8 CELSIUS

564 118 4
                                    

Warning! may contain slight graphic violence

8 celsius

Beomgyu berlari kencang. Paru-parunya bagai terbakar dan napasnya terengah-engah hebat. Beomgyu tidak memelankan kakinya, menerobos hutan dengan sekuat tenaga. Dahaga yang sempat teredam, kini muncul ke permukaannya. Matanya berkilat lapar, gigi menyembul dan seringainya makin naik. Ia mempertajam pendengarannya, menangkap banyak suara dari hewan-hewan liar. Ming sering memujinya pandai berburu hewan besar, mungkin hari ini pun begitu.

Beomgyu berhenti di dekat pohon besar. Ia memandang sekitar dan menunggu anak-anak rusa itu keluar dari persembunyiannya. Darah hewan tidak sebanding dengan darah manusia. Beomgyu berusaha mengingat-ingat darah hewan tidak memuaskan rasa hausnya, tapi ia tidak ingin mengambil risiko besar dengan menargetkan pemburu atau siapa saja yang kebetulan melintasi hutan. Rumor akan cepat menyebar, dan Beomgyu tidak mau menduga apa bencana yang akan terjadi kalau ia menyerang manusia.

Kau monster. Suara Taehyun bergaung di belakang kepala, Beomgyu mengetatkan rahang. Monster. Monster pengisap darah. Beomgyu mengusap bawah bibirnya, liurnya hampir menetes-netes.

Memang kenapa kalau ia monster sekarang? Apa itu penting?

Taehyun sudah membangun jarak besar sehingga Beomgyu tidak dapat menjangkau Taehyun. Beomgyu frustrasi bagaimana ia sangat rindu harum tubuh Taehyun dan hangat dekapannya. Beomgyu menanti sabar agar Taehyun siuman, justru kenyataan ini memukulkan telak. Taehyun sejauh mentari sekarang.

Beomgyu sudah menentukan targetnya. Ada anak rusa yang terpisah dari kelompok. Ia mengendap-endap kecil, berusaha meminimalisir bunyi di dekatnya hingga tubuhnya menerkam rusa itu. Beomgyu mengoyak leher rusa malang, dan mulai minum sepuasnya. Beomgyu terbatuk kecil, dan merasa energinya terpenuhi lagi. Ia membiarkan rusa itu sekarat dan berlari cepat meninggalkan tempat itu. Perasaan bersalah memenuhi hatinya, tapi haus dan panas di tenggorokan terus mencekiknya. Ia masih haus, sangat.

Beomgyu berlari menelusuri lebatnya hutan, melewati banyak pohon besar, bersembunyi dari apa pun yang melintas dan mulai mengawasi sekitar.

Monster.

*

*

Taehyun melipat surat dan menaruhnya di dekat nakas. Ia melongok ketika Pelayan J masuk dengan kereta besi penuh makanan. "Waktunya kau minum obat. Sersan menyuruhku agar kau makan dan minum obatmu tepat waktu." Ia menghentikan kereta di dekat ranjang Taehyun. Karena tidak memungkinan kursi roda untuk turun ke basemen, Taehyun resmi mendiami satu kamar VVIP ini dalam beberapa hari.

"Trims."

Pelayan J tersenyum dan menaruh alas lipat di atas paha Taehyun dan menaruh mangkuk penuh makanan. Ada lauk lezat, sup jagung hangat, roti, serta buah. Taehyun mencicipi supnya terlebih dahulu.

"Jika ada yang kau butuhkan, jangan sungkan untuk memanggil siapa saja. Kiwoo akan bolak-balik mengecek kondisimu," katanya. Pelayan J merapikan gelas bekas Taehyun, menaruhnya di kereta besinya. "Aku akan membereskan peralatan makan lima belas menit lagi.

"Terima kasih."

Pelayan J keluar dan menutup pintu kamar hati-hati. Selama Taehyun makan, di luar mereka mengurus tamu-tamu yang keluar dan datang. Kiwoo ekstra bekerja lebih dari seharusnya, Sam membantu juga, dan staf lain sangat sibuk membenahi kamar, mengurus makanan dan ruang makan, serta membersihkan salju di depan. Selama bos mereka sakit, mereka jadi penuh tanggung jawab. Ming masih betah menempati kamarnya, memperpanjang masa inapnya sedangkan Beomgyu sudah pergi nyaris tiga hari tanpa kabar. Sewaktu di Alcazar, Beomgyu sering bepergian lama jika berburu, tapi Ming cukup cemas.

WHEN A COLD HITS US | beomtae ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang