-2 CELSIUS

985 171 5
                                    

-2 celsius

Tidak banyak yang mereka angkut ke mobil. Beomgyu bertugas menyetir, jadi dia enggan merepotkan diri. Kiwoo mengangkut tas berisi brosur penginapan mereka, Beomgyu hanya diam tanpa berkomentar. Taehyun akan pergi ke pusat kota untuk mengambil stok barang mereka yang tersisa sedangkan Beomgyu akan mulai membagikan brosur serta menahan turis agar mau mampir ke penginapan mereka.

Dari jauh, Beomgyu melihat badai akan segera datang, dan dia mengeryitkan dahinya. "Kita harus bergegas."

Taehyun mengangguk dan pamit. Mereka pergi berdua, dan Taehyun duduk di kursi sebelah Beomgyu. Kapan terakhir kali Beomgyu menyetir? Pria itu tidak ingat, namun refleksnya bagus dan dia bisa melajukan kendaraan beroda empat ini di atas salju. Berjalan dengan kaki yang terbaik, tapi akan membutuhkan waktu yang lama.

Mobil meluncur, melewati jalanan aspal yang dingin. Beomgyu fokus dengan setir, Taehyun dengan peta di tangan. "Kapan terakhir kali kau ke kota, Tae?"

"Dua bulan lalu? Aku tidak ingat, sih."

"Sepertinya ada yang berubah, sampai kau perlu melihat peta."

"Musim dingin ini yang terparah dan aku berusaha mencari jalan alternatif jika ada pemblokiran jalan atau pengalihan jalan. Kau tidak akan pernah tahu apa yang terjadi." Benar saja, baru saja mereka berkendara setengah jam, polisi lalu lintas menyuruh mereka berputar dan mengambil jalur yang lain karena ada pohon sangat besar yang tumbang, sehingga banyak mobil polisi di sana. "Tuh kan."

Beomgyu belum terbiasa dengan manusia-manusia ini. Bagaimana mereka terus mengatur yang lain, membenahi jalan, mengeruk salju atau berkendara lamban; manusia hidup dengan menghamburkan waktu singkat mereka. Dia tidak bisa protes sih, karena manusia di sebelahnya pun lebih asyik berceloteh soal ada banyak pilihan jalan mereka ke kota. Beomgyu melihat lampu lalu lintas dan papan penunjuk, memutar roda kemudi mulus kemudian mengambil jalan yang tadi Taehyun arahkan. Dia sangat tenang.

Taehyun melirik kecil dari kursinya. "Apakah kita akan dapat tamu?"

"Berhenti berpikir pesimis."

"Aku tidak pesimis!"

Beomgyu berdeham, kemudian mencengkeram kemudinya. Ada mobil yang ugal-ugalan di jalanan icin, dan dia menggeram samar. "Manusia sinting."

"Apa katamu?" sahut Taehyun.

Beomgyu mendecih dan mengabaikannya. Dia agak memelankan mobilnya, kemudian berhenti kala ada penutupan satu jalur. "Apa lagi sekarang?" Setidaknya ada belasan mobil yang berhenti di depan dan satu polisi membawa papan besar penunjuk agar mereka berhenti. Beomgyu mendesah ringan. Tidak disangka perjalanan ke kota cukup menyita energi. Di dalam mobil, aroma manisa Taehyun terus menggodanya. "Jadi kita harus menunggu?"

"Ya, kurasa hari ini lumayan ramai," kata Taehyun dan menyandarkan punggungnya. Tak banyak yang dapat mereka lakukan. Mobil lain pun berhenti dan terdengar umpatan serta bunyi klakson kencang dari belakang. Beomgyu bisa saja keluar dan mengamuk, tapi itu akan menyita lebih banyak energi. Jadi diam, dan berusaha menumpulkan indra penciumannya agar tidak tergoda terus menerus akan aroma Taehyun. Serius, ide siapa sih pergi berdua ke kota? Beomgyu menggeram, giginya kering dan dia merasa haus sekali.

Pria itu merasa tegang dan duduk melirik tajam Taehyun. Anehnya, Taehyun sama sekali tidak terusik, justru bersiul dan memandangi sekitar yang sejauh mata memandang hanya ada salju-salju, pepohonan, jalanan, dan mobil yang berhenti. Taehyun sangat manusia, dan itu membuat Beomgyu makin sadar perbedaan mereka. Vampir jarang merasakan emosi berlebih pada buruannya, dan manusia seperti Taehyun akan jadi mangsa yang empuk untuk vampir mana pun.

"Kau percaya vampir?"

Taehyun terhenyak dan menoleh. "Vampir? Apa maksudmu? Mereka tidak pernah ada. Mitos." Beomgyu langsung mengeryit dalam. "Mengapa?"

WHEN A COLD HITS US | beomtae ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang