Nine Wine-Wine #21

1.2K 239 12
                                    

Ini kedua kalinya Hevy duduk di jok mobil Mark, sementara pria itu mengemudi di sampingnya, sesekali nanyain gimana kegiatan Hevy hari ini.

Alunan musik dari speaker yang tersambung dari ponsel Mark bikin Hevy menganggukkan kepala, dia emang buta nada tapi bukan berarti dia nggak bisa menikmati musik yang bagus.

"Itu belum dirilis."

"Hah?"

"Lagunya, itu belum dirilis."

"Emang ini lagu siapa?"

Senyum kecil terbit di bibir Mark, "Harusnya jadi tittle track di album gue, tapi masih hiatus."

"Nggak mau rilis pribadi aja? Di soundcloud?"

"Should i?"

"Nggak harus sih." Hevy menyamankan posisi, natap jalanan di depan yang sedikit macet, "Cuma fans kamu pasti penasaran sama update terbaru dari kamu, sekadar ngasih kabar aja."

"Liriknya belum gue tulis."

"Baru musik doang?"

Mark ngangguk kecil, "Baru melodi aja, belum gue mix juga."

"Panjang ya prosesnya?"

Tawa kecil keluar dari bibir pria itu, tangannya cekatan memutar setir untuk belok ke basement apartemen.

"Kalo niat mah, semalem juga jadi."

"Niatin dong."

"Kenapa sih?"

"Nggak apa-apa, pengen dengerin aja masterpiece-nya Mark Dharmawangsa."

"Hahaha. Liat nanti deh. Yuk turun."

Hevy mengekor di belakang punggung pria itu, ngeliatin bahu bidangnya yang dibalut kemeja hitam, mengira-ngira apa yang ada dalam pikiran Mark, menebak apa yang akan pria itu katakan selanjutnya.

"Vy."

"Hm?"

"Mau nginep nggak?"

***

Ini bukan pertama kalinya Hevy merebahkan diri di atas ranjang besar di kamar Mark sementara siempunya masih membersihkan diri di kamar mandi.

Nggak kok. Nggak kayak yang kalian pikirin.

Mereka abis masak bareng, berakhir dengan dapur yang kacau karena kemampuan memasak cowok itu beneran di bawah rata-rata.

Berakhir dengan Hevy nyuruh dia buat cuci piring aja nanti dan ngebiarin Hevy memasak dengan damai.

Televisi yang tergantung di dinding memutarkan suara kartun, Hevy berguling memeluk selimut tebal yang aromanya berbaur dengan parfum Mark yang menenangkan.

"Vy?"

"Here."

Pria itu mengambil tempat di belakangnya, kedua lengannya sudah memeluk pinggang Hevy erat, sementara kepalanya menempel di tengkuk Hevy.

"Why?"

"I don't know. Just miss you."

Kekehan kecil muncul di bibir Hevy, tubuhnya di balik, natap Mark yang keliatan lebih fresh setelah membasuh wajah.

"Gimana tadi di rumah?"

"Unfortunately, aku nggak bisa ngasih tau mama. Kita cuma ngobrol biasa."

"Feel better?"

"Cuma trigger aja dikit."

"Gimana perasaannya sekarang?"

Nine Wine-WineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang