22.

7.1K 809 7
                                    

..

"Aya__" Resha terkejut. Melihat Jordan yang sudah lama tak terlihat di sekitarnya kini tengah berdiri bersandar di mobil di belakangnya.

"Mau jemput kamu hehe." 

Resha mengernyit. "Lah kan aku kerja, ngapain di jemput?"

Jordan tak menjawab, lebih memilih membuka mobilnya.

"Ayo, aku anter ___ntar aku tungguin." Resha mengikuti Jordan dengan patuh, setelahnya ia masuk duduk dikursi penumpang yang sudah dibuka.

"Kaya princess aja." Resha mencibir, di kira dia tak bisa membuka pintu sendiri apa?

"Maaf ya baru sempet nyamperin kamu." Resha menatap wajah jordan dari samping.

"Apa?"

"Aku baru bisa nemuin kamu, soalnya kemarin sempet bantuin papa ke luar kota, buat ngurus kerjaan."

Jordan genggam tangan kanan Resha yang sedari tadi berada diatas paha, dan mengandalkan satu tangannya lagi untuk mengendalikan kemudi setir.

"Ih- jangan pake satu tangan, bahaya."

Bukannya melepas, Jordan malah mengangkat tangan Resha dan mendekatkan ke arah bibir Jordan.

"Jo-"

"Biarin kaya gini- aku butuh charge energy."

Resha tak menjawab lagi, hanya bisa diam setelahnya mengalihkan kepalanya, kalau Jordan berulah lagi, telinga dan wajahnya selalu memanas.

Menyipitkan matanya. Resha memaki dirinya sendiri. "Dasar murahan."

..

"Nah udah sampe." Jordan menahan Resha. "Jangan turun sebelum aku bukain pintu."

Resha kini giliran yanh menahan Jordan. "Jangan gitu ok? __rame, aku malu."

Setelah mengatakannya, Resha bisa melihat telinga replika anjing layu di kepala Jordan-

"Kamu malu jalan sama aku?" Resha gelagapan sesaat setelah mendapati wajah Jordan yang terlihat sedih.

"O-ah engga! Bukan gitu Jo." panik Resha, harus bagaimana ia bertindak?

"Ok. yaudah bukain pintunya ya."

Jordan senyum sumringah, setelahnya ia segera keluar membuka kan pintu untuk Resha, kemudian Jordan segera pergi, dengan janji ia akan kembali lagi untuk menjemputnya.

..

Belum juga masuk, Bosnya sudah berdiri di depan pintu kamar ganti karyawan, menatap selidik ke arah Resha, tentu saja Resha kebingungan apa yang sedang di lakukan oleh atasannya itu.

"Siapa tadi?" Resha harus menjawab apa? dia bingung kenapa juga bosnya bertanya? Apa ada urusan?

"Maaf sebelumnya pak, tapi relasi apa yang bersangkutan atas pertanyaan yang di ajukan bapak?" Resha melemparkan pertanyaan balik, dengan hati-hati.

Andy mendekat supaya lebih dekat dengan karyawannya tersebut.

"Jawab aja, siapa dia?" Resha menghela nafas pelan. Rumit tak paham dengan pemikiran Andy. 

"sepertinya itu tidak-"

"Jawab aja Reshaya." Penekanan tersebut membuat Resha bergidik, mengerjapkan mata bingung, apalagi Atasannya kini makin menajamkan mata saat melihatnya.

"Teman saya."

"Yakin?"

Resha mengernyit. "Ya?"

"Tadi temen kamu beneran?" Tidak, Resha mulai merasa aneh sekarang. Kemungkinan-kemungkinan alasan yang ada di pikirannya seolah membuntu.

Atau? Andy takut bahwa yang bersama Resha itu, saingan bisnisnya? Itu sedikit masuk akal.q

"Iya Pak." Resha mengalihkan netranya saat Andy menatap tepat di matanya.

"Kalau begitu saya permisi pak, mau mulai shift-nya." tak ada jawaban, tapi Resha harus buru-buru keluar dari suasana canggung antara ia dan Andy.

..

"Mau pesan apa kak?" Resha memperhatikan perempuan dengan masker yang tengah membolak-balikkan buku menu.

"Best sellernya apa ya?" Suara familiar membuat Resha berjaga-jaga, namun seolah berusaha tak perduli, Resha ikut menatap buku menu, dan menunjuk gambar menu dengan kalimat.

"Sour sweet chicken Kak."

"Ya- sama minumnya, saya butuh yang manis." Selesai mencatat pesanan, Resha segera undur diri, meski perasaannya tak nyaman, Resha harus professional, tak ingin membawa kekhawatiran pada kerjaannya.

Perempuan yang dulu sempat ribut dengannya menataonya, entah apa maksudnya Resha tak terlalu perduli.

"Resha~" Resha menaikkan kedua alisnya mendengar Nanda memanggilnya setelah mengantarkan makanan pada customer tadi.

"Mba-mba tadi kok mirip kamu ya?" Resha mengalihkan pandangannya, perempuan tadi memunggunginya, jantung Resha berdegup kencang, semiga saja perasaan buruknya hanya angin lalu.

"Engga, beda."

"Ish! Beneran mirip tau!" Resha memicing.

"Nanda, daripada kamu ngoceh disini, mending tuh ada pengunjung baru masuk." Tunjuk Resha pada pelanggan yang baru saja masuk.

Dan setelahnya Resha merasakan tubuhnya beku, rasa malas dan lelah sekaligus, bagaimana bisa orang itu berada disini.

..




Reshaya.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang