18 celsius
Karangan bunga memenuhi depan penginapan. Semua orang datang dengan pakaian hitam mereka. Beberapa menangis, mengenakan kacamata hitam mereka. Ada ibu dari supermarket yang biasa bertugas sebagai kasir dan mengingat Taehyun. Beberapa teman sekolah dan pengunjung yang kebetulan sedang ada di penginapan. Empat belas hari berlalu tanpa kabar, dan mereka menemukan mobil serta pakaian yang rusak dekat jurang. Kepolisian memutuskan bahwa kasus ditutup dan Taehyun dinyatakan tewas meski raganya tidak ditemukan juga.
Sersan memimpin acara pemakaman tersebut, menyambut pelayat yang datang dan mempersilakan mereka. Suasana berkabung sangat kental terasa. Beomgyu muncul, masih menangis sesenggukan seraya menaruh karangan lily putih ke peti mati Taehyun yang sebetulnya kosong itu. Hatinya remuk redam dan rasanya ia tidak pernah percaya wajah yang selalu membuat hatinya berbunga-bunga itu sudah tiada. Ia tidak percaya semua ini, berharap suatu waktu Taehyun muncul dan tersenyum usil.
Foto Taehyun ditaruh di dekat peti. Wajahnya sangat tampan dan senyum manisnya melekat indah. Taehyun-nya. Beomgyu menunduk dalam, Pelayan J menepuknya berusaha membuatnya tegas. Beomgyu mengangguk dan mundur sedikit. Ia tidak tahu bagaimana bisa Taehyun bisa tewas; namun dugaan sejauh ini mobilnya kecelakaan dan masuk jurang hingga dia tenggelam. Beomgyu sudah mendesak ayahnya agar menugaskan siapa saja untuk menyelidiki itu, tapi ayahnya hanya diam. Beomgyu tidak habis pikir. Beberapa hari ini, ia terus uring-uringan sampai tidak tidur ataupun makan. Pikirannya berceceran dan kedukaan terus menyelimuti tiap jengkal tubuhnya.
Pelayan J berdeham. "Ia tidak akan senang kalau kau seperti ini, Beomgyu. Jangan menangisinya terus."
"Aku... aku akan berusaha."
"Penginapan ini akan dijual sepertinya oleh Sersan. Aku tidak tahu bagaimana nasibku yang lain, jika akhirnya aku harus pergi, kau harus berjanji padaku untuk hidup dengan baik. Taehyun menitipkanmu padaku, katanya aku harus memastikan kau hidup dengan baik," katanya pelan. "Jadi, bersikaplah jantan dan hidup dengan baik, ya."
Beomgyu mendongak. Matanya memerah jelas dan ia langsung mendekap tubuh Pelayan J. Pelayat terus berdatangan, mengucapkan ucapan belasungkawa, sedangkan Beomgyu masih berdiri lemah dan menatap kosong peti mati itu. Hatinya nelangsa dan ia tidak tahu sampai kapan kesedihan itu terus menggerogotinya. Namun, ia sangat sakit. Melebih apa pun, rasanya dunia runtuh di depan matanya begitu cepat. Baru kemarin, ia dan Taehyun bercanda, baru kemarin ia mencicipi bibir Taehyun yang manis, dan baru kemarin Taehyun terus merengek bahwa Beomgyu terlalu sibuk.
Ia tidak pernah tahu bahwa ia akan mengenakan jas hitam, tapi bukan untuk menikahi Taehyun. Melainkan hadir di pemakaman pemuda manis tersebut. Ia tidak pernah sangka hari ini tiba; hari di mana ia sendirian lagi sebagai vampir yang putus asa, dan kehilangan manusia satu-satunya yang ia sayangi sangat tulus. Ia tidak pernah tahu bagaimana dunia ini berputar, atau bagaimana Taehyun-nya justru hilang dan tidak akan pernah terlihat di matanya. Taehyun-nya pergi sangat jauh dan tidak pernah ada jalan ke sana untuk vampir sepertinya. Taehyun hanya akan jadi memori yang bercokol di kepala.
Taehyun, aku mencintaimu hari ini dan seratus tahun ke depan.
Beomgyu menyingkir sebentar, menenangkan dirinya yang masih sangat emosional. Pelayan J menawarinya minum sewaktu ia duduk. Beomgyu sangat lemas sampai ke tulang, kesadarannya mengabur dan melayang-layang. Ia minum masih dengan tatapan kosong, dan menatap linglung peti mati yang dikerubungi orang-orang yang berdatangan. "Apakah mungkin.... Taehyun kembali...."
"Sudah, tenangkan dirimu."
"Dia tidak mungkin pergi seperti ini. ia tidak mengucapkan apa pun padaku, dan pergi." Ia mencelus. "Tidak adil."
Orang terus berdatangan dari pintu depan, semuanya berbaur satu sama lain. Menangis dan menguatkan. Ruangan penuh dengan lautan manusia dalam pakaian hitam. Tapi semuanya tidak penting, di ruangan seramai ini, Beomgyu tetap merasa sendirian. Karena bukan Taehyun yang di sini, dan tidak ada Taehyun di mana-mana.
TAMAT
.
.
Makasih banyak buat yang udah ngikutin lika-liku perjalanan bamtyun di sini, Mohon maaf kalau aku updatenya lama dikarenakan urusan di real life yang sangat memusingkan. Aku juga mau minta maaf selama cerita ini dituliskan, mungkin ada satu dua hal yang mungkin aja kurang mengenakan buat kalian. Maafin ya, guys.
Makasih banyak udah bersabar sama cerita ini. Endingnya memang membagongkan tapi mungkin ada satu dua bonus chap yang masih entah kapan rilis sih wkwkwk makasih udah sayang sama bamtyun <3 kayak yang udah aku sampein di twt, mungkin ini bakal jadi cerita terakhir aku untuk sementara, karena aku kewalahan sama real life yg super sibuk dan aku memutuskan buat ambil hiatus dulu. Jangan bosen-bosen sama aku, sama cerita aku, dan terlebih sama bamtyun. Aku mau pamit sebentar dulu, and see you when i see you! jangan lupa mam yh hehehe <3 ily
KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN A COLD HITS US | beomtae ✔
FanficBeratus-ratus tahun silam, kaum vampir dan manusia hidup berdampingan dengan rukun. Hingga bencana datang, kedua kaum itu mulai berselisih dan memicu perang. Manusia yang selamat membangun peradaban baru. Hidup dalam kelompok dan prinsip mereka. Di...