4 CELSIUS

653 135 1
                                    

Warning! slight 17+

4 celsius

Taehyun berangsur-angsur menarik diri, kemudian kesibukan siang sampai sore hari itu menyita waktu mereka. Taehyun sebenarnya berusaha menghidari Beomgyu (pria itu agak bingung karena Taehyun lincah menghindarinya), dan berlanjut di meja makan. Pelayan J memasak salmon dengan bumbu teriyaki sampai Kiwoo dan yang lain berebut untuk mendapatkan potongan terakhir.

"Besok sekitar setengah tamu kita akan check out yang berarti adalah hari bersih-bersih. Aku akan mau yang lain mengurus laundry, sedangkan aku akan mulai mencari tamu dekat sini. Oh ya, kita butuh mengganti gorden dan karpetnya." Taehyun menyantap puding cokelatnya. "Apakah ada pertanyaan?"

Beomgyu mengangkat tangannya. "Bagaimana denganku? Apakah aku boleh ikut denganmu?"

"Kau mengurus bagian depan penginapan. Saljunya sudah tebal, tuh."

"Tapi aku akan mengurus itu dengan cepat dan ikut denganmu. Bagaimana?"

Taehyun mengerang. "Aku bisa sendiri. Jadi kau membantu yang lain untuk mengeringkan sprei atau apa pun," tukasnya. Ia bangkit dan membawa piring kotornya ke bak cuci. Yang lain lanjut mengobrol dan bersulang. Taehyun mencuci piringnya dan tumpukan piring lain. Seseorang meraih sarung tangan dan ikut membantu. "Beomgyu."

"Aku mau bantu dan berhenti... menghindar."

"Aku tidak menghindar." Taehyun memutar keran kemudian membasuh beberapa sendok dan mangkuk. Ia mencuci gelas-gelas dan menyabuni dengan cepat. Beomgyu tidak kalah cepat dan meraih piring-piring. "Beomgyu."

"Jangan mengelak. Kau terus menghindariku dari tadi, aku pikir kita baik-baik saja," katanya dengan wajah miring. Benar, Taehyun menghindari kontak mata. "Tatap aku."

"Itu hanya perasaanmu saja."

Beomgyu berdecak, kemudian meraih piring terakhir. Taehyun bertugas membilas semuanya dan menata di rak terbuka agar airnya dapat turun. Mereka bertatapan sejenak namun Taehyun menunduk dan membersihkan bak cuci.

"Taehyun, aku tidak mengerti. Apakah aku melakukan kesalahan? Mengapa kau jadi... dingin?"

"Itu hanya perasaanmu," ulangnya. Taehyun pun selesai. Ia menggantung spons dan melepaskan sarung tangannya, seraya menaruhnya tidak jauh. "Aku mau tidur."

Beomgyu tidak mundur, jadi mereka berdua turun ke basemen. Dengan cahaya remang-remang, Taehyun berdebar tidak karuan. Beomgyu terus mengikutinya hingga dia berada di ruang tengah yang hangat. "Taehyun, tatap aku."

"Semuanya baik-baik saja. Aku hanya capek, kok."

Beomgyu menarik pinggang Taehyun jadi Taehyun tidak bisa pergi lagi. Pria itu memiringkan wajah. "Mau peluk?" tanyanya lembut, membuat Taehyun berdesir.

Teori #1. Jika Beomgyu vampir, mengapa dia selalu bersikap sehangat ini? Taehyun berdebat dalam hari. Ia membiarkan Beomgyu menyampirkan kedua tangan di sekitar pinggangnya, dan merapatkan tubuh mereka. Beomgyu selalu bisa diandalkan. Dia hangat dan pekerja keras. Dia tidak pernah mau Taehyun sedih dan dia sangat baik. Taehyun mengabaikan raungan di kepalanya. Kau yang sadar sendiri! Dia tidak terdengar punya detak jantung! Bagaimana soal peringatan dari Sersan? Apakah kau mau melupakan itu semua?

Pikiran dan suara di kepalanya tumpang tindih, tidak mau mengalah. Tapi Taehyun tahu, Beomgyu punya mata cokelat paling indah, yang seperti lelehan cokelat, yang membuatnya merindukan perapian dan selimut hangat di hari bersalju.

"Aku baik-baik saja."

Beomgyu memiringkan wajah lebih dekat dan memagut bibir Taehyun yang membuka. Ciumannya ringan namun membuat Taehyun perlu meremas bagian bahu kemeja Beomgyu. Beomgyu memandu bibir Taehyun agar mencicipi bibirnya yang terasa lembap dan manis. "Hm..."

WHEN A COLD HITS US | beomtae ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang