18.

10.5K 960 14
                                    


..

Resha masih memikirkan tawaran cuma-cuma dari Jessica, 2 minggu yang lalu. Meskipun dirinya sendiri berkata bahwa Ia tak ingin di bantu, kenyataan tak berkata semudah itu.

Sampai sekarang Ia bahkan belum menemukan tempat yang cocok, dan itu makin membuatnya stress. Sungguh niat bisnis yang mematikan.

Resha juga tak ingin mengadu atau sedikit memberi tahu tentang rencananya pada kedua Orang Tuanya jikalau Dia hendak membuka usaha- takut-takut mereka menaruh ekspektasi tinggi padanya, dan malah berakhir mengecewakan keduanya.

Jadi, dengan hati yang sudah mantap, Resha sekarang berjalan menuju gedung fakultas yang Jessica ikuti.

Resha kesal sendiri jujur, di jalan banyak sekali yang mendekati atau untuk sekedar catcalling- apa mereka tak sadar bahwa Resha ini laki-laki? "Ya kalo mau genit minimal mbok cari cewe gitu bukan malah Resha yang notabenenya cowo, mana miskin lagi."

Cukup lama, hingga Reshaya merasa kakinya sedikit pegal, Resha menggerutu dengan sebal. "Apa karna gue udah jompo?"

Hingga tak berselang lamanya Resha berkeluh kesah, dia akhirnya sampai juga- tapi. Dia kebingungan. Banyak sekali anak-anak yang sepertinya bukan satu angkatan dengannya, Mau lewat pun Resha takut di kira tidak sopan, tapi kalau tak kunjung pergi dia kudu ottoke?

Resha berbalik secara spontan saat bahunya terasa ngilu akibat menabrak- atau entah di tabrak.  "liat-liat dong kalo jalan! Tolol banget sih!"

Kerjapan matalah yang menjadi reaksi pertama dari Resha. Kepalanya bergerak seolah tengah menghadapi hal yang mengherankan. Helaan nafas tak percaya keluar dari mulut Resha. Mengangkat sebelah alisnya. "Tolol? __gue?"

Laki-laki dengan perempuan di sampingnya, si laki-laki yang memaki di tambahi senyuman si perempuan yang seolah tengah mendukung hal yang baru saja di lakukan, membuat Resha sedikit makin merasa tak bisa menerima pelemparan kata Tolol yang di tujukkan padanya.

"Exuse me? __gue ngga ngapa-ngapain? __siapa yang nabrak? gue anteng dari tadi di sini, kalo lo mau tau."

Mereka, wajahnya tak enak di pandang, seolah tengah berusaha mencari masalah dengannya. "Dasar attention seeker."

Jumawa dengan melempar ujaran yang tak berdasar, lidah Resha mendorong pipi dalamnya. "Attention seeker?"

Pasangan itu merotasikan bola mata seolah merasa sebal dengannya. Terlihat angkuh hingga Resha makin geram.

Lalu si perempuan berucap. "Si attention seeker pura-pura ngga sadar, sok suci banget sih lo."

Resha mengangkat sebelah alisnya, lagi. Membuat si perempuan itu melanjutkan ujarannya di hadapan semua orang. "Bikin action di kantin dengan jelek-jelekin si Axel, lo pikir kita ngga tau kalo lo lagi nyari perhatian doang?"

Perilaku arogannya dengan mendekatkan dagu ke dalam, tersenyum culas. "Apa lagi kalo bukan attention seeker."

Si laki-laki mengimbangi dengan sedikit tawa ejekan. "Susah kalo berurusan sama attention seeker."

Kini tinggal Reshaya yang mengalihkan pandangannya, seolah baru saja berurusan dengan sekumpulan serangga.

Resha menunjuk dirinya sendiri, kepalanya mundur. "____me?"

Kemudian memiringkan kepalanya, dengan mengerutkan hidung, dia berujar dengan senyum mengejek. "__you wish."

Lalu Resha segera pergi menjauh dari mereka yang kini giliran merasakan geramnya. Apa mereka pikir Resha itu idiot type? he's not.

Reshaya.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang