Chapter 24
Happy reading"Tahan emosimu -tebayo" ucap Naruto yang masih ditarik oleh Sakura menuju taman samping Rumah sakit.
"Aku sudah berusaha Naruto-kun. Apa kau tidak lihat tadi ? Aku sudah menahannya setengah mati" bentak Sakura
Selain auranya dingin penuh emosi tatapannya juga tajam terasa menusuk. Naruto bergidik ngeri dibuatnya. Sampai keduanya tiba ditaman.
Sakura melepas tangan Naruto, membuat Naruto membalikkan tubuh mungil Sakura untuk menghadapnya, memegang kedua bahunya dan berkata
"Oke. Lepaskan emosimu sekarang"
Sakura menatap sepasang shappire milik Naruto, hingga Naruto bisa melihat dengan jelas kesedihan dimata gadis merah muda itu.
Air mata Sakura turun membasahi pipinya, Sakura menangis sejadi-jadinya. Memukul-mukul dada bidang Naruto, membuat Naruto meringis namun ditahan.
Sakura juga meracau disela tangisnya
"Aku sakit hiks Naruto-kun, hatiku hiks rasanya sakit hiks sakit sekali hiks saat kudengar hiks Ino mencintai Sasu hiks saat Ino dan Sasu hiks bersama, saat Sasu menyuapi Ino hiks aku bahkan hiks tidak pernah disuapinya hiks apalagi hiks saat aku tau hiks Sasu hiks dia hiks dia menginap hiks dan menemani hiks Ino semalaman. Huwaaaa"
Tangis Sakura semakin pecah. Membuat Naruto ikut menangis dan menarik tubuh Sakura kedalam pelukannya, memeluknya erat mengusap surai merah mudanya.
"Aku tahu Saku. Aku tahu. Luapkan emosimu, keluarkan tangismu" ucap Naruto.
Sakura membalas pelukan Naruto, ia menyamankan diri didalam rengkuhan tubuh Naruto yang jauh lebih tinggi beberapa senti darinya. Hingga dirinya merasa tenang.
**
Setelah lebih tenang, Sakura duduk disebuah kursi yang ada ditaman. Lalu Naruto menghampirinya dengan membawa sekantung keresek yang isinya adalah 2 botol minum dan beberapa bungkus cemilan."Sangkyu" ucap Sakura sambil meraih botol yang diberikan Naruto. Membuka tutupnya lalu meneguknya.
Sakura menceritakan alasan kenapa Ino tidak tahu bahwa Sasuke adalah kekasihnya dan malah menganggap Naruto sebagai kekasihnya.
Naruto hanya diam menyimak, mendengarkan dengan baik. Sampai Sakura selesai dengan ceritanya. Naruto mengangguk mengerti. Walau ia sendiri tidak bisa menyalahkan siapapun dalam hal ini. Mungkin ini memang sudah takdir. Pikirnya.
"Kau tahu Saku, aku memang belum pernah memiliki kekasih dan berpacaran sepertimu dan Sasuke. Tapi aku bisa merasakan sakitnya hatimu tadi. Aku juga tidak mengalami apa yang sedang kau alami. Tapi jika mau dengar saranku maka aku akan katakan"
Sakura menoleh lalu mengangguk. Naruto pun melanjutkan
"Ino mengidap Kanker usus berat" Sakura lagi-lagi mengangguk. "Kanker adalah salah satu penyakit yang sulit disembuhkan. Walaupun sudah dioperasi, tapi itu tidak menutup kemungkinan jika kanker tersebut, sewaktu-waktu bisa tumbuh lagi"
Kali ini Sakura yang terdiam menyimak.
"Kedepannya, Ino akan menjalani hari-harinya dibantu obat-obatan. Ia juga akan sering bolak-balik ke Rumah sakit. Semakin lama semakin sering, namun kemungkinan untuk sembuh totalnya hanya 10-15% dan kemungkinan terbesarnya hidup Ino tidak lama lagi"
Sakura benar-benar kaget mendengar ucapan Naruto
"Hidup Ino ti-tidak lama lagi ?" Beo Sakura. Naruto mengangguk kemudian meletakkan tangannya diatas tangan Sakura lalu menggenggamnya.
"Aku bukannya mendoakan Ino mati, tapi sudah banyak kasus seperti Ino terjadi dan berakhir meninggal. Jadi .. "
Naruto menjeda ucapannya saat Sakura mengeratkan genggaman tangannya yang digenggam Naruto
KAMU SEDANG MEMBACA
Demi Sahabat (Ino x SasuSaku)
Teen FictionAwalnya Sakura marah mendengar Sahabatnya menyukai pria yang notabane adalah kekasihnya. Tapi karena suatu alasan, Sakura harus merelakan kekasih yang sangat dicintainya itu untuk Sahabatnya. Haruskah ia mengorbankan perasaan dan hubungannya 'demi...