"Morning, Vy."
Hevy mengulas senyum, rasanya agak aneh ngeliat orang lain di dapurnya sepagian ini.
Tapi, Mark yang bertelanjang kaki dengan rambut acak dan kacamata bulat membingkai wajah bikin dadanya berdetak lebih kencang dari sebelumnya.
"Aku nggak bisa masak, jadi semoga suka ya?"
Sereal dan susu dingin adalah perpaduan yang sangat Hevy sukai di pagi hari, dia bakal ngabisin beberapa menit di meja makan, sekadar baca jurnal terbaru sebelum berangkat ke sekolah atau ngobrol bareng temennya di dunia maya.
"Aku mandi bentar sebelum anterin kamu."
Mark ngelus rambutnya, ngasih ciuman kecil di kening sebelum naik ke lantai atas.
Senyum Hevy semakin lebar, entah kenapa rasanya begitu hangat, begitu nyaman sampe dia lupa kalo dia harus ngejelasin ini semua ke abangnya nanti.
***
"Pagi miss Hevy!"
"Pagi sayang-sayangnya Miss Hvey. Ada yang mau cerita nggak?"
Seperti biasa, kelasnya Hevy selalu diisi dengan banyak canda dan tawa, juga cerita dari anak-anak yang beragam, ngebuat harinya Hevy juga ikut berwarna.
"Aku kemarin beli coklat, miss. Tapi, mama bilang nggak boleh makan coklat banyak-banyak."
"Oh iya dong, sayangku. Nanti kalo kebanyakan coklat, giginya Arel bisa bolong. Mau giginya bolong?"
"ENGGAAAK!"
Hevy ketawa kecil, mengalihkan tatapan ke semua siswa yang hari ini terlihat jauh lebih berbinar.
"Siapa yang mau nonton film?"
"AKUUU!"
Mereka punya agenda khusus setiap dua minggu sekali, yaitu nonton kartun kemudian membedahnya.
Itu program baru yang Hevy usulkan, katanya lebih baik mengenalkan anak pada kartun daripada sinetron tidak bermutu yang menghias layar kaca.
"Minggu ini, kita bakal nonton Lava. Ada yang udah pernah nonton belom?"
"Belom miss!"
Proyektor menampilkan film garapan Disney tersebut, Hevy bergabung dengan wajah-wajah antusias di depannya, siap menjawab semua pertanyaan ajaib yang bakal keluar dari bibir muridnya.
***
"Sekarang banget ini?"
"Kan digital doang, Bang."
Chandra ngehela napas panjang, Mark kalo ada maunya emang nyebelin banget, padahal rencana comebacknya baru dibahas beberapa hari lalu, tiba-tiba sekarang udah mau ngeluarin album aja.
"Lagunya udah siap semua, kan?"
"Iya sih, cuma ini mendadak banget."
"Elah. Anggap aja kejutan."
Chandra nyaris ngegetok kepala anak itu dengan mic tapi nggak jadi soalnya yang gaji dia kan Mark.
"Yaudah, di spotify, youtube, apple music, deezer sama joox aja bisanya ya."
"Iya, santai."
Album ini sebenernya udah dipersiapkan sejak lama, tapi sempat terputus karena kondisi kesehatannya, kemudian dilanjut lagi beberapa bulan lalu.
Semua lagunya dia tulis sendiri, termasuk lirik dan melodi. Dia bener-bener berharap apa yang ingin dia sampaikan diterima dengan baik oleh seseorang yang kepadanyalah album ini dia dedikasikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nine Wine-Wine
FanficHevy, Sarjana Psikologi yang sekarang menjadi guru konseling di TK kalangan atas. Si Buta Nada, baginya musik itu hanya ada bagus, bagus aja sama bagus banget. Bertemu dengan Mark, idol top yang lagunya selalu nangkring di Top #1 under the Moonlight...