..
"Gimana Re?" Resha, Gilang dan Yahsan beserta gengnya tengah menikmati makanan di kantin kampus.
"Apanya lang?"
Gilang merotasikan bola matanya malas.
"Ngga usah pura-pura ngga tau deh." Resha meragain orang yang siap-siap melempar sendok kearah Gilang abis itu.
"Ngomong yang jelas!" Sentak Resha.
Sedangkan Yahsan dan yang lain hanya bisa cengengesan, menurut mereka- meskipun interaksi dengan Resha bisa dihitung jari, mereka sudah sedikit lebih paham dengan perangai Resha yang kesabarannya setipis tisu dibagi dua.
Ilham yang ada disebelah Resha menahan tangan Resha.
"Sabar ya- Gilang emang suka buat darah tinggi." Ilham sembari modus memegang tangan Resha.
Resha menyentak tangan Ilham sedikit kencang.
"Lo juga sama aja! Udah dibilang jangan panggil Aya tetep aja kolot." semua tawa pecah- menertawakam Ilham yang malah kena semprot Resha.
"Ya apa? Gue masih belum nemuin tempat yang pas di kantong." Gilang menaruh sendok di atas tisu samping piringnya.
"Lah? Lo kan udah bolak balik sha." Resha mendelik.
"Ngentot lu! lu pikir segampang itu apa."
Yahsan berdiri untuk duduk lebih deket dengan Resha.
"Resha udah jangan marah marah, lanjutin aja makan nya ya." Resha kasih senyum ke Yahsan.
"Noh liat si Yahsan yang ganteng ini, kalian jangan bikin gue nambah emosi."
Gilang dan Ilham akhirnya hanya bisa menunduk akibat semprotan Resha, mereka juga mau di puji ganteng oleh Resha.
Ngomong ngomong, setelah terakhir interaksi di fakultas Jessica, Resha belum sempat bertemu mereka bertiga lagi.
"Tumben banget akhir-akhir ini lagi ngga pada keliatan, padahal sebelumnya mereka itu yang suka keliling buat ngelakuin hal hal random." pikirnya.
..
Resha duduk disini sendiri sembari menunduk memainkan ponsel, ditaman belakang kampus- kalau kaliam mencari Yahsan the gang dan Gilang.
Mereka sudah ada Dosen pengajar di kelas, sedangkan Resha masih belum waktunya, jadi ia masih bebas untuk sekedar keluyuran.
"Permisi." Resha mendongak.
"Siapa ya?" Tanya Resha pada orang yang ada didepannya.
"Boleh duduk?" Di jawab anggukan pelan Resha.
Didepannya ada laki-laki yang tinggi, tampan? putih, tapi kalau di cermati lagi, dia lumayan cantik.
"Kenalin ... gue Nazal." lelaki itu mengulurkan tangannya berharap bisa berjabat tangan dengan Resha.
"Iya ... gue Resha." sebentar, Resha tanpa sadar berpikir, sepertinya ia pernah dengar nama laki-laki ini.
"Lagi ngapain disini?"
"Uhh- ya gabut aja sih, Dosen belum ngajar." jawab Resha ramah.
"Susah banget mau ngajak kamu ngobrol doang sebenernya." Resha menikkan sebelah alisnya.
"Ya?"
Nazal tertawa pelan- dan Resha hanya bisa memperhatikan bulu mata Nazal yang tebal itu turun, terlihat cantik dimatanya.
"Kenapa malah ketawa?" sungut Resha
"Kamu lucu banget sih?" Resha melotot.
"Enak aja bilang aku lucu! Aku bukan badut." jawab Resha sewot.
"Tapi kamu emang lucu, Imut." Dan jawaban Nazal malah membuat Resha makin jengkel.
"Haha sorry oke?" Pinta Nazal.
"Tapi kamu emang beneran imut- I cant stand it!" Waduh! Ini orang pasti sedeng- batin Resha.
"Tenang aja aku bukan orang gila kok." nah kenapa orang-orang gampang banget baca isi kepala Resha sih?
"Kebaca dari ekspresi muka kamu" Resha cengengesan.
"Iyakah?" Dan tawa meledak dari Nazal yang malah Resha dapetin sebagai jawaban.
"Udah jamnya dosen gue ngajar nih-gduluan ya sha." tutur Nazal.
"Awas nanti diculik- penculik ngga tahan sama yang imut imut soalnya."
Dan perkataan Nazal barusan udah buat Resha ngecap Nazal sebagai orang teraneh didunia, ngga bakal ada yang mau nyulik dia, atau ngga penculiknya yang bakal kesusahan.
..
KAMU SEDANG MEMBACA
Reshaya.
AcakThe one and only. -Tidak di peruntukan bagi yang masih di bawah umur. Bijak dalam mencari buku yang akan di baca sesuai kebutuhan. Mohon kerja samanya.