7.

19.1K 2.1K 92
                                    


..

Terhitung satu minggu sudah terlewat, semenjak kejadian, di mana Axel menyatakan perasaannya pada Wina di khalayak ramai.

Jujur saja semenjak itu Resha masih mengharapkan kalau, setidaknya Axel datang untuk menjelaskan kepadanya, apa maksud dari tindakannya itu.

Tapi- mimpi tetaplah menjadi mimpi, Resha sama sekali tak mendapatkan apa yang dia inginkan.

Masih seperti biasa, beberapa orang mungkin terlihat menatapnya sinis, entahlah ia juga tidak tau kenapa, perkiraannya mungkin saja karna prahara bagaimana hubungan mereka terputus begitu saja semenjak identitasnya sudah terungkap.

3 hari sebelumnya bahkan, Resha sudah sering mendapat pernyataan dari banyaknya mahasiswa. baik dari angkatannya ataupun seniornya.

Meski begitu, Resha belum memutuskan Axel, jadi dia masih belum memikirkan hal-hal seperti itu, Ia tidak sepengecut itu.

"Res!"

Meski masih dengan keadaan yang makin memanas rumor antara Resha-Axel-Wina.

Tapi perlu di tegaskan lagi bahwa Resha, tak akan mau mengambil peran dalam membersihkan rumor itu, biarkan Ia diam saja.

"Apa?" Jawabnya, melirik Gilang yang berdiri di sebelah bangkunya.

"Kantin kuy!"

Gilang yang mengajak, tapi Resha malah berjalan terlebih dahulu, meninggalkan Gilang- Gilang juga pasrah, terserah sama Tuan putri.

"Res- gabung sama temen gue yuk." Ajak Gilang, menunjuk kumpulan anak laki-laki didepan sana.

"Ngga ah." Resha menolaknya mentah-mentah.

"Ah ayolah- noh di tengah sono-" Gilang memohon dengan sangat. Menarik-narik lengan Resha supaya mau mengikutinya.

"Rame lang-" walaupun sudah di bujuk begitu, Reshap tetap menolak. Menggelengkan kepalanya tegas.

"Aelah gapapa hayuk buruan." Bagaimanapun, tenaganya tidak sekuat Gilang, jadi saat lengannya di tarik dia hanya bisa menahan beban sekuatnya. Dan pada akhirnya Ia di paksa untuk bergabung.

Resha merasa tidak nyaman jika harus berdekatan dengan banyaknya laki-laki di sekitarnya, terasa begitu canggung.

"Woy!" Gilang menyapa mereka dengan berteriak. Suaranya bahka  membuat Resha berjengit menutup telinga ngilu.

"Woy lang- weh bawa sapa nih?" Salah sati dari mereka bertanya. Mereka semua memberi senyum padanya.

"Tuan put-" Jawaban spontan Gilang terpotong oleh tamparan yang mendarat di bahu Gilang. Yang tentu saja di berikan langsung oleh Resha.

Gilang memekik kesakitan. "Aww! Kdrt!"

"Kdrt ndasmu." Memberikan wajah jengah. Resha mengumpat dengan berbisik.

"Kenalin- ini namanya Reshaya ..
Si imut dari fakultas seni." Resha mendelik kearah Gilang, Gilang memang sedang memancing emosi Resha sepertinya.

"Oh yang waktu itu di base ya?" Resha mengernyit. Setelah sadar apa yang mungkin mereka maksud, Ia mengangguk paham.

Suasana canggung yang Ia kira akan memeluknya, ternyata tidak terjadi, hanya sedikit. Sedikit saja- interaksi Gilang dengan mereka terlihat lucu, seperti Jordan- eh?

Resha menggelengkan kepalanya menyadarkan diri. Bisa-bisanya dia memikirkan Jordan di saat yang tidak tepat.

"Mm ya, yang kalian tau aja sih." Resha menjawabnya dengan pelan, sedikit terkekeh.

Reshaya.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang