Sepulang kerja Sakura ditemani Gaara, segera bergegas menuju Rumah sakit saat mendengar sahabat pirangnya harus kembali dirawat pasca kemo."Bagaimana Hana-ni ?" Tanya Sakura, yang kini telah berada diruang rawat sahabat pirangnya. Namun sayang Ino sudah terlelap dan Sakura tidak bisa berbicara dengannya langsung.
"Dia sudah mulai membaik" ucap Hana
Sakura menghela nafas lega, karena ia juga tahu Ino sempat kesakitan tadi. Tapi melihat sahabat pirangnya tertidur lelap seperti ini, membuat rasa cemasnya hilang.
"Arigatou, Sakura." Mendengar itu Sakura segera memotong "Ada apa Hana-ni kenapa tiba-tiba berterimakasih padaku ?"
"Gomen ne. Tapi aku sudah tahu semuanya dari Izumi. Arigatou untuk semuanya dan telah datang kemari. Tapi pulanglah ini sudah malam, kau juga baru pulang bekerja, kan ?"
"Eh iya. Hana-ni aku pamit. Jaa"
"Hati-hati Sakura"Saat Sakura hendak pulang, Sasuke menahannya. Seolah tidak rela kekasih merah mudanya diantar Gaara.
"Aku antar ya"
"Tidak perlu, kau menginaplah temani Ino" tolak Sakura dan mendapat penolakan dari Hana yang mendengar percakapan keduanya."Jangan menolak kekasihmu, pulanglah. Biar aku dan Dei-kun yang menginap malam ini. Kalian pulanglah"
"Hn. Aku pamit Hana-san" ucap Sasuke, Hana mengangguk. Lalu Sasuke menarik pelan tangan kekasihnya dan berlalu.
Sedangkan Gaara, ia masih disana. Hendak bertanya jawab dengan Hana.
**
Diperjalanan pulang, Sakura hanya terdiam tidak memulai pembicaraan apapun, membuat Sasuke bertanya-tanya"Sakura. Apa kau baik-baik saja ?" Sakura menoleh lalu mengangguk sebagai jawaban. Sasuke pun kembali bertanya
"Kenapa berangkat bersama Gaara ?"
"Karena Gaara ingin menjenguk Ino" jawab Sakura seadanya"Kenapa tidak dengan Naruto ?" Sakura mulai jengah, ia tahu kekasih tomatnya pasti cemburu.
"Naruto-kun sudah mulai bekerja diperusahaan Minato Oji-san, Tou-sannya"
*Ya sekedar info pria bersurai kuning maniak ramen itu, sudah mulai bekerja diperusahaan ayahnya. 1 bulan setelah lulus kuliah ia tidak melakukan kegiatan apapun, jadi ia memutuskan untuk membantu ayahnya.
Sasuke mengangguk. Tidak bertanya lagi. Namun justru membuat Sakura heran.
*Ditanya terus jengah, tiba-tiba gaada pertanyaan lagi heran, gimana cenah thor ? :v
"Kenapa diam ?" Tanya Sakura, membuat Sasuke memandang kearahnya sekilas.
"Aku tidak tahu harus berkata apa dan bertanya apa. Jadi aku diam" kini Sakura yang terdiam, lagi.
"Hn baiklah, aku akan bertanya lagi" Sakura pun menoleh, Sasuke melanjutkan "Kapan kau akan mengambil cuti ?"
Sakura mengendikkan bahunya "Tidak tahu, memangnya ada apa ?" Sasuke menghela nafas. Ada apa katanya ? Tentu saja untuk istirahat, Sakura bukanlah robot yang harus terus bekerja tanpa merasa lelah, kan ? Tanyanya dalam hati.
"Kau harus istirahat, kau butuh refreshing, kau .." belum selesai, Sakura sudah memotong ucapan kekasih tomatnya.
"Istirahat hanya membuatku semakin berlarut dengan kesedihan. Berbeda dengan saat aku bekerja, aku bisa menyibukkan diriku sejenak dan terlupa dari permasalahan yang ada, aku bisa melampiaskan emosiku lewat bernyanyi.
Aku tidak merasa lelah sama sekali, karena Cafe juga tidak selalu ramai pengunjung dan itu biasa ku gunakan untuk beristirahat dan bercanda bersama Rin dan Tenten"
"Hn. Jaga kesehatanmu" ucap Sasuke sembari memarkirkan mobilnya dihalaman rumah Sakura, rupanya mereka sudah sampai. Sasuke mendekatkan diri mengecup jidat Sakura agak lama. Kemudian kembali berucap
"Aku mencintaimu, Sakura" semburat merah kini menghiasi wajah cantik Sakura. Ia menunduk namun Sasuke meraih dagunya sehingga Sakura mendongak sedikit dan menatapnya.
"Apa kau masih mencintaiku ?" Sakura mengangguk pelan lalu memberi jawaban yang membuat Sasuke sangat senang.
"Ya. Aku masih mencintaimu. Akan selalu mencintaimu. Dan aku lebih mencintaimu, Sasuke-kun"
*Maaf pendek. Aku nulis ini malem-malem soalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demi Sahabat (Ino x SasuSaku)
Teen FictionAwalnya Sakura marah mendengar Sahabatnya menyukai pria yang notabane adalah kekasihnya. Tapi karena suatu alasan, Sakura harus merelakan kekasih yang sangat dicintainya itu untuk Sahabatnya. Haruskah ia mengorbankan perasaan dan hubungannya 'demi...