5.

17.7K 1.6K 18
                                    



..



Kembali ke kegiatan Resha, masa ospek telah usai.

Tidak terasa Juga kalau Resha sudah menjalani masa 1 bulan menjadi seorang mahasiswa.

Resha memutuskan untuk tak mengambil kegiatan apapun selain belajar, pikirnya, toh Ia juga sibuk mengurus pekerjaan sana-sini.

Dan hari ini ada dua kelas yang harus Resha hadiri, itu juga masih tersisa setengah jam lagi.

Perutnya kelaparan, dan akhirnya Resha memutuskan untuk pergi ke kantin sekedar mengisi perut yang keroncongan.

Tapi sebelum itu, ia ingin pergi ketoilet untuk membuang beban air. Bersenandung sembari menyuci tangannya saat telah usai.

Baru saja ingin berbalik, tiba-tiba tangannya ditarik.

"Ouch!"

Resha di tarik kencang sampai dia hampir saja terjatuh, lalu setelahnya di bawa masuk kedalam toilet lagi.

"Apa-apaan sih?!"

"Res- kok lo berubah sih?" Namun rupanya, Axel yang baru saja mencegatnya.

"Hah? Paansih lo."

"Lo berubah Res, lo seakan akan udah ngga peduli lagi sama gue- lo udah ngga pernah kontak gue lagi." Axel menatap tajam kekasihnya.

"Maksudnya?"

"Res! Jangan pura-pura bego!" Sentak Axel.

"Apaan sih? Siapa yang pura-pura bego?" Jawab Resha cepat.

"Lo- lo kenapa jauhin gue hah?!" Axel mendorongnya ke tembok di himpitnya tubuh kecil Resha.

"Ah! Jauh-jauh dari gue!" Teriak Resha sebal.

"Kan bener apa yang gue bilang! Lo berubah res! Lo berubah!" Axel menekan tubuhnya pada Resha.

"Gini deh ya gue kasih pencerahan- kita- engga. gue sama lo, ngga ada kepastian sampe-sampe gue harus selalu on time bales chat lo!-"

Resha menarik nafasnya.

"Gini deh, gue puter balik nih ingatan lo, jaga-jaga lo pikun! Lo yang pertama kali, minta kesepakatan buat gue keliatan ngga kenal sama lo di depan umum!" jelas Resha menggebu, Resha terlihat tak bisa dikontrol.

"Lo kak yang pertama kali ngasih kesepakatan kaya gini." Air mata Resha akhirnya luruh, tapi tidak ada dari suaranya yang tersendat atau terisak

Matanya menunjukkan kekecewaan mendalam untuk Axel. "kan lo sendiri yang mau, kenapa lo jadi nyalahin gue?!"

"Tapi lo minggu lalu ketemu Jordan kan?!- lo sampe nginep dirumah dia." Axel tak peduli mungkin dengan kegelisahan Resha.

"Terus kenapa?!" Resha memekik.

"Hah?! Lo bilang kenapa?! Ngapain lo di sana? Ngewe lo sama si bajingan itu?! Caper lo sama keluarga jordan?! Hah?!" Axel menjambak helaian rambut Resha, membuat si submisif harus mendongak, meringis nyeri.

"Hahahaha gila aja lo-" suara Resha tercekat, butuh berapa waktu lagi untuk Axel membunuhnya?

"Gue pacar lo bukan sih? Ha?"

"Gini deh, kalo lo nuduh gue begitu- apa bedanya sama lo yang mesra-mesraan di depan umum sama si Wina, Eina itu?" Resha melemparkan tatapan marah pada Axel.

"Gini deh ya, lo kalo mau nuduh minimal lo juga harusnya punya alibi- tapi lo bahkan terang-terangan jalin hubungan sama si Win-" Resha membeberkan fakta meski kepalanya masih merasakan nyeri, mungkin rambutnya akan terlepas saat itu juga.

Reshaya.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang