Cw/(harassed/rape/abused)
..
Persamaan antara binatang di dalam kebun dan dirinya, sama sama sangat kesusahan untuk bebas, sekalinya bebas maka Ia akan ditangkap lagi.
Dirinya salah sedari awal karna tidak menafsirkan waktu, terlalu santai dan bersikap bodoh.
tidak ada yang mudah, bahkan airpun harus menerjang bebatuan terjal untuk menjadi aliran sungai.
Lantas kenapa Ia begitu ceroboh? Jika sudah seperti ini bagaimana Dia akan bertindak untuk selanjutnya?
Bahkan hari sudah bergantipun Ia tidak tau, Ia tidak di beri tempat untuk melihat seberapa cerahnya langit yang tengah mengejeknya.
Apakah mereka mencarinya? semoga saja mereka tidak khawatir, jadi setidaknya Ia hanya merasa sakit tanpa rasa bersalah.
Resha merasa sangat lemah, padahal sudah jelas dia ini lelaki.
Malu, malu tentu saja.Ia tidak bisa berbuat apapun selain menangis, apakah Ia harus memotong lengan dan kakinya untuk bisa lepas dari rantainya?
Tidak hanya jiwanya, Resha takut jika suatu saat nanti segalanya akan ikut di belenggu juga oleh miciel.
Wajahnya pucat, kusam dan snagat menyedihkan. Jadi jika ada yang bertanya apakah airmatanya masih tersisa banyak?
Maka jawabannya tidak, itu sudah hampir habis, dan setelahnya ia akan berusaha sebisa mungkin.
..
Sedangkan di sisi lain, orang tua Resha harus menanggung rasa khawatir akibat ketidak pulangan Resha.Tidak biasanya anak itu belum pulang bahkan sampai sepagi ini, ingin melaporkannya pada petugas keamanan atau polisi setempat, namun ini bahkan belum 48 jam terlewat.
Ditambah mereka tidak memiliki alat komunikasi atau sekedar nomor sambung Resha.
Membuat mereka hanya bisa mencarinya ke tempat dimana biasanya Resha berada.
Dan di mana rasa kefrustasian melingkupi perasaan mereka berdua.
Tibalah dimana seseorang yang mengaku sebagai partner Resha mendatangi mereka.
Itu Vino, atas ketidak sengajaannya untuk mengajak Resha mencari tempat lagi, namun bukannya mendapatkan sambutan dari Resha, Vino malah bertemu dengan Orang tua Resha yang memandangnya bingung.
Vino tidak tahu harus apa, Dia tidak tau harus bagaimana, pasalnya Ia tidak punya koneksi yang dapat membantu menemukan keberadaan Resha.
Dan setelah berjam jam berputar- Ia mendapati ide untuk meminta tolong pada seseorang.
Lantas Ia segera mengetikkan nomor ponselnya- tak butuh waktu lama diseberang sana langsung terdengar suara Pria dewasa.
"Halo."
..
"Mau minta tolong." Pinta Vino sedikit pelan.
"Resha belum pulang- Ayah sama Ibunya khawatir." Vino berujar menjelaskannya dengan sedikit gugup.
"Yakin, ini aja kita masih muter-muter cari."
"Gue ... gue takut." Vino menggigit kukunya pelampiasannya saat merasa khawatir
"Kita masih di sekitar univ- lo kesini ya, bantuin gue."
"Iya- hati-hati." Setelah itu Vino menyusul Orang tua Resha, mendapati kedua orang itu berdiri di depan halte, Vino segera menyusul lantas melihat keduanya menggenggam ponsel serta satu gelang.
Vino memintanya untuk mencoba mengamati- dan setelahnya Vino langsung tau bahwa itu milik Resha karna ketidak sengajaannya mengamati Resha kemarin.
Vino menatap kedua orang tua Resha yang kini sudah memucat- Ia akan mengantar keduanya untuk beristirahat dan melanjutkan pencariannya bersama seseorabg yang tadi ia hubungi.
Tak butuh waktu lama- Vino mendapati mobil yang jelas berbeda dengan miliknya, lantas keluarlah satu laki-laki di pintu mobil itu dengan cepat menyusul keberadaannya.
"Ibu- sama bapak pulang aja ya- saya antar, Resha biar saya yang lanjutin cari."
Dan tentu saja itu ditolak awalnya, namun mendengar alasan mengapa Vino menyuruh mereka beristirahat agar besok kembali bisa mencari Resha mereka berdua akhirnya setuju.
Tapi dengan syarat mereka akan berjalan kaki- Vino tak tega, tapi melihat tekad gigih di netra keduanya, Vino akhirnya mengangguk pasrah.
..
KAMU SEDANG MEMBACA
Reshaya.
RandomThe one and only. -Tidak di peruntukan bagi yang masih di bawah umur. Bijak dalam mencari buku yang akan di baca sesuai kebutuhan. Mohon kerja samanya.