19.

9K 981 7
                                    

..



"Jadi?" Jessica tersenyum lebar.

"Iya gue mau minta bantuan lo-" Ucapan Resha lagi-lagi terpotong dengan pekikan Jessica.

"Yeah! Apa gue bilang!"

Resha menatap Jessica dan Steffana yang jingkrak-jingkrak girang didepannya.

Ngomong-ngomong, Resha sudah sampai semenjak 25 menit yang lalu. tapi Jessica sudah lebih dari tiga kali bertanya satu pertanyaan yang sama, sedangkan Aliyah hanya memperhatikan mereka berdua.

"Aneh." pikirnya.

Dan entah bagaimana, karna feeling Steffana atau di beri tahu oleh Jessica, Anak itu yang fakultasnya jauh dari jurusan Jessica sudah berada disini juga dari 20 menit yang lalu.

"Ini udah sore- jam kuliah Gue udah selesai." Resha berdiri sembari menepuk-nepuk celananya yang terlihat lepek.

"Lah?! Belum ada setengah jam Res!" Jessica yang girang, karna Resha meminta tolong padanya secara ikut spontan berdiri sesaat setelah Resha berdiri.

Resha melihat wajah mereka bertiga aneh, "Lah gue kan kudu part time, gimana deh kalian."

"Terus ini gimana?" Steffana juga sudah jauh-jauh kesini belum lama, ternyata waktu Resha sudah habis begitu saja.

"Ya kalian nanya satu pertanyaan tapi diulang ulang sampe berkali kali jadinya waktu gue abis." Jessica dan Steffana pada akhirnya hanya bisa tersenyum canggung menanggapi keluhan Resha.

"Yaelah- yaudah deh, ntar kabarin aja gimana jadinya gimana?!" Resha mengangkat jempolnya, mengiyakan ucapan Jesica

..

"Siang!" Resha masuk pintu belakang dan secara tidak langsung bertemu Nanda yang rupanya tengah beristirahat.

"Siang sha!" Jawab Nanda nada riang dengan senyum ceria andalannya yang menular.

"Lagi sepi ya, tumben." dari belakang, Resha tak mendengar suara berisik, biasanya kalau ramai tempat kerjanya akan sedikit bising.

"He,em. Syukur juga sih, gih ganti baju dulu." Nanda memberi gestur Resha untuk cepat-cepat pergi ke kamar ganti.

"Oke, bentar ya."

Meninggalkan Nanda yang wajahnya sudah semerah tomat, sembari memegangi dadanya. Degup jantung begitu keras hingga Nanda merasa kewalahan sendiri.

"Nan!" Resha memanggilnya dengan berteriak.

"Eh! Ngagetin aja."

Nanda hampir saja lompat sewaktu mendengar suara Resha yang persis ada disebelah telinganya, bahkan secara tak sengaja Ia bangkit mengakibatkan tubuhnya limbung, terjatuh bersama, dengan posisi Resha di bawahnya.

Nanda meneguk salivanya kasar, wajahnya makin merona- rasanya jantungnya akan meledak kapan saja.

"Eh- Nan ___ugh?" Resha mengerjap pelan, Nanda menggigit bibirnya gugup, nafas yang hangat menyapu wajah keduanya. Nanda segera bangkit, memunggungi Resha.

"Duluan aja Res- aku nyusul."

"Lah? ngga pulang?" Resha terkejut mendengar ucapan Nanda, mengapa anak itu malah mengambil lembur kembali.

Padahal kemarin Nanda sudah mengantikan waktu cuti Resha, gara-gara Resha kemarin survei tempat untuknya membuka usaha.

Tapi setelahnya, Dia hanya menaikkan pundak, lalu segera berbalik badan, hendak ke depan untuk memulai kerjanya.

"Oh ___gue tau, pasti dia kangen sama Pak Andy si?" Batinnya sumringah, tanpa tau bahwa Nanda sekarang masuk ke dalam toilet, matanya menajam, nafasnya memburu- memuaskan bagian selatannya akibat tegang sesaat setelah berada di posisi ambigu berama Resha, wajah dan tubuh yang seksi.


..

"Res! Bantuin gue didepan sebentar!" Resha mengernyit. Lila, teman kerjanya buru-buru menariknya.

"Lah yang jaga ini siapa?!" Tanyanya.

"Ada banyak-! Didepan rame- gue gabisa sendirian ini susah!" Resha hanya mengangguk pasrah.

"Ah ___elah."

Resha langsung melepas apronnya untuk melihat keadaan di depan- dan benar saja, customer memang terlihat padat- seperti biasa pasti jam sore, waktu dimana Restoran ramai.

..

Suasana sudah mulai terkendali, customer sudah banyak yang pulang- dan waktunya menjadi lebih lega, saking leganya Resha jadi bisa melamun, melamunkan Jordan yang sudah lama tak terlihat di sekitarnya.

Biasanya Jordan paling tidaknya lewat di depan fakultas Jurusan Resha, meskipun sedikit jauh dari gedung fakultas Jordan sendiri. Tapi tetap saja, Resha penasaran, hilang kemana laki-laki itu.

Padahal, kalau dipikir-pikir, Jordan satu-satunya orang yang paling sering terlihat saat Resha dulu masih memiliki hubungan dengan Axel.

Tapi sekarang? bahkan batang hidungnya tak terlihat sama sekali- Resha kan kangen. xixi

"Ngelamunin apa sih?" Resha tersentak, tanpa sengaja Dia menolehkan kepalanya, dan nembentur kepala laki-laki yang kini tengah menatapnya dalam.

"Oh__ sore pak."

Resha berdiri dari duduknya, ketar-ketir ketahuan melamun di jam kerjanya.

"Ngelamunin apa?" Andy mengulang pertanyaannya. Sedangkan Resha terdiam sebentar.

"Maaf Pak, saya ngga bermaksud buat ngeelamun di jam kerja." Jelas Resha.

Kedua alisnya hampir bertaut karna merasa frustasi, takut-takut akan kena marah. Tapi ternyata dugaanya salah.

Andy duduk di depannya, lalu menariknya dengan pelan, membawa Resha untuk duduk lebih dekat.

"Ngga, saya cuma penasaran, kenapa sama wajah cantik kamu ini-"  ucapan Andy terhenti sejenak, mengangkat jemarinya, mengusap bawah mata Resha dengan perlahan, membuat Resha memejamkan satu mata yang tengah di usap.

"Keliatan lebih lelah dari biasanya." Tambahnya.

Resha sedikit tertegun, tapi segera menampik rasa berdebar pada hatinya saat sadar bahwa ini bukanlah hal yang benar. Binatang kali gue, semuanya di sukain.

Jadi dia segera berdiri, mengundurkan diri. "Saya lanjut kerja dulu pak___ permisi."

Usapan dari jemari Andy yang terlepas. Tangan itu melayang, merasakan kekosongan yang di tinggalkan sang pujaan hati.

Meninggalkan Andy, Resha malah menabrak Pangestu yang tengah berbincang dengan salah satu staf di restoran.

"Oh! maaf Mas!" Panik Resha. Melihat Pangestu yang hanya berdiri menatapnya. Resha pikir sang manager marah padanya. ketika jarak keduanya sudah dekat. Resha di kejutkan dengan tangan Pangestu yang mengusap punggungnya.

sedikit geli dan membuatnya gelisah. dia segera menghindar dengan perlahan. "Oh- mm___ saya ngga sengaja Mas, maaf ya."

Staff yang tadi di ajak berbincang dengan Pangestu sudah menghilang terlebih dahulu, membiarkan Resha di jebak rasa kecanggungan olehnya dan Pangestu.

"Saya mau lanjut kerja dulu deh ya mas, ___mau ke dapur lagi." katanya.

..

Reshaya.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang