..
Menatap langit-langit kamar, sadar dan mengingatnya dengan jelas, Dia harusnya sudah mati-
Di tangan kekasihnya, setelah mendapati laki-lakinya itu tengah berselingkuh, dengan sahabatnya sendiri.
Tapi hari ini, sesosok Remaja dengan sedikit sentuhan manis itu malah mendapati dirinya lemas tak berdaya.
Di bangkar rumah sakit, dengan jari yang tengah di genggam Ayah dan Ibunya satu tangan masing-masing.
Reshaya, Dia menitikkan air mata, sebagai wujud syukur atas anugrah yang telah Tuhan beri.
Di saat detik-detiknya menghembuskan nafas terakhir sebelumnya, Reshaya kembali mengingat bahwa semasa hidupnya-
Ia tidak pernah berbuat baik bahkan sopan kepada Orang Tuanya, itu membuat perasaannya begitu buruk.
Orang Tuanya tidak dalam kondisi ekonomi yang cukup, itu membuat Reshaya harus bekerja sendiri untuk membayar tagihan sekolahnya.
Menjadikannya selalu menyalahkan keadaan, tentu saja Orang Tuanya selalu salah di matanya.
Dan sekarang, Dia hidup lagi, dimana ini adalah 2 tahun sebelum terjadinya di mana Ia akan mendapati kekasihnya yang membuatnya mati- terdengar lucu.
Jadi Resha berjanji pada dirinya sendiri, apapun keadaanya Ia akan merubah segala hal buruk yang pernah di lakukan, dan menyayangi orang yang tulus mencintai Reshaya sepenuh hati.
..
Setelah siumannya tadi, kini Reshaya hanya bersandar di bantalah ranjangnya, sembari menerima suapan dari Ibunya."Udah Bu, Resha kenyang." ucapnya sembari mengangkat telapak tangan menutup mulut.
Wanita yang di panggil Ibu itu mengangguk, menaruh mangkuk berisi sisa bubur Anaknya.
"Resha mau apa lagi? Nanti Ibu beliin."
"Ngga Ibu, ini udah cukup- makasih udah mau rawat dan sayang sama Resha." ucapnya dengan tulus.
Resha merasa matanya memanas, maka Ia segera memeluk Ibunya, Dia tahu bahwa mungkin, atau pasti Ibunya bisa saja kebingungan.
Karna bagaimanapun, Resha sendiri, tidak pernah berperilaku seperti ini, atau sekedar menyentuh sepasang Suami Istri yang disebutkan sebagai Orang Tuanya.
"Kamu ini bilang apa sih. kamu Anak Ibu satu-satunya. kasih sayang kami adalah suatu kewajiban yang harus kamu terima-"
Ucapan itu sedikit tidaknya membuat nurani Resha perih.
"Maafin Ibu udah buat Resha kesusahan, Ibu janji bakal kerja lebih keras lagi, supaya Resha bisa belajar lebih nyaman." tambahnya dengan segala nada keresahan.
"Ibu ... Resha kerja bukan masalah, Resha suka kok .. Resha terima kasih sama Ibu, beneran deh." Resha menatap Ibunya sedih.
"Ngapain nih? Kok pada pelukan? Ayah ngga di ajak?"
Resha mendongak, senyumnya terbit, Maka setelahnya Resha tertawa dan gerakan tangan mengisyaratkan Ayahnya untuk segera mendekat dan bergabung.
Maka rengkuhan hangat segera menyapa tubuhnya.
..
"Resha berubah yah, semenjak siuman, dia lebih hangat, Ibu mau nangis, Resha udah berubah." Tutur Ibu Resha kepada suaminya.Sedangkan sang suami hanya diam beberapa kali menghapus sisa-sisa air mata.
Ia juga merasa bahagia bahwa anaknya sudah mau berdamai dengan keadaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reshaya.
RandomThe one and only. -Tidak di peruntukan bagi yang masih di bawah umur. Bijak dalam mencari buku yang akan di baca sesuai kebutuhan. Mohon kerja samanya.