Menjadi guru bagi Hevy adalah tanggungjawab yang menyenangkan, dia bahagia dikelilingi malaikat-malaikat manis yang setiap hari selalu membawa banyak cerita berbeda.
Dia juga bisa mendengar banyak hal baru, entah itu dari orang tua siswa atau para pengasuh yang lebih tau tumbuh kembang anak daripada orang tuanya sendiri.
Guru memang bukan impian awalnya tapi Hevy seneng ada di sini.
"Miss Hevy!"
Tiga anak kecil dengan kuncir yang sama berlari ke arahnya, Hevy jongkok untuk menyamakan tinggi badan.
"Halo. Kenapa Shanin?"
"Hmm, next week is my birthday!" katanya, mengulurkan kertas berwarna emas yang dipita rapi, "Datang ya, miss!"
Hevy tersenyum kecil, membaca sekilas lokasi ulang tahun yang dimaksud juga tanggal perayaannya.
Ngajar di sekolah swasta yang mana kebanyakan siswanya berasal dari kalangan atas emang kadang bikin dia culture shock.
"Thank you, Miss. Have a nice day!"
Park Hyatt, Jakarta.
Hevy menelan ludah, ini sih kayaknya bukan ngerayain ulang tahun anak yang keenam lebih ke flexing gaya hidup orang tuanya.
Langkahnya kembali dilanjutkan ke ruang guru, hari ini dia harus input banyak sekali data siswa, mungkin akan tinggal lagi sampai sore.
***
"Lu diundang?" Jana memulai sesi rumpi saat jam kerja mereka selesai dan si kembar juga masih di sekolah buat bikin silabus.
"Diundang, katanya nggak usah bawa kado."
"Malu anjer, masa kagak bawa sih." Juni menimpali, masih ngemilin stik durian yang dibawa muridnya sebagai oleh-oleh tadi.
"Mau ngadoin apa? Uang jajan mereka lebih banyak dari gaji kita perbulan."
Kenyataan yang miris tapi Hevy nggak bisa mengelak, sekali lagi dia ngintip catatan perkembangan Shanin selama ini buat ngebaca apa yang anak itu suka dan tidak suka.
"Lagian ngide banget sih di Park Hyatt, kita dirayain aja udah seneng."
"Bener, sekali seumur hidup kita ultah di McD anjer."
Obrolan si kembar ditanggapi tawa, Hevy nggak pernah ngerasain perayaan ulang tahun, dia selalu melewatkan hari kelahirannya dengan mendekam di kamar dan mendengarkan lagu favorit sambil nikmatin cheesecake yang abangnya belikan.
"Jadi intinya, kita mau ngadoin apa?"
Jana dan Jani melengos, masih belum mendapatkan jawaban.
***
"Datang loh, Mark. Nin itu kan ponakan pertama, cucu pertama, masa iya kamu sebagai om-nya malah nggak dateng."
Mark ngehela napas panjang, jadwal ulang tahun Shanin bentrok dengan turnya di Kuala Lumpur yang udah direncanakan sejak jauh-jauh hari.
Tour di sana sangat penting karena pembukaan dari Asean Tour yang akan dihelat selama kurang lebih tiga bulan.
"Mama nggak mau tau, pokoknya kamu harus dateng."
Tapi kalo ibu ratu sudah bersabda demikian, Mark nggak bisa ngelawan. Dia cuma bisa berdoa semoga manajemennya memaklumi dan mau mengundurkan setidaknya sehari aja.
"Mama udah taro banyak makanan di kulkas, panasin itu kalo laper, jangan beli di luar terus. Mama pulang dulu, inget bawa kado."
Wanita itu berjalan keluar dari apartemen diiringi asisten yang disuruh papa buat nemenin mama kemana-mana. Mark ngejatuhin badan ke atas sofa, pikirannya bener-bener ruwet sekarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nine Wine-Wine
أدب الهواةHevy, Sarjana Psikologi yang sekarang menjadi guru konseling di TK kalangan atas. Si Buta Nada, baginya musik itu hanya ada bagus, bagus aja sama bagus banget. Bertemu dengan Mark, idol top yang lagunya selalu nangkring di Top #1 under the Moonlight...