6.

16.7K 1.6K 20
                                    





..

Terakhir, dimana percakapan antara Resha dan Gilang itu harus terpotong, akibat waktu yang sudah menunjukkan kelas kedua Gilang jatuh.

Resha sadar bahwa selama dia berjalan di koridor, banyak yang memperhatikannya, terutama kaum laki-laki.

Resha sudah berfikir bahwa kemungkinan, paling tidak ini adalah masalah yang di maksud Gilang di base kampus yang di sebutkan. tapi karna itu memang kenyataan Resha tak akan menyangkalnya, toh itu memang kecerobohannya sendiri.

Lagipula, tanpa Dia bertindak juga pasti Axel akan bergerak sendiri, mana mau dia membiarkan namanya sendiri rusak di sini.

Untuk beberapa saat, pikirannya melayang, tak mendapatkan alasan mengapa begitu banyaknya sepasang kekasih memilih untuk putus, apa urusan dengannya?

..


"Gue sih mau mau aja jadi mommynya- abis tau kalo dia pihak bawah- tapi kalo dia gasuka cewek gue bisa apa coba."

"Penting cakep ama bisa jadi dominan aja si."

"Coba aja lo deketin."

Perasaannya makin terasa tidak nyaman sesaat setelah mendengar bisikan-bisikan tersebut, entah di tujukan padanya atau tidak perkataan itu, dia tetap merasa keberatan. Jadi dari pada mendengar omong kosong itu, dia lebih memilih untuk kabur- berjalan dengan lebih cepat untuk menghindari mereka.

"Kabur dia tuh bego- ketakutan dia lucu banget."

"Malah bikin tertantang ngga sih?"

"Dah ah, saingan lo banyak tuh."

..

Setelah acara kaburnya, Resha entah bagaimana, dia berakhir di sini. Berdiri, di depan perpustakaan. Menyumpahi dirinya sendiri yang terkesan aneh, serta pengecut. Tapi Resha sendiri tak perduli, jadi kepalang sudah sampai sini, Resha memutuskan untuk masuk, paling tidak untuk baca-baca sebentar, pikirnya.

"Siang miss." Resha menyada dengan suara pelan.

"Siang."

Resha menyusuri lorong perpustakaan lebih dalam lagi, mengamati rak buku satu persatu. Sayangnya Dia tak kunjung mendapatkan apa yang bisa membuatnya tertarik, jadi pada akhirnya, Resha terus saja memaksa dirinya lebih masuk ke dalam, hingga tanpa sengaja menabrak sesuatu yang membuat kepalanya sakit.

"Kamu lagi.."

Resha mengusap dahinya. Dengan satu mata yang memejam itu Ia bawa untuk mendongak.

"Oh ... siang Pak."

"Saya ngga tau kamu bakal masuk sini-"

Resha sendiri kebingungan, ini tidak ada hubungannya dengan si Pria ini kan?

"...ya?"

"Di liat dari skandal yang mengatas namakan kamu di base tidak resmi kampus itu- saya asumsikan kalo kamu mau sembunyi disini?-"

Resha mengernyitkan dahi, bibirnya mengerucut. "Bapak tukang gosip ya?"

"Saya- enak aja." Arlo menunjuk dirinya tak terima, bisa-bisanya ia dikatai menjadi tukang gosip.

"Beneran tukang gosip?" Resha mengulamg dengan polos.

"Heh!" Sentaknya kesal, mahasiswa satu ini seolah membuatnya merasa sedikit frustasi.

Reshaya.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang