Nine Wine-Wine #9

1.3K 251 10
                                    


"LO UDAH GILA?"

Adalah kalimat pertama yang Mark dengar pas baru buka mata, manajernya berdiri berkacak pinggang dengan wajah marah, sementara matahari di luar bersinar cerah menjalankan tugasnya dengan sangat baik.

"Apa sih anjir, gue ngantuk."

Cowok itu bangun dari kasur, ngebuka pintu kamar buat ke dapur, sementara manajernya masih mengekor di belakang, lanjutin marah-marahnya yang sempat tertunda.

"Unfollow sekarang."

"Unfollow apaan? Gue baru bangun demi Tuhan. Mending ambil hp gue, soalnya mama pasti udah spam chat."

"YANG LU FOLLOW SEMALEM ANJENG."

"APAAN SIH GUE NGGAK PAHAM!"

Manajernya yang sering disapa Bang Yudha nyodorin hp ke depan anak asuhnya itu, menampilkan beberapa artikel yang membahas tentang dirinya.

"Emang apa salahnya kalo gue nge-follow orang?"

Yudha berdecak pelan, ngambil tempat di samping Mark yang mengerutkan kening.

"Masalahnya adalah lu seleb, Mark. Lu itu public figure, yang lu lakuin semua disorot media, suka nggak suka, mau nggak mau, kehidupan pribadi lu bakalan jadi konsumsi netizen."

"Yaelah, gitu doang."

"Lu mau punya skandal?"

"Bang, gini ya." Mark narik napas panjang, natap Yudha yang masih menguarkan emosi yang tertahan, "Skandal itu kalo gue keluar dari hotel bareng cewek terus beberapa bulan kemudian ceweknya hamil. Nge-follow sebiji akun nggak bakalan bikin agensi bangkrut. Kalaupun nanti bangkrut, lu kerja aja sama bapak gue."

Cowok itu ngelempar remote tv ke atas meja, berlalu ke kamar dengan bersiul kecil, dia emang nggak pernah terlalu peduli tentang gosip yang beredar tentang dirinya, yang Mark tau hanya berkarya dan bersenang-senang dengan apa yang dia punya.

***

"SIAPA?"

Hevy mengerjapkan mata, mendorong tubuh Jana dan Jani yang maju nyaris sepuluh senti di depan wajahnya.

"SIAPA LU BILANG?"

"Onyourmark?"

"ANJENG????"

Dia nggak tau siapa user dengan centang biru dan pengikut lebih dari sepuluh juta yang nge-follow akunnya semalem, makanya dia mutusin buat nanya si kembar yang jauh lebih up to date masalah perselebritian.

"Okaay? Jadi, whos him?"

Jani udah keliatan desperate abis, sementara Jana berusaha mengatur emosinya agar ngga meledak-ledak ngeliat muka polos temennya.

"Inget Mark?"

"Hngg? Siapa?"

"Yang lagunya sering kita bicarain, sering kita puter di mobil."

"Kan ... banyak."

Jani mendorong bahu Jana menjauh, natap Hevy yang bener-bener clueless.

"Inget om-nya Shanin?"

"Yang nyanyi happy birthday?"

"Iya."

"Inget ..."

"Dia. Om-nya Shanin."

"Oh ... artis beneran toh?"

Kalo aja nggak ditahan kembarannya, Jana udah pasti bakal benturin kepala Hevy ke atas meja alias sumpah demi apapun capek banget dia ngomong sama ini cewek.

Nine Wine-WineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang